Indonesia Menuju Kecerdasan Artifisial, UMG IdeaLab Dirikan AiCI


Ilustrasi Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Tantang revolusi industri 4.0 saat ini mendorong Indonesia untuk menyesuaikan diri dengan teknologi yang mengiringinya, seperti internet of things (IoT) ataupun arttificial intelligence (AI). Maka dari itu, saat ini Indonesia telah memiliki dasar landasan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Tahun 2020-2045.

Landasan tersebut menurut Direktur Jendereal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemendikbud), Nizam berfokus pada dua hal, yakni pengembangan ekosistem pembelajaran kecerdasan artifisial (AI Learning) dan ekosistem inovasi kecerdasan artifisial (AI Innovation).

Selain berfokus pada dua hal tersebut, landasan ini juga memprioritaskan lima area. Lima area itu antara lain adalah edukasi dan riset, kesehatan, mobilitas dan kota cerdas, keamanan pangan, serta reformasi birokrasi.

Merespon upaya Indonesia menuju kecerdasan artifisial, UMG IdeaLab berupaya memuluskan tantangan revolusi industri 4.0 di bidang AI Learning dan Innovation. Salah satunya dengan mendirikan Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) di Fakultas MIPA UI.

AiCI bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Universitas Indonesia (UI) juga berperan dalam mengadakan pelatihan vokasi. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Center of Excellence negeri di bidang AI September lalu. 

“Di AiCI, kami mengajarkan Ai tidak hanya di jenjang perguruan tinggi, namun juga tingkat sekolah, bahkan ada kurikulum AI untuk tingkat Sekolah Dasar (SD),” papar Kiwi Aliwarga, Founder UMG IdeaLab dalam rilis pers, Sabtu (24/10/2020).

UMG IdeaLab juga berkolaborasi dengan Bahasa Kita dalam mendukung perkembangan AI di Indonesia. Bahasa Kita merupakan salah satu startup dalam ekosistem UMG IdeaLab di bidang pengembangan produk teknologi suara, bahasa, dan AI.

Inovasi unggulan yang dihasilkan Bahasa Kita di antaranya adalah sistem transkrip rapat dan percakapan telepon serta analisisnya, translasi ucapan dari satu bahasa ke bahasa lain, voice senabled smart assistant, hingga voice inspection, acoustic inspection, dan voice biometric untuk keperluan industri.

“Kami juga fokus pada inovasi lokalisasi penggunaan bahasa di suatu daerah, dari dialek hingga bahasa serapan demi semakin memudahkan user dalam menggunakan teknologi kami,” kata Oskar Riandi, CEO Bahasa Kita.

Bahasa Kita juga memiliki produk unggulan bernama Notula yang masuk ke segmen transcription and analytic. Notula adalah produk yang pernah digunakan sebagai alat transkrip otomatis pada momen debat capres 2019 lalu.

UMG IdeaLab bersama Bahasa Kita terus mendukung perkembangan AI di Indonesia. Kiwi mengatakan, SDM di bidang AI masih cukup langka. Oskar juga menambahkan bahwa data set juga menjadi kendala kecerdasan artifisial, bahkan di level perusahaan besar di Indonesia.


Bagikan artikel ini