Perusahaan Lindungi Keamanan Data dengan Teknologi Big Data
- Mathilda Gian Ayu
- •
- 21 Jun 2022 15.31 WIB
Interaksi masyarakat di dunia digital yang makin meningkat menuntut layanan internet mumpuni, lingkungan kondusif dan aman.
Hal ini terkait dengan keamanan data pribadi yang sifatnya rahasia dan tidak boleh jatuh ke tangan yang salah.
"Keamanan data pribadi di era internet menjadi kebutuhan penting di tengah maraknya serangan siber," kata Purjono Agus Suhendro, pengamat bisnis teknologi dari Techno Business Indonesia, Minggu (19/6).
Purjono menjambahkan, data pribadi merupakan segala informasi mengenai identitas individu, mencakup nama lengkap, alamat email, nomor kartu identitas, data lokalisasi, alamat IP, riwayat kesehatan, dan sebagainya.
Jadi, sangat penting dilindungi, karena berkaitan langsung dengan hak asasi manusia. Mulai dari rights to objection, rights related to automated decision, serta hak untuk mengakses, menghapus, membatasi, mengoleksi, mengoreksi, dan mentransfer data pribadi.
"Pandemi telah mendorong percepatan transformasi digital dan meningkatkan interaksi masyarakat di dunia maya karenanya keamanan data sangat penting," tutur Purjono.
Dia menambahkan, keberadaan data pribadi termasuk data konsumen nilainya amat berharga bagi sebuah perusahaan. Dengan data tersebut, bisa dipetakan sejauh mana kinerja dan seperti apa karakter pasarnya. Oleh karena itu, data perusahaan, termasuk data terkait konsumen, menjadi sangat berguna dan mahal.
“Di era digital seperti sekarang ini, pemanfaatan big data bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi semua perusahaan," ungkap Purjono.
Melansir dari msn.com, big data merupakan jantungnya perusahaan dalam menggarap pasar. Tanpa big data, ujarnya, pemetaan karakteristik konsumen menjadi tidak akurat dan pada akhirnya perusahaan akan kalah dalam persaingan.
"Selain sangat berharga dan mahal, data perusahaan bersifat sangat rahasia. Di satu sisi data konsumen sangat berguna bagi perusahaan, sedangkan di sisi lain perusahaan juga harus melindungi data konsumen yang dikelolanya," jelas Purjono.
Apalagi, kata dia, para penjahat siber makin canggih untuk terus mencari celah agar bisa melakukan pencurian data perusahaan, termasuk data konsumen yang ada. "Persoalan keamanan data ini membenarkan ungkapan bahwa pelaku itu selalu lebih pintar daripada korbannya,” kata Purjono.
Sementara itu, pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia (UI) Riant Nugroho menyatakan, industri telekomunikasi telekomunikasi memperkuat kualitas layanan internet untuk mendukung potensi ekonomi digital yang besar di Tanah Air.
"Kualitas layanan merupakan hal yang tidak terhindarkan saat ini dan menjadi kebutuhan," kata Riant.