WEF Tunjuk Pabrik Schneider Electric Sebagai Contoh Industri 4.0


Schneider Electric

Ilustrasi Schneider Electric

World Economic Forum (WEF) menunjuk pabrik pintar Schneider Electric di Lexington, Kentucky sebagai proyek percontohan revolusi industri 4.0. Pabrik pintar ini menjadi pabrik ketiga Schneider Electric yang menerima penghargaan dan pabrik pertama Schneider Electric di Amerika yang menjadi proyek percontohan.

WEF sebelumnya juga telah menunjuk dua pabrik pintar Schneider Electric di Batam, Indonesia dan pabrik di Le Vaudreil, Prancis tahun 2018. Dua pabrik tambahan di Showcase-Monterrey, Meksiko dan Wuhan, Tiongkok juga dijadikan fasilitas Developing Lighthouse.

Schneider Electric sendiri ditunjuk sebagai proyek percontohan revolusi industri 4.0 atas keberhasilannya menerapkan teknologi industri 4.0 dan menunjukkan hasil nyata hingga saat ini.

Pabrik Schneider Electric di Lexington menjadi contoh inovasi brownfield yang mengintegrasikan solusi EcoStruxure berbasis IoT. Inovasi ini memiliki berbagai solusi digital baru, seperti augmented reality (AR), pemantauan jarak jauh, dan perawatan prediktif.

Solusi digital baru tersebut dihadirkan Schneider Electric untuk mendorong efisiensi energi, keberlanjutan, penghematan biaya, hingga secara bersamaan menawarkan peningkatan kelincahan dan ketahanan operasional.

“Transformasi digital Schneider Electric menjadi bukti nyata kekuatan IoT untuk memberikan dampak positif pada kinerja dengan tujuan berkelanjutan,” kata President and CEO Schneider Electric Amerika Utara, Annette Clayton.

Annette juga menambahkan, menjadi bagian dari jaringan global lighthouse memungkinkan Schneider Electric untuk berbagi pengetahuan serta berkolaborasi dengan para pelaku industri serta menciptakan ketahanan serta keberlanjutan industri yang lebih baik di masa pandemi ini.

Pabrik pintar Lexington sendiri telah menerapkan strategi digital untuk mengelola energi dengan memanfaatkan konektivitas Internet of Things (IoT), analisis tepi, dan analisis prediktif berbasis cloud. Hal ini dilakukan untuk mendorong efisiensi operasional pabrik.

Pada tingkat produk yang terhubung (connected products), EcoStruxure Augmented Operator Advisor meningkatkan wawasan operasional dan mengurangi downtime peralatan hingga 20 persen.

EcoStruxure Power Monitoring Expert membantu visualisasi yang kuat dan analisis deskriptif konsumsi energi oleh mesin dan proses dengan menggunakan koneksi alat ukur serta sensor.

Solusi EcoStruxure Resource Advisor yang berbasis cloud memungkinkan para pelaku industri untuk mengoptimalkan biaya energi mereka. Hal ini dilakukan dengan pengelolaan energi tingkat global yang menawarkan wawasan prediktif terhadap tren biaya energi dan pola pengeluaran melalui pengumpulan seluruh data pabrik.

Pabrik Lexington juga menjadi bagian dari inisiatif global Schneider Electric untuk melakukan transformasi digital pada pabrik dan pusat distribusinya. Rantai Suplai Pintar ini mencakup sekitar 300 pabrik dan pusat distribusi di lebih dari 40 negara.

Fasilitas Rantai Suplai Pintar ini merupakan inti dari “Tailored Sustainable Connected 4.0” dari Schneider Electric yang membuat rantai suplai terhubung, customized, berkelanjutan, dan end-to-end di seluruh domain Plan, Procurement, Make, Customer, dan Sustain.

Schneider Electric di Indonesia sendiri telah mentransformasi keempat pabriknya menjadi pabrik pintar. Schneider Electric sejak tahun 2018 juga telah menjadi mitra Kementrian Perindustrian untuk pelatihan dan pendampingan akselerasi Revolusi Industri 4.0 Indonesia.


Bagikan artikel ini