Horangi Cyber Security Hadirkan Solusi Keamanan di Google Cloud


Google Cloud

Google Cloud

Horangi Cyber Security, startup keamanan asal Singapura mengumumkan bahwa solusi keamanan mereka yang bernama Warden kini telah tergabung dengan Google Cloud Platform (GCP). Bergabung dengan GCP, Warden kini menjadi solusi keamanan multi-cloud.

Warden merupakan solusi keamanan komputasi awan unggulan dari Horangi dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2019. Solusi keamanan ini telah digunakan oleh berbagai perusahaan, seperti SingLife, Ninja Van, Mekari, dan Wallex.

Setelah bergabung dengan GCP, kini pelanggan GCP dapat menggunakan Warden sebagai titik untuk melakukan evaluasi terhadap postur keamanan dan kepatuhan mereka, menyelesaikan pelanggaran kepatuhan, serta menghasilkan laporan kepatuhan yang siap untuk di audit guna memenuhi berbagai standar seperti ISO 27001 dan GCP-CIS.

Paul Hadjy, CEO dan Co-Founder Horangi menyampaikan bahwa penelitian terbaru yang dilakukan Horangi mengenai perangkat keamanan cloud computing atau komputasi awan menunjukkan, ada indikasi bahwa 99 persen dari pemindaian infrastruktur cloud memiliki kerentanan keamanan.

“Warden berupaya memperkuat fitur keamanan multi-cloud dan otomatisasi kepatuhannya. Tujuan kami adalah menyediakan pertahanan infrastruktur self-healing komputasi awan kepada pengguna sehingga dapat mendeteksi dan merespon ancaman secara real-time dan otomatis mencegah konfigurasi yang menonjol,” jelas Hadjy, Kamis (20/10/2020).

Hadjy juga menjelaskan, jika lingkungan multi-cloud yang bisa dikelola dengan baik dapat memberikan kontribusi pada postur risiko yang lebih kuat. Hal ini karena perusahaan kemudian dapat mendistribusikan beban kerja mereka ke berbagai jaringan yang berbeda sehingga menjadikannya lebih tangguh terhadap gangguan layanan dan keamanan siber.

Data dari IDC sendiri menunjukkan, bisnis di kawasan Asia Pasifik yang dibangun di atas Google Cloud tumbuh dengan kecepatan sebesar 35 persen dari tahun ke tahun.

IDC juga memprediksi, pada tahun 2021 90 persen perusahaan di wilayah APEJ akan memanfaatkan server campuran antara cloud computing pribadi atau khusus dengan platform sebelumnya yang memenuhi kebutuhan infastruktur dan bisnis mereka.

Selain IDC, lembaga Gartner pun memproyeksikan pasar layanan cloud computing publik di seluruh dunia akan tumbuh dari US$182,4 miliar di tahun 2018 ke US$331,2 miliar di tahun 2022. Selain itu juga diproyeksikan suatu tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 12,6 persen.

Maka dengan pasar cloud computing yang semakin matang dan berkembang tersebut, tim keamanan siber tentu membutuhkan satu tampilan antar muka yang bisa membangun serta mengelola infrastruktur komputasi awan mereka sesuai dengan praktik keamanan terbaik.

Mendukung hal tersebut, Horangi memperkenalkan fitur remediasi oleh Warden yang bsia membantu pengguna untuk mengurangi waktu yang dihabiskan dalam perbaikan keamanan hingga 90 persen. Fitur yang kini hadir di GCP membuat pengguna tidak perlu repot melakukan beberapa langakh perbaikan secara manual untuk satu masalah saja.

“Integrasi dengan GCP menjadi pilihan mutlak bagi kami, karena tingkat penggunaan yang cukup luas di startup dan perusahan. Warden merupakan salah satu dari beberapa platform cloud computing yang memiliki pusat data di Indonesia, sehingga telah sejalan dengan ketentuan industri terkait regulasi data di kawasan Asia Tenggara,” tutur Hadjy.

Hadjy menambahkan, pihaknya juga melihat ada ketertarikan sangat besar dari industri layanan finansial serta fintech yang berbasis di Singapura, di mana mereka ingin patuh terhadap Otoritas Moneter Singapura.

Sampai saat ini, Warden yang jadi solusi keamanan unggulan dari Horangi telah menyelesaikan 18 juta pemindaian secara regional sejak diluncurkan. Selain itu, Warden juga menciptakan lebih dari 200 peraturan keamanan siber serta mendukung sembilan standar kepatuhan global.


Bagikan artikel ini