Konsolidasi Industri Telekomunikasi Percepat Pengembangan 5G


Jaringan 5G

Ilustrasi Jaringan 5G

Konsolidasi industri telkomunikasi dinilai menjadi salaah satu strategi utama menuju transformasi digital di Indonesia sekaligus dalam menyongsong era pengembangan teknologi 5G.

"Konsolidasi industri seluler merupakan sebuah keharusan, karena dapat memacu efisiensi spektrum, menciptakan kompetisi industri yang sehat, memperluas cakupan, hingga meningkatkan kinerja layanan internet," ujar Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi dalam keterangannya, Selasa (27/4).

Heru menjelaskan pentingnya konsolidasi industri telekomunikasi diharapkan dapat menciptakan perusahaan yang memiliki keuangan yang sehat, kuat dan mampu melakukan investasi untuk pengembangan layanan berkualitas kepada publik.

Menurutnya indikator industri telekomunikasi bisa tercermin dari kemampuan pengembangan jaringan infrastruktur, terjadinya konsolidasi operator seluler, berkembangnya platform dan aplikasi teknologi hingga berlangsung transformasi bisnis big data dan coorporate culture. 

"Dari sisi waktu konsolidasi antar operator telekomunikasi harus disegerakan, karena teknologi terus berkembang dan butuh persiapan menuju era 5G," tambahnya.

Menurut catatan, saat ini terdapat tujuh operator telekomunikasi yang beroperasi di Tanah Air, namun hanya sedikit yang membukukan laba positif, selebihnya menderita kerugian yang semakin besar.

Menurut Heru, di Indonesia jumlah operator sebaiknya cukup 3-4 perusahaan. Ini ideal karena tingkat kompetitifnya juga masih bisa terjaga.

Diketahui, wacana penggabungan antara PT Indosat Ooredoo Tbk dengan PT Hutchinson 3 Indonesia (Tri) belakangan semakin mengemuka, bahkan diproyeksikan selesai pada April 2021.

Heru Sutadi menjelaskan konsolidasi antar operator telkomunikasi juga akan berimplikasi pada kebutuhan frekuensi jaringan untuk memberikan layanan berkualitas pada pelanggan terutama dalam menggelar jaringan 5G.


Bagikan artikel ini