Industri 4.0 di Indonesia Semakin Maju dengan Jaringan 5G


Ilustrasi Industri 4.0

Ilustrasi Industri 4.0

Jaringan 5G disebut dapat mendorong industri 4.0 di Indonesia untuk semakin maju, karena generasi kelima jaringan internet ini dapat membawa efisiensi dan produktivitas yang lebih besar bagi industri. Hal ini disampaikan oleh raksasa teknologi asal Cina, Huawei.

“5G adalah kunci untuk internet of things [IoT] industri, intelligent manufacturing, dan kolaborasi cloud. Semua ini adalah faktor utama untuk industri 4.0,” kata Regional Marketing Expert Carrier Network Business Group (CNBG) Huawei, Martin Wan dalam keterangannya, melansir dari JakartaGlobe.id, Rabu (30/3/2022).

Kapasitas jaringan mobile dari 5G yang ditingkatkan, fleksibilitas, serta latensi yang sangat rendah juga memberikan berbagai use case dalam industri. Salah satunya, adalah produksi pintar atau smart manufacturing.

Selain itu sebagai contoh, penglihatan mesin yang didukung 5G akan mempermudah pengecekan kualitas produk dengan memberikan peringatan dini serta penemuan celah masalah. Hal ini pun akan meningkatkan standar inspeksi produk manufaktur.

“Ada banyak keuntungan dari 5G untuk pabrik. Kita dapat meningkatkan produktivitas karena 5G dapat mengotomatisasi seluruh proses produksi. Tidak hanya itu, kita juga dapat meningkatkan kualitas produk, karena mesin jauh lebih akurat dalam mendeteksi kesalahan dibandingkan dengan manusia,” jelas Martin Wan.

Contoh lainnya dalam use case 5G di ranah industri, adalah pelabuhan pintar atau smart port, di mana di pelabuhan, hanya ada satu orang yang mengontrol satu rubber tyred gantry (RTG). Pembagian peran kerja ini tidak hanya tidak efisien, tetapi juga bisa berbahaya bagi para pekerja.

Memanfaatkan remote control 5G, satu orang di pelabuhan dapat mengontrol 4 RTG. Solusi ini akan menghadirkan lingkungan kerja yang lebih aman, karena pekerjaan di luar ruangan bisa dialihkan ke dalam ruangan. Menurut Huawei, kegiatan menaikkan muatan kapal juga bisa meningkat antara 15 hingga 20 kali lipat dengan pelabuhan pintar berbasis 5G.

Sementara untuk Indonesia sendiri yang memiliki sumber mineral melimpah menjadi rumah untuk berbagai perusahaan tambang. Kinerja tambang kemudian dapat didukung dengan memanfaatkan teknologi 5G.

“Dua kekhawatiran teratas mengenai perusahaan tambang adalah keamanan dan efisiensi. 5G dapat menjadi solusi untuk dua kekhawatiran ini melalui truk dan eskavator tanpa pengemudi, serta artificial intelligence [AI] untuk mengawasi mining belt conveyor,” tutur Martin Wan.

Huawei sendiri di Indonesia telah mendukung berbagai operator telekomunikasi seperti Telkomsel dan Indosat Ooredoo Hutchison untuk menggelar jaringan 5G di berbagai kota, meskipun baru di beberapa kota besar seperti Jakarta, Solo, Medan, Balikpapan, Surabaya, Makassar, Bandung, Batam, dan Denpasar.

Selain itu, Huawei beberapa waktu lalu juga mendukung Telkomsel untuk menyediakan jaringan 5G mmWave di ajang balap motor MotoGP Mandalika. Penonton yang hadir dapat mencoba demonstrasi futuristik berbasis 5G, termasuk robot humanoid, cloud gaming, drone 5G, serta virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) untuk instruksi pekerjaan industri.


Bagikan artikel ini