Mark Zuckerberg Lakukan Pemangkasan Pegawai di Instagram


Meta

Meta

Pada tahun lalu, CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengumumkan rencananya untuk memberhentikan sebanyak 10 ribu pekerja, menciptakan tahun 2023 sebagai periode efisiensi yang ditandai dengan pengurangan lapisan manajemen menengah demi organisasi yang lebih ramping. Namun, proses pemangkasan karyawan di Meta tampaknya belum berakhir, terutama di divisi Instagram.

Menurut laporan dari Engadget yang mengutip Business Insider, Meta baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk memberhentikan setidaknya 60 karyawan di Instagram dari posisi mereka saat ini. Grup yang terkena dampak melibatkan manajer program teknis dan karyawan yang berada di tingkat menengah dan tinggi di dalam struktur teknologi Meta, termasuk para engineer dan manajer produk.

Berdasarkan informasi yang muncul di Blind, sebuah aplikasi untuk karyawan teknologi, dan juga di LinkedIn, pekerja yang terkena dampak diberi kesempatan untuk diwawancarai untuk dipertimbangkan dalam posisi manajer produk. Namun, bagi mereka yang tidak memilih keluar atau tidak mendapatkan peran baru, Maret menjadi batas akhir sebelum mereka kehilangan pekerjaan mereka di Meta.

Pemangkasan besar-besaran ini merupakan kelanjutan dari langkah-langkah sebelumnya yang telah dilakukan oleh Meta pada tahun 2022, di mana 10.000 pekerja telah dipecat sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk memangkas biaya. Langkah ini juga melibatkan pembekuan perekrutan dan penutupan ribuan posisi terbuka yang sebelumnya direncanakan untuk diisi.

Mark Zuckerberg menjelaskan bahwa organisasi yang lebih ramping akan lebih mampu melaksanakan prioritas dengan lebih efisien. Ia optimistis bahwa kebijakan ini akan meningkatkan produktivitas karyawan serta membuat pekerjaan mereka lebih memuaskan.

Meskipun belum jelas apakah Meta telah mencabut pembekuan perekrutan, para analis menduga bahwa perusahaan akan membuka lowongan baru setelah proses restrukturisasi selesai. Ini menunjukkan perubahan signifikan dalam fokus dan dinamika internal Meta, serta menciptakan ketidakpastian di antara karyawan yang mungkin merasakan dampak langsung dari perubahan ini.


Bagikan artikel ini