Halodoc Terapkan Teknologi AI untuk Tingkatkan Layanan


Halodoc

Logo Halodoc

Halodoc, platform telemedicine seluler pertama di Indonesia menerapkan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buata untuk layanan kesehatan yang ditawarkannya. AI di Halodoc didukung dengan Late Stage Accelerator dari Google. AI diterapkan untuk menyempurnakan cara dokter menerima masukan.

Indonesia saat ini memiliki populasi yang sangat besar sehingga terkadang akses cepat dan tepat terhadap perawatan kesehatan menjadi tantangan. Adanya tantangan tersebut membuat Halodoc hadir sebagai telemedicine seluler pertama yang dapat membantu menghubungkan masyarakat dengan dokter dengan mengatur janji konsultasi, pengiriman obat, serta tes kesehatan.

Halodoc sendiri menggunakan kecerdasan buatan yang berpusat pada manusia atau human-centered artificial intelligence (HAI). Teknologi HAI ini merupakan area penelitian baru yang menggunakan masukan dari pengguna manusia secara terus menerus untuk meningkatkan cara kerja sistem AI dan memberikan pengalaman yang lebih baik untuk para penggunanya.

Halodoc yang didukung Late Stage Accelerator dari Google membentuk sebuah tim yang terdiri dari dokter, data scientist, engineer, manajer produk, dan peneliti untuk menentukan cara teknologi dapat mendukung dokter di Indonesia. Late Stage Accelerator sendiri adalah program Google untuk membantu startup-startup yang memiliki potensi, seperti Halodoc.

Tim yang dibentuk bersama Google tersebut berhasil mengidentifikasi pendekatan khusus berupa AI untuk mereplikasi proses mentoring serta mereplikasi masukan yang diterima dokter junior dari dokter yang lebih berpengalaman di rumah sakit.

Pendekatan khusus yang berhasil diidentifikasi tersebut menjadi sebuah proses penting untuk meningkatkan kualitas perawatan. Namun, masih sulit untuk pendekatan ini direproduksi dalam skala besar.

Halodoc sebagai penyedia layanan kesehatan seluler ingin menciptakan cara yang mudah untuk memberikan masukan di bidang kesehatan virtual. Maka dari itu, Halodoc bekerja sama dengan ahli machine learning dari dari Google di Late Stage Accelerator untuk menentukan pendekatan terbaik.

Dipandu Google, para engineer di Halodoc menerapkan Natural Language Processing (NLP) dalam bahasa Indonesia untuk mengukur, memberi peringkat, dan memberikan insight yang dapat memberikan informasi pada dokter saat membuat keputusan untuk pasien di seluruh Indonesia, dengan menggunakan data dari ribuan konsultasi guna melatih model machine learning.

Pada saat dokter membuka aplikasi Halodoc, mereka bisa melihat informasi kinerja mereka yang didasarkan pada waktu respon serta metrik indeks kualitas. Dokter juga akan melihat saran tindakan untuk semakin meningkatkan kualitas konsultasi. Selain itu, dokter juga bisa memilih untuk menerima dan mendapat pelatihan lebih lanjut dari dokter senior jika diperlukan.

Berkat penerapan AI untuk meningkatkan layanan, rating Halodoc pun meningkat. Saat ini, Halodoc memiliki pengguna sebanyak lebih dari lima persen penduduk Indonesia. Kurang dari enam bulan, rating Halodoc yang kini menerapkan AI meningkat dari 4,5 ke 4,8 bintang. Para dokter pun memiliki peningkatan skor dokter sebanyak 64 persen.

Bersama dengan Google, Halodoc ke depannya berharap dapat terus menyederhanakan infrastruktur perawatan kesehatan Indonesia serta memajukan pelayanan AI di bidang kesehatan secara global.


Bagikan artikel ini