Mengenal apa itu Artificial General Intelligence?


Ilustrasi Artificial General intelligence (AGI)

Ilustrasi Artificial General intelligence (AGI)

Artificial Intelligence (AI) semakin sering terdengar belakangan ini. Saat ini, AI tak hanya menjadi teknologi eksklusif bagi perusahaan-perusahaan besar. Semakin banyak teknologi berbasis AI yang dapat digunakan oleh masyarakat umum, seperti face recognition, chatbot, dan voice assistant. Namun, belakangan ini muncul Artificial General Intelligence (AGI) yang diklaim mampu mengalahkan teknologi ini dan diantisipasi akan dimiliki oleh Chat GPT-5. Simak lebih lanjut tentang apa itu AGI, fungsinya, dan keunggulannya dibandingkan AI dalam artikel berikut ini!

Apa itu Artificial General Intelligence (AGI)?

Artificial General Intelligence (AGI) adalah konsep kecerdasan buatan yang dianggap lebih canggih daripada Artificial Intelligence (AI). AGI merupakan konsep tentang entitas buatan yang memiliki kemampuan untuk memahami, belajar, dan bertindak dalam berbagai konteks seperti manusia. Tujuannya adalah menciptakan entitas buatan yang mampu menyelesaikan berbagai tugas dengan tingkat kecerdasan yang setara dengan manusia, bahkan dalam beberapa kasus dapat melebihi manusia. 

AGI berbeda dari kecerdasan buatan yang lebih terbatas, yang sering ditemukan dalam aplikasi atau sistem yang memecahkan masalah tertentu. Keberadaan AGI dipopulerkan dalam berbagai cerita science-fiction, seperti 2001: A Space Odyssey, The Matrix, dan The Terminator.

Perbedaan Artificial General Intelligence dan Artificial Intelligence

Dalam pengembangan kecerdasan buatan, perbedaan antara Artificial General Intelligence (AGI) dan Artificial Intelligence (AI) menjadi sorotan para ilmuwan dan pengembang teknologi. Artificial General Intelligence (AGI) dan Artificial Intelligence (AI) memiliki perbedaan yang signifikan,  yang membuatnya berpotensi untuk mengubah paradigma kecerdasan buatan secara menyeluruh.

Salah satu perbedaan utama antara AGI dan AI adalah kemampuan berpikir. AI terbatas pada tugas-tugas yang telah diprogramkan ke dalamnya, sementara AGI memiliki kemampuan untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya sendiri, mirip dengan proses pembelajaran manusia. Ini memungkinkan AGI untuk menangani situasi baru dan menyelesaikan masalah yang kompleks tanpa perlu pemrograman ulang.

Sebagai contoh, robot pembuat kopi yang menggunakan AI hanya dapat melakukan tugas yang telah diprogram, dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan dalam bahan atau lingkungan sekitarnya. Namun, robot dengan AGI dapat menganalisis masalah, menggunakan berbagai strategi, dan beradaptasi dengan situasi baru untuk menyelesaikan tugasnya.

Selain itu, AGI juga dilengkapi dengan perasaan dan emosi, sementara AI tidak memiliki atribut ini. Hal ini membuat AGI lebih mampu berinteraksi secara kompleks dengan lingkungan dan manusia.

Tidak hanya itu, AGI juga memiliki lima kemampuan dasar manusia yang tidak dimiliki oleh AI, yaitu panca indera, pengetahuan dasar, kemampuan belajar, kemampuan membayangkan, dan kemampuan memecahkan masalah. Ini menjadikan AGI lebih dekat dengan replika kecerdasan manusia secara keseluruhan.

Meskipun demikian, mayoritas ilmuwan meyakini bahwa AGI tidak akan tercipta hingga tahun 2300, karena masih banyak misteri otak manusia yang belum terpecahkan. Namun, perkembangan teknologi terus berlanjut, dan para peneliti berharap bahwa dengan pemahaman yang lebih baik tentang otak manusia, AGI akan menjadi kenyataan suatu hari nanti. Perkembangan AGI memiliki potensi untuk mengubah fundamental cara kita berinteraksi dengan teknologi, membawa implikasi yang mendalam dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Teknologi yang Mendukung Penelitian Artificial General Intelligence

Artificial General Intelligence (AGI) terus menjadi tujuan yang dikejar para peneliti AI. Perkembangan ini didorong oleh kemajuan teknologi yang mendorong batasan-batasan kecerdasan buatan. Berikut adalah beberapa teknologi terkini yang menjadi pendorong utama dalam penelitian AGI yang dikutip dari laman resmi amazon web service:

  1. Deep Learning:

Deep learning adalah cabang penting dalam kecerdasan buatan yang berkaitan dengan pelatihan jaringan neural yang memiliki beberapa lapisan tersembunyi untuk mengekstrak dan memahami hubungan kompleks dari data mentah. Para ahli AI menggunakan deep learning untuk mengembangkan sistem yang memiliki kemampuan untuk memahami teks, audio, gambar, video, dan berbagai jenis informasi lainnya. 

Sebagai contoh, pengembang menggunakan Amazon SageMaker untuk menciptakan model deep learning yang ringan yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk Internet of Things (IoT) dan perangkat seluler. Teknologi ini telah memungkinkan kemajuan signifikan dalam pengembangan sistem kecerdasan buatan yang lebih canggih..

  1. AI Generatif:

Kecerdasan Buatan Generatif (AI generatif) merupakan bagian integral dari deep learning, di mana sistem AI mampu menghasilkan konten unik dan realistis berdasarkan pengetahuan yang diperoleh. Model AI generatif diberdayakan oleh data besar yang memungkinkannya merespons pertanyaan manusia dengan teks, audio, atau visual yang menyerupai karya manusia secara alami. 

Contohnya, algoritma AI generatif seperti LLM dari AI21 Labs, Anthropic, Cohere, dan Meta telah memberikan solusi untuk tugas-tugas kompleks. Tim pengembang perangkat lunak menggunakan Amazon Bedrock untuk menerapkan model ini secara cepat dalam cloud tanpa perlu menyediakan server tambahan. Teknologi AI generatif semakin berkembang, memberikan kontribusi signifikan dalam solusi untuk tantangan-tantangan modern.

  1. Natural language processing (NLP): 

Natural language processing (NLP) merupakan salah satu cabang penting dalam kecerdasan buatan yang memungkinkan sistem komputer untuk memahami dan menghasilkan bahasa manusia. Sistem NLP menggunakan linguistik komputasi dan teknologi machine learning untuk mengolah data bahasa menjadi representasi sederhana yang disebut token, serta memahami hubungan kontekstual di antara mereka.

Sebagai contoh, Amazon Lex menjadi salah satu mesin NLP yang memungkinkan organisasi untuk mengembangkan chatbot percakapan yang interaktif dan responsif. Dengan kemajuan teknologi NLP, sistem komputer semakin mampu berkomunikasi dengan manusia dengan lebih lancar dan efisien dalam berbagai konteks dan aplikasi.

  1. Visi Komputer

Visi komputer adalah teknologi yang memainkan peran penting dalam ekstraksi, analisis, dan pemahaman informasi spasial dari data visual. Mobil self-driving, sebagai contoh, mengandalkan model visi komputer untuk menganalisis umpan real-time dari kamera dan mengemudikan kendaraan dengan aman, menjauh dari rintangan. Dukungan dari teknologi deep learning memungkinkan sistem visi komputer untuk secara otomatis mengenali objek, melakukan klasifikasi, pemantauan, dan berbagai tugas pemrosesan gambar lainnya dalam skala besar. 

Sebagai contoh, para insinyur mengandalkan Amazon Rekognition untuk mengotomatiskan analisis gambar dalam berbagai aplikasi visi komputer. Dengan kemajuan dalam visi komputer, aplikasi praktisnya semakin meluas, membuka peluang baru dalam berbagai industri dan domain teknologi.

  1. Robotik:

Robotika merupakan teknik yang memungkinkan organisasi untuk membangun sistem mekanis yang mampu melakukan manuver fisik secara otomatis. Dalam konteks Artificial General Intelligence (AGI), sistem robotika menjadi kunci untuk mewujudkan kecerdasan mesin secara fisik. Hal ini sangat penting untuk mengintegrasikan persepsi sensorik dan kemampuan manipulasi fisik yang diperlukan oleh sistem AGI. 

Sebagai contoh, menanamkan lengan robot dengan AGI dapat memungkinkan lengan tersebut untuk merasakan, menggenggam, dan melakukan tugas fisik seperti mengupas jeruk seperti yang dilakukan oleh manusia. Dalam penelitian AGI, tim teknik mengandalkan AWS RoboMaker untuk menyimulasikan sistem robot secara virtual sebelum diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Teknologi robotika semakin menjadi kunci dalam mewujudkan visi kecerdasan buatan yang lebih canggih dan interaktif dalam lingkungan fisik.

Dengan kemajuan teknologi ini, harapan untuk menciptakan AGI yang mampu meniru kecerdasan manusia semakin dekat. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, perkembangan ini menjanjikan untuk mengubah lanskap kecerdasan buatan secara keseluruhan.

Fungsi Artificial General Intelligence

Artificial General Intelligence (AGI), telah menjadi sorotan para ahli karena potensinya untuk mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Para ahli telah mengidentifikasi beberapa fungsi yang mungkin dimiliki AGI untuk membantu manusia di masa depan. Berikut adalah beberapa Fungsi dari AGI :

  1. AGI diharapkan dapat menggantikan tugas-tugas mekanis dan teknis seperti menghitung, menulis, memasak, dan berbagai tugas lainnya. 
  2. Dengan kemampuannya yang cepat, produktif, dan efisien, AGI juga diantisipasi dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi beban ekonomi bagi masyarakat.
  3. Kemampuannya untuk mempelajari hal baru diharapkan dapat membantu manusia dalam memecahkan masalah yang rumit. 
  4. Perkembangan teknologi juga diprediksi akan semakin pesat dengan kehadiran AGI, membuka peluang baru dalam berbagai bidang dan industri. 

Meskipun masih dalam tahap pengembangan, potensi AGI untuk menjadi katalisator perubahan revolusioner dalam masyarakat semakin memikat bagi para peneliti dan pemangku kepentingan di seluruh dunia.

Kelebihan dan Kekurangan Artificial General Intelligence (AGI)

Seiring dengan eksplorasi konsep Artificial General Intelligence (AGI), terdapat beberapa kelebihan dan kekurangannya yang berpotensi mengubah paradigma kecerdasan buatan di masa depan.

Kelebihan Artificial General Intelligence (AGI):

  1. Efisiensi Berpikir yang Superior : AGI memiliki potensi untuk berpikir secara lebih efisien daripada manusia, membuka jalan bagi solusi cepat dan inovatif dalam berbagai bidang.
  2. Kemampuan Emosional : Kemampuan AGI untuk memahami dan merespons perasaan manusia membuka peluang untuk menjadi partner kerja yang empati dan adaptif.
  3. Otomatisasi yang Meningkatkan Produktivitas : Fungsi otomatisasi AGI dipandang sebagai alat yang dapat mempermudah sebagian besar pekerjaan manusia, meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berbagai sektor.

Kekurangan dan Risiko AGI:

  1. Potensi Bahaya bagi Kehidupan Manusia : Kecerdasan kompleks AGI membawa risiko terhadap kehidupan manusia. Kemampuannya untuk mempelajari lingkungan dan berinovasi bisa menjadi ancaman serius jika tidak diatur dengan regulasi yang jelas.
  2. Dampak pada Tenaga Kerja Manusia : Penggunaan AGI berpotensi mengakibatkan pengurangan tenaga kerja manusia yang drastis. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memperburuk kondisi ekonomi manusia dan menimbulkan tantangan sosial yang serius.

Meskipun kelebihan dan kekurangan AGI masih menjadi subjek perdebatan yang hangat, sangat penting untuk mempertimbangkan dampak potensialnya secara hati-hati. Hingga saat ini, AGI masih merupakan impian yang belum terwujud sepenuhnya, tetapi pemahaman akan potensinya menjadi kunci untuk mengelola risiko dan memanfaatkan keuntungannya dengan bijaksana di masa depan.


Bagikan artikel ini