Awasi Pertambangan Minerba, Kementerian ESDM Manfaatkan AI dan ML


Artificial Intelligence Industri

Ilustrasi Industri Artificial Intelligence

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (SDM) terus memperkuat pengawasan terhadap usaha pertambangan mineral dan batubara (minerba) di Indonesia. Peningkatan pengawasan ini pun dilakukan dengan menggunakan kombinasi teknologi artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML).

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Sujatmiko mengatakan bahwa kombinasi teknologi AI dan ML untuk pengawasan pertambangan minerba dilakukan untuk mengolah citra dan set data geo.

“Kami akan terus melakukan pengawasan yang terpadu dengan menggunakan kombinasi media digital sehingga perbaikannya dapat dilakukan segera,” kata Sujatmiko dalam keterangannya, Senin (12/7/2021).

Sujatmiko kemudian melanjutkan, optimalisasi teknologi untuk pengawasan tambang minerba dengan AI dan ML ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang lebih besar terhadap aktivitas pertambangan serta meningkatkan kontribusi minerba dalam perekonomian nasional.

Sebagai informasi, sumber daya cadangan batubara di Indonesia saat ini mencapai 143,7 miliar ton dengan 38,8 miliar ton diantaranya dimanfaatkan pemerintah untuk menjawab isu-isu dalam energy trilemma, yaitu ketahanan energi, keterjangkauan energi, dan keberlanjutan energi.

“Walaupun banyak orang mengatakan batubara ini sebagai sumber energi yang kotor, namun sesungguhnya batubara ini bisa digunakan untuk sumber energi yang berkecukupan dan terjangkau untuk masyarakat dan peduli terhadap lingkungan,” tutur Sujatmiko.

Pada 2020 lalu, produksi batubara nasional sendiri mencapai jumlah 564 juta ton, yang 138 juta ton diantaranya digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Sujatmiko menuturkan bahwa jika batubara tidak ada, maka tarif listrik tidak akan semurah saat ini.

Selain itu, sebagai kepedulian Kementerian ESDM terhadap lingkungan maka pemerintah melalui Kementerian ESDM terus mendorong diterapkannya teknologi dengan clean coal technology.

“Ini tentu memenuhi amanat sebagai sumber energi dengan emisi karbon yang rendah,” jelas Sujatmiko.


Bagikan artikel ini