Ritase Andalkan AWS Cloud Hadirkan Layanan Berkualitas dan Cepat


Amazon Web Services Logo

Ilustrasi Logo Amazon Web Services

Mampu bergerak cepat merupakan kunci untuk keberhasilan startup, dan kehadiran infrastruktur cloud diyakini efektif sebagai pendorongnya. Hal ini demikian disampaikan oleh CTO dan Co-Founder startup logistic B2B Ritase, David Samuel.

Menurut David, ketersediaan infrastruktur cloud mampu diandalkan untuk menjawab berbagai tantangan kritikal yang kerap dihadapi oleh perusahaan-perusahaan startup, di antaranya adalah skalabilitas, reliabilitas, hingga efisiensi.

“Teknologi cloud dari Amazon Web Services (AWS) yang kami gunakan efektif dalam mendukung kontinuitas bisnis dan solusi inovatif untuk layanan logistik B2B yang kami kembangkan sejak Ritase berdiri pada tahun 2019,” ungkap David melansir dari Medcom.id, Kamis (6/5/2021).

David juga menjelaskan bahwa pihaknya mengandalkan AWS Cloud untuk melakukan optimalisasi terhadap layanan bisnis Ritase yang berbasis aplikasi. Aplikasi-aplikasi yang dikembangkan Ritase sendiri bertujuan untuk mengakeselrasi layanannya bagi pelaku usaha, penyedia jasa kirim, serta pengemudi.

Selain itu, infrastruktur cloud dari AWS juga secara efektif membantu Ritase untuk menjawab tantangan-tantangan mendasar yang sering dihadapi oleh perusahaan startup, seperti optimalisasi dan efisiensi sumber daya manusia (SDM) dengan jumlah yang terbatas.

“Pada awal berdiri, kami hanya didukung oleh tiga orang engineers dan kami tidak ingin terbebani dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknikal, seperti pemeliharaan server berkala dan pekerjaan terkait pemeliharaan infrastruktur lainnya. AWS Cloud membantu kami mendapatkan solusinya, pemberdayaan SDM pun dapat berjalan dengan optimal dan efisien,” kata David.

Efisiensi tersebut kemudian memberikan dampak pula terhadap optimalisasi pengembangan produk dan inovasi. David menuturkan bahwa pihaknya melihat AWS menyediakan tiga keunggulan dari segi platform, yaitu keamanan, kecepatan, serta keandalan.

Keamanan pun menurutnya menjadi keunggulan yang fundamental bagi para pelanggan. Hal ini dalam konteks model bisnis B2B yang dijalankan oleh Ritase untuk logistik yang membantu pelaku usaha, jasa pengiriman, hingga pengemudi.

Tidak hanya itu, David juga menjelaskan bahwa keunggulan dalam hal kecepatan berarti membuat Ritase mampu untuk memproduksi, meninjau pasar, hingga melakukan evaluasi dalam tempo cepat. Keandalan juga penting sebagau keunggulan karena bisnis logistic B2B yang menuntut zero downtime.

Sementara itu, CEO Ritase Iman Kurniadi menambahkan bahwa AWS Cloud sangat membantu Ritase dalam mengantisipasi lonjakan yang sangat tinggi dalam beberapa hari saja sejak pandemi berlangsung.

“Sekarang, kami telah menangani lebih dari 150 hingga 200 ribu transaksi yang mencakup pemesanan, pembayaran, dan proses bergabungnya mitra pengemudi. AWS telah menghadirkan layanan yang mumpuni untuk mendukung bisnis Ritase di Indonesia,” ujar Iman.

Ritase menggunakan layanan berbasis cloud dari AWS berupa AWS Lambda dan API Gateway untuk mengelola Application Programming Interface (API) dan proses-proses backend, RDS SQL untuk menyimpanan data relasional, dan DynamoDB untuk data transaksional.

Tidak hanya itu, Ritase juga menggunakam EC2 untuk melakukan hosting aplikasi frontend dan autoscaling, Amazon Glue untuk ekstraksi, transformasi dan loading/ETL, serta SNS untuk pertukaran data antar layanan. Ritase mengandalkan Cloudwatch pula untuk memantau performa dari masing-masing sub-sistem di setiap layanannya.

Pihak Ritase memperkirakan bahwa penggunaan AWS Lambda dan API Gateway dapat menghemat hingga 30 persen waktu dan biaya. Tim Ritase juga dapat mengoptimalisasi biaya lebih lanjut dengan mengacu pada AWS Cost Explorer.

“Ritase menjadi salah satu early adopter penggunaan AWS Lambda untuk kebutuhan yang lebih luas, tidak hanya digunakan untuk keperluan pada tahap riset, namun bahkan pada tahap produksi pula,” jelas David.

Pada segi pemberdayaan SDM, Ritase mampu beroperasi dengan tim yang lebih ramping dan strategis. Ritase membuktikan dengan jumlah tenaga kerja yang 50 persen lebih sedikit untuk engineer sistem maupun DevOps jika dibandingkan dengan kebutuhan aktualnya tanpa menggunakan cloud.

Ritase sendiri tergabung dalam program AWS yang bernama AWS Activate yang dikhususkan bagi startup. Melalui program ini, Ritase pun memperoleh banyak bimbingan dari tim AWS sebagai bagian dari manfaat program.

“Misalnya, pada masa pandemic, fokus kami adalah bagaimana menghemat biaya tanpa mengorbankan service-level agreement (SLA) yang telah kami janjikan pada pelanggan Ritase. Tim AWS akan mengajak tim engineer kami untuk bertukar pikiran serta memberikan praktik terbaik untuk mencapai tujuan tersebut,” ungkap David.

AWS sendiri telah memiliki ratusan ribu perusahaan startup yang tergabung dalam AWS Activate sejak 2013 hingga dapat mengembangkan berbagai ide hebat berdasarkan bimbingan dari program ini.

AWS pun menyediakan AWS Credits senilai lebih dari 1 miliar dolar AS terhadap startup yang berada di fase pertumbuhan awal. Melalui bantuan ini pula, startup bisa mengakses layanan cloud yang andal, aman, serta dapat diskalakan seperti komputasi, penyimpanan, database analitika, Internet of Things (IoT), dan masih banyak lagi.


Bagikan artikel ini