Nalagenetics Luncurkan ML Berbasis AI untuk Deteksi COVID-19


Artificial Intelligence New

Artificial Intelligence

Startup kesehatan Indonesia, Nalagenetics bersama dengan Center of Indonesia’ Strategic Development Initiatives (CISDI) luncurkan machine learning (ML) berbasis artificial intelligence (AI) untuk memetakan profil risiko tenaga kesehatan.

ML bernama COVID-19 Likelihood Meter 2.0 for Health Care Provider (CLM 2.0 HP) ini diluncurkan untuk membangun sistem peringatan dini berbasis data yang dapat mendeteksi tren lonjakan kasus COVID-19. Inovasi ini juga diharapkan menjadi dasar upaya mitigasi di fasilitas kesehatan.

Machine learning ini bisa menjadi alternatif solusi permasalahan akses tes COVID-19 di Indonesia,” kata Direktur Kebijakan CISDI Olivia Herlinda dalam sebuah diskusi daring, Kamis (28/10/2021).

CLM 2.0 HP akan mengukur kemungkinan tenaga kesehatan untuk positif COVID-19, di mana sistem akan membantu menjawab pertanyaan potensi seseorang tertular sehingga memerlukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Sistem ini kemudian akan membantu untuk menentukan prioritas tes PCR berdasarkan profil risiko orang bergejala atau diduga mengalami penularan saat terjadi keterbatasan sumber daya dalam menghadapi lonjakan kasus COVID-19.

“CLM 2.0 HP akan menjadi kalkulator yang dapat menghitung profil risiko infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan dan staf fasilitas kesehatan,” ungkap Olivia.

Studi sistem CLM 2.0 HP ini membutuhkan 11.000 responden untuk mengisi 60 poin pertanyaan, sedangkan skor dari CLM 2.0 HP akan dihitung berdasarkan data pada kuesioner yang bersifat online. Lalu, validitas dari CLM 2.0 HP akan diuji dengan membandingkan skor CLM 2.0 HP dengan hasil tes PCR.

Sementara Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Akmal Taher mengatakan  bahwa sistem ML ini dapat digunakan sebagai screening untuk COVID-19. Ia juga menilai bahwa metode screening dengan menggunakan CLM 2.0 HP dapat meringankan beban sistem kesehatan.

“Fasilitas kesehatan membutuhkan metode deteksi COVID-19 yang akurat, terjangkau , dan dapat diakses dengan peralatan minimal bagi tenaga kesehatan,” tutur Akmal.

Shreyash Sonthalia, Product Data Scientist Nalagenetics pun menyampaikan bahwa perusahaan telah mengembangkan platform CLM 2.0 HP ini mulai dari pengujian validitas hingga analisis data untuk profil risiko potensi penularan.

“Algoritma saat ini dapat diakses di covidmeter.id, dan sedang dibuat dalam aplikasi yang dapat dengan mudah diakses oleh petugas fasilitas kesehatan,” ujar Shreyash.

Clinical Research Associate Nalagenetics Kathleen Irena Junusmin pun menambahkan bahwa CLM menjadi alat diagnostik sekaligus memprediksi keparahan dari penyakit individu yang mengalami infeksi COVID-19 secara online maupun berkelanjutan.

Menurut Kathleen, pengumpulan data yang tepat dan berkelanjutan tetap harus diimplementasikan meski pandemi COVID-19 mulai terkendali agar kebijakan yang diambil bisa lebih efektif.

“Ini untuk pembuatan kebijakan yang efektif dalam mengatasi COVID-19 ke depan,” ujar Kathleen.

Maka dari itu, Nalagenetics juga membuka kesempatan bagi siapapun untuk mengadopsi maupun turut serta mengembangkan CLM 2.0 HP agar langkah penanganan COVID-19 kedepannya dapat lebih efektif dan efisien.


Bagikan artikel ini