KORIKA: AI Jadi Lompatan Inovasi Teknologi 4.0 Menuju Masa Depan


Ketua Umum KORIKA Hammam Riza Paparkan Stranas Kecerdasan Artifisial

Ketua Umum KORIKA Hammam Riza Paparkan Stranas Kecerdasan Artifisial

Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Rapat kerja Nasional BPPT 2021 menjelaskan persaingan dalam menguasai teknologi Artificial Intelligence (AI)  sudah sama dengan space war di era perang dingin. Siapa yang menguasai AI, dia yang akan berpotensi menguasai dunia. Menghadapi perang AI saat ini kita memerlukan Indonesia yang bisa memproduksi teknologinya sendiri.

Kecerdasan artifisial dengan pembelajaran mesin (machine learning), sains data, cloud dan jaringan 4G/5G mendorong percepatan transformasi digital di berbagai sektor pembangunan di Indonesia, melalui ekosistem inovasi ABCG.

"AI saat ini telah memasuki tahapan-tahapan baru akibat dari perkembangan daya komputasi dan dari kemampuan algoritma maupun dari ketersediaan data yang sungguh luar biasa sampai mengalami sebuah evolusi," jelas Ketua Umum KORIKA, Hammam Riza dalam paparannya di webinar Cloud Computing Indonesia Conference 2022 : Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial di Indonesia, Senin (4/4/2022).

Hammam menambahkan, kecerdasan artifisial menjadi lompatan inovasi teknologi 4.0 menuju masa depan Indonesia. Dalam melakukan lompatan inovasi tersebut, Hammam mengharapkan talenta digital menguasai pembelajaran mesin (machine learning), penglihatan komputer, (computer vision), dan pemrosesan bahasa alami (natural language processing).

Hammam juga menjelaskan mengenai Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) yang merupakan legacy perjalanan Indonesia untuk menghasilkan dokumen strategi nasional yang telah diluncurkan pada tanggal 10 Agustus 2020 yang dibuat oleh kolaborasi antara BPPT serta orkestrasi Quad-Helix (Pemerintah, Industri, Akademis, dan Komunitas).

"Stranas KA memuat arah kebijakan nasional dalam pengembangan teknologi KA yang berfokus di lima bidang prioritas utama: layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, serta mobilitas/kota cerdas," tutur Hammam. 

Kelima bidang prioritas ini kita pilih karena bidang-bidang ini dapat menghela sektor-sektor pembangunan lainnya yang menjadi bagian orkestrasi untuk mencapai Indonesia Grand Vision 2045 yang berbasis pada empat pilar utam yaitu riset dan inovasi industri, data dan infrastruktur, perkembangan talenta AI, serta etika dan kebijakan.

Setelah itu, BPPT menginisiasi Pusat Inovasi Kecerdasan Artifisial (PIKA) sebagai bridging pembentukan lembaga orkestrasi. Dalam hal ini, PIKA bertugas mewadahi persiapan lembaga orkestrasi yang akan mengawal implementasi Stranas KA, perumusan peraturan presiden untuk Stranas KA, pengembangan pedoman KA, dan perancangan program kegiatan yang mendukung pengembangan talenta KA dan penyediaan infrastruktur untuk inovasi KA.

Sesuai dengan tugas PIKA dalam mewadahi persiapan lembaga orkestrasi yang akan mengawal implementasi Stranas KA, maka pada Agustus 2021 dibentuklah Lembaga Orkestrasi Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial Indonesia (KORIKA). Korika merupakan suatu organisasi orkestrasi berbasis nilai dan Quad Helix didirikan sebagai suatu keberlanjutan dari Stranas KA. 

Menurut Hammam, KORIKA memiliki dua hal penting dalam melakukan perluasan inovasi yaitu eksplorasi peluang bisnis di industri AI. Dalam hal ini, KORIKA memperluas ruang diskusi dan eksplorasi potensi permasalahan yang dapat disolusikan dengan AI, memperluas network terhadap talenta, service provider, termasuk startup di bidang AI. Bergabung bersama KORIKA dapat meningkatkan peluang kolaborasi bisnis dan investasi dibidang AI.

Hammam melanjutkan, hal kedua adalah peluang inovasi model bisnis untuk orkestrasi percepatan inovasi AI. KORIKA dirancang sebagai orkestrator berbasis nilai dan akan menjadi tantangan tersendiri bagi perancang model bisnis untuk memetakan kepentingan dan kebutuhan dari setiap helix, dan merangkai dalam model shared economy yang memberikan motivasi natural berlandaskan benefit yang diharapkan menjadi katalis dari percepatan inovasi AI di Indonesia.

Kasus pemanfaatan (use cases) kecerdasan artifisial Indonesia tahun 2021 sebagai bukti karya inovator Inodonesia dalam memproduksi teknologi terbaru dengan memanfaatkan teknologi AI. 

"Terdapat empat cluster yang kita kembangkan sebagai awal dalam use cases yakni riset industri dan hankam, layanan publik dan kesehatan, kota cerdan dan kebencanaan, dan ketahanan pangan," kata Hammam.

Contoh use cases dalam riset industri dan hankam yakni mengenai pengawasan maritim secara real-time melalui Kecerdasan Artifisial dan Big Data, dalam cluster ketahanan pangan yakni transformasi pertanian dengan kecerdasan artifisial serta cluster lainnya dengan berbagai use cases yang telah dihasilkan oleh inovator Indonesia.

"Hal ini dapat menunjukan bahwa Stranas KA membutuhkan kolaborasi dari kita semua untuk menjadikan Indonesia mandiri dan berdaya saing di dalam pemanfaatan kecerdasan artifisial dan teknologi lainnya untuk kemajuan bangsa kita," tutup Hammam.


Bagikan artikel ini