Revolusi AI Generatif, Perusahaan Beralih ke Model Khusus


Artificial Intelligence Russia

Ilustrasi Artificial Intelligence

Menurut GlobalData, tahun 2024 AI generatif, atau Generative AI, akan menjadi pusat perhatian dan mendominasi panggung teknologi. Adopsi model-model khusus yang dirancang khusus untuk kebutuhan tertentu serta eksperimen dengan alat multi modal menjadi pendorong utama kepopuleran AI generatif ini. Fenomena ini menandai pergeseran dari Large Language Models (LLM), seperti yang digunakan pada chatbot terkenal seperti ChatGPT dan Bard, yang sebelumnya menjadi sorotan inovasi.

Menurut GlobalData, penggunaan LLM dalam mendukung chatbot menghadapi beberapa kendala, terutama dalam hal biaya komputasi yang tinggi. Proses pelatihan dan operasional LLM memerlukan sumber daya komputasi mahal, sedangkan model khusus menawarkan nilai dan akurasi yang lebih baik. Diperkirakan bahwa pada tahun 2024, LLM secara perlahan akan digantikan oleh model bahasa khusus yang lebih kecil, memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan kinerja dengan biaya yang lebih terjangkau.

Beatriz Valle, Senior Analyst di GlobalData, menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan AI generatif berisiko menghadapi masalah hukum, seperti pelanggaran hak cipta atau privasi. Untuk mengatasi hal ini, organisasi cenderung beralih ke Small Language Models (SLM), yang dilatih berdasarkan data internal perusahaan untuk hasil yang lebih baik dengan risiko yang lebih rendah.

“Perusahaan berpotensi berada dalam posisi hukum yang rentan karena potensi pelanggaran hak cipta atau pelanggaran privasi, misalnya karena asal data yang digunakan untuk melatih model sering kali tidak diketahui,” ujar Beatriz Valle, Senior Analyst, GlobalData.

Rena Bhattacharyya, Chief Analyst of Enterprise Technology and Services Research GlobalData, menambahkan bahwa tahun 2024 akan menyaksikan pengesahan kebijakan peraturan yang komprehensif untuk mengatur penerapan dan pengelolaan proyek AI. Eropa menjadi contoh dengan persiapan undang-undang inovatif melalui UU AI yang mengkategorisasikan risiko aplikasi AI dan memberlakukan persyaratan untuk pengawasan manusia terhadap model komputer.

“Dunia akan melihat ke arah Eropa, yang siap untuk menyetujui undang-undang inovatif melalui UU AI, yang mengkategorisasikan risiko aplikasi AI dan melarang kasus penggunaan tertentu, menetapkan persyaratan untuk penggunaan aplikasi berisiko tinggi, dan mewajibkan pengawasan manusia terhadap model komputer. dan tindakan. Seluruh dunia akan mulai mendiskusikan framework serupa dan perdebatan seputar penggunaan konten berhak cipta untuk melatih model AI akan menjadi perhatian utama para eksekutif,” jelasnya.

Laporan GlobalData juga merinci eksplorasi penggunaan multimodal AI untuk menghasilkan output yang lebih baik, dengan teknik seperti RAG (retrieval-augmented generation) semakin populer. Penggunaan data sintetis juga diprediksi akan meningkat di kalangan perusahaan AI untuk mengatasi risiko tuntutan hukum.

Dalam konteks ini, perusahaan seperti OpenAI dan Cohere diharapkan mempertimbangkan penggunaan data sintetis sebagai alternatif untuk data nyata. Peningkatan perjanjian dan kemitraan antara perusahaan AI dan media, seperti yang terjadi antara OpenAI dan perusahaan media Jerman Axel Springer serta Associated Press, juga menjadi tren yang diantisipasi.

GlobalData memperkirakan nilai pasar AI secara keseluruhan akan mencapai US$909 miliar pada 2030, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 35% antara tahun 2022 dan 2030. Sementara pendapatan dari AI generatif diperkirakan akan meningkat dari US$1,8 miliar pada 2022 menjadi US$33 miliar pada 2027, dengan CAGR mencapai 80%. Transformasi signifikan ini memperkuat eksistensi AI generatif di berbagai industri, terutama dalam lingkup customer experience dan pemasaran di korporasi.


Bagikan artikel ini