Kantor Imigrasi Jakarta Pusat Luncurkan Robot Virtual Berbasis AI


Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat menciptakan sebuah inovasi sebagai langkah persiapan penilaian Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. Inovasi ini dilakukan dalam layanan digital dengan meluncurkan Si SISCA (Imigrasi Sistem Chat Advisor).

Si SISCA meupakan sebuah program komputer berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, alias robot virtual yang dapat mensimulasikan percakapan layaknya manusia. Teknologi ini juga dikenal sebagai asisten digital yang dapat membantu memproses permintaan pengguna dan memberikan jawaban relevan dengan cepat.

Pemasangan fitur Si SISCA sendiri dilakukan pada situs Kantor Imigrasi kelas I Non TPI Jakarta pusat, dan dijelaskan oleh Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Pusat Barron Ichsan memberikan banyak manfaat bagi kinerja organisasi. Salah satunya adalah melayani pertanyaan masyarakat di luar jam operasional Kantor Imigrasi, yakni pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.

“Adanya keterbatasan jam kerja, membuat fitur LiveChat yang sebelumnya digunakan pada website tidak dapat menampung pertanyaan masyarakat di luar jam operasional. Sejak dipasangnya Si SISCA, Petugas Imigrasi terbantu untuk menjawab pertanyaan pemohon keimigrasian,” kata Barron dalam sosialisasi Si SISCA di Kantor Imigrasi Jakarta Pusat, Selasa (15/6/2021).

Selain itu, keberadaan fitur Si SISCA juga membantu Petugas Imigrasi untuk menjawab pertanyaan pemohon keimigrasian tanpa harus berbicara dan bertatap muka secara langsung. Si SISCA pun dirancang dengan jawaban-jawaban otomatis yang akan dikirimkan kepada pemohon dengan kata kunci yang sudah ada dalam sistem.

Melalui kata kunci ini, pemohon yang mengetikan kata kunci bisa langsung memperoleh jawaban otomatis dari Si SISCA dan jawaban tersebut bisa relevan dengan pertanyaan yang diajukan oleh pemohon keimigrasian.

“Oleh karena itu, layanan berbasis digital dinilai sangat penting dalam menaggulangi permintaan yang tinggi oleh masyarakat terkait informasi keimigrasian,” jelas Barron.


Bagikan artikel ini