CISSReC: Pemerintah Harus Kembangkan AI untuk Halau Cyberattack


Ilustrasi Cyber Security

Ilustrasi Cyber Security

Penggunaan kecerdasan buatan atau artficial intelligence (AI) untuk mendeteksi malware serta serangan siber di Indonesia dinilai efektif. Hal tersebut disampaikan oleh Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha.

Pratama mengatakan, para peretas sendiri juga membutuhkan pengembangan AI secara terus menerus untuk dapat menciptakan malware dan ransomware baru. Penggunaan AI akan terus memgembangkan jenis-jenis baru dari malware dan berbagai virus yang dapat memperbaiki kelemahannya saat melakukan operasi.

“Jadi pemerintah harus berlomba dalam teknologi AI untuk menghalau serangan siber di Indonesia,” tutur Pratama, melansir dari Okezone Techno, Jumat (10/9/2021).

Sebelumnya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah menggunakan AI terkait big data analytics dalam rangka operasional Indonesia Honeyney Project. AI pun digunakan oleh BSSN untuk dapat mendeteksi malware dan anomali mengenai serangan siber yang masuk ke Indonesia.

“Penggunaan AI dalam bidang cybersecurity ini pun dilakukan BSSN untuk membuat pelaksanaan tugas BSSN dalam menanggulangi serangan siber ke Indonesia bisa lebih efektif dan efisien,” tutur Juru Bicara BSSN, Anton Setiawan beberapa waktu lalu dalam keterangannya.

Algoritma pada AI ini pun disusun sedemikian rupa untuk dapat mendeteksi jenis serangan siber yang mungkin hadir. Kemampuan deteksi ini pun terus dikembangkan melalui proses belajar dari serangan yang pernah terjadi sebelumnya. Proses ini akan membantu AI untuk dapat belajar lebih cepat dan memberitahukan kemungkinan pola serangan siber yang akan datang.


Bagikan artikel ini