Tandingi ChatGPT, Google Hadirkan Proyek AI Terbaru AI Bard


Google

Google

Google memperkenalkan sebuah proyek artificial intelligence (AI) yaitu AI Bard yang akan menandingi ChatGPT buatan OpenAI. Tentunya, Google tidak bisa diam saja melihat sepak terjang ChatGPT yang sukses meraih 1 juta pengguna dalam lima hari.

CEO Google Sundar Pichai mengatakan Bard menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas model bahasa besar. Bard menggunakan informasi dari web untuk memberikan tanggapan yang segar dan berkualitas.

"Kami sedang mengerjakan layanan AI percakapan eksperimental, didukung oleh LaMDA, yang kami beri nama Bard. Hari ini, kami mengambil langkah maju dengan membukanya untuk penguji terpercaya sebelum membuatnya tersedia lebih luas untuk umum dalam beberapa minggu mendatang," kata Pichai dikutip dari Infokomputer.grid.id, Selasa.

Pada tahap awal, Google akan menggunakan model ringan (light model) LaMDA yang membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih sedikit, memungkinkan Google untuk menjangkau lebih banyak pengguna, sehingga mendapatkan lebih banyak feedback dari pengguna.

LaMDA atau Language Model for Dialogue Applications adalah kecerdasan buatan berbasis bahasa dan percakapan atau sejenis chatbot. Sistem chatbot itu menggunakan model bahasa Google dan triliunan kata yang berasal dari internet.

Dalam pengembangannya, Google pun akan menggabungkan feedback eksternal dengan pengujian internal untuk memastikan respons Bard memenuhi standar kualitas, keamanan, dan landasan yang tinggi dalam informasi dunia nyata.

“Anda akan melihat fitur AI Bard di kolom Search yang akan menyaring informasi dan memberikan berbagai perspektif ke dalam format yang mudah dicerna, sehingga Anda dapat dengan cepat memahami gambaran besarnya," kata Pichai.

Dalam postingan di Medium, Blake Lemoine yang merupakan insinyur Google di divisi Responsible AI mengungkapkan LaMDA punya akal budi seperti makhluk hidup.

Lemoine menyatakan tugasnya adalah menguji coba apakah kecerdasan buatan itu bisa merespons pertanyaan menggunakan ujaran diskriminatif atau kebencian.

"Tim kami - termasuk ahli etika dan teknologi - telah meninjau kekhawatiran Blake sesuai Prinsip AI kami dan telah memberi tahu dia bahwa bukti tidak mendukung klaimnya," kata juru bicara Google Brian Gabriel kepada The Washington Post, dikutip dari Engadget.

Perusahaan teknologi raksasa mulai menjadikan chatbot artificial intelligence (AI) ChatGPT sebagai ancaman utama terhadap bisnis mereka. Google, Apple, Baidu berlomba-lomba mengembangkan layanan serupa dengan chatGPT.

Terutama Google yang patut waspada karena ChatGPT menawarkan layanan yang serupa dan lebih akurat ketimbang mesin pencari Google. Baru-baru ini Google mengembangkan bot Apprentice Bard yang berbasis artificial intelligence (AI) untuk menantang ChatGPT.

Sebelumnya CEO Google Sundar Pichai telah mendeklarasikan status perusahaan "Kode Merah" yang berarti perusahaan harus waspada dan fokus terhadap sepak terjang ChatGPT. Google pun meningkatkan akselerasi pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan menyiapkan 20 produk berbasis artificial intelligence (AI) tahun ini.

Salah satu produk AI Google terbaru adalah chatbot "Appretice Bard" yang menggunakan teknologi percakapan Google LaMDA. Apprentice Bard berfungsi seperti ChatGPT dimana pengguna dapat mengetik pertanyaan atau permintaan di kotak teks dan kemudian mendapatkan tanggapan tertulis seperti dikutip Gizmochina.

Hebatnya, Apprentice Bard mampu memberikan informasi terkini, sesuatu yang tidak mampu dilakukan ChatGPT karena ChatGPT hanya memiliki pengetahuan terbatas tentang apa pun yang terjadi setelah 2021.


Bagikan artikel ini