Akun Sosial Media Diretas? Ini Cara Cegah dan Mengatasinya
- Rita Puspita Sari
- •
- 15 Apr 2025 03.33 WIB

Media Sosial
Di era digital ini, media sosial bukan hanya tempat berbagi foto dan cerita, tapi juga menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari baik untuk komunikasi, bisnis, hiburan, hingga membangun identitas diri. Sayangnya, semakin berkembangnya penggunaan media sosial, semakin tinggi pula risiko keamanan yang mengintai para penggunanya. Salah satu risiko paling umum adalah peretasan akun media sosial.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan peretasan akun media sosial? Bagaimana cara mengetahuinya, dan yang paling penting: bagaimana cara melindungi akun agar tidak diretas?
Apa Itu Peretasan Media Sosial?
Peretasan akun media sosial terjadi ketika seseorang yang tidak berwenang mendapatkan akses ke akun Anda dan menggunakannya tanpa izin. Peretas bisa:
- Mengubah atau menghapus postingan Anda,
- Mengirim pesan yang tidak Anda buat,
- Menyalahgunakan informasi pribadi Anda,
- Menyamar sebagai Anda untuk menipu orang lain.
Tindakan ini bisa sangat merugikan, tidak hanya secara pribadi tapi juga secara sosial dan profesional. Jika akun Anda diretas, privasi Anda terancam dan reputasi Anda bisa rusak dalam sekejap.
Apa yang Terjadi Jika Akun Media Sosial Anda Diretas?
Jika akun Anda diretas, berbagai masalah bisa muncul. Berikut ini beberapa dampak negatif yang umum terjadi:
- Aktivitas Mencurigakan atau Aneh
Akun Anda bisa mulai memposting konten yang tidak pantas, membagikan tautan spam, atau mengirim pesan-pesan mencurigakan ke teman-teman Anda. Semua itu dilakukan seolah-olah oleh Anda sendiri. Ini tentu bisa merusak reputasi dan kepercayaan orang terhadap Anda. - Kebocoran Informasi Pribadi
Peretas bisa mengakses pesan pribadi Anda, foto, video, kontak, hingga informasi penting lainnya seperti alamat email, nomor telepon, atau bahkan nomor rekening jika Anda pernah menyimpannya di akun tersebut. - Penyamaran atau Impersonasi
Dengan menguasai akun Anda, peretas bisa berpura-pura menjadi Anda. Mereka bisa menipu teman atau keluarga Anda dengan meminta uang, kode OTP, atau informasi pribadi mereka.
Tanda-Tanda Akun Media Sosial Anda Mungkin Telah Diretas
Agar Anda bisa bertindak cepat, berikut adalah beberapa indikasi umum bahwa akun media sosial Anda mungkin telah diretas:
- Adanya Postingan atau Pesan yang Tidak Pernah Anda Buat
Jika teman Anda memberi tahu bahwa Anda mengirimkan pesan aneh, atau Anda menemukan postingan yang tidak Anda buat sendiri, itu bisa menjadi tanda akun Anda sudah dikuasai peretas. - Notifikasi Login dari Lokasi yang Mencurigakan
Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Gmail biasanya akan mengirimkan notifikasi jika ada upaya login dari perangkat atau lokasi yang tidak biasa. Jika Anda menerima notifikasi seperti itu padahal Anda tidak merasa login, waspadalah. - Tag atau Mention yang Tidak Wajar
Akun Anda bisa secara tiba-tiba menandai orang lain dalam postingan yang tidak masuk akal atau penuh tautan mencurigakan. - Check-in atau Lokasi Aktivitas Tidak Normal
Misalnya akun Anda menunjukkan aktivitas dari negara yang belum pernah Anda kunjungi. Ini bisa menjadi tanda bahwa orang lain telah mengakses akun Anda.
Mengapa Akun Media Sosial Jadi Target Peretas?
Alasan utamanya karena mudah diretas dan mengandung banyak informasi pribadi yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. Dengan akses ke akun seseorang, peretas bisa:
- Menipu teman atau pengikut korban.
- Mencuri data pribadi dan keuangan.
- Mengakses akun lain yang terhubung (seperti email atau rekening bank).
- Menyebarkan hoaks atau iklan palsu.
- Meminta tebusan agar akun dikembalikan.
Fakta Mengejutkan tentang Peretasan Media Sosial
Berikut ini adalah beberapa data dan statistik terkini yang menunjukkan betapa seriusnya masalah ini:
- Pada tahun 2021, ada 1,5 miliar akun Facebook yang data pribadinya dicoba dijual di forum peretas di dark web.
- Pada tahun 2018, setidaknya 30 juta akun Facebook diretas dalam satu insiden besar. Rata-rata, 1,4 miliar akun media sosial diretas setiap bulan di seluruh dunia.
- Dari tahun 2021 ke 2022, kasus peretasan akun media sosial naik 1.000%.
Ini membuktikan bahwa serangan siber di media sosial bukan sekadar isu kecil, tapi ancaman global yang terus meningkat.
Siapa yang Jadi Sasaran Peretasan?
Jawabannya adalah: siapa pun. Baik itu:
- Pengguna biasa yang tidak terkenal.
- Selebriti atau influencer.
- Karyawan perusahaan.
- Pemerintah.
- Bahkan organisasi kesehatan.
Statistik menunjukkan bahwa peretas tidak memilih target berdasarkan popularitas atau kekayaan. Selama mereka bisa mendapatkan keuntungan dari akun tersebut, mereka akan menyerang.
Platform Media Sosial yang Paling Sering Diretas
Beberapa platform yang paling sering menjadi sasaran adalah:
- Facebook
- Sekitar 68.000 orang tiap bulan mencari cara mengembalikan akun Facebook mereka yang diretas.
- Tahun 2021, 530 juta data akun Facebook bocor (nama, nomor HP, email, dan kata sandi).
- Instagram
- Sekitar 36.000 pencarian bulanan di Google terkait cara mengembalikan akun Instagram yang dibajak.
85% pengguna Instagram mengaku pernah akunnya diretas.
- Sekitar 36.000 pencarian bulanan di Google terkait cara mengembalikan akun Instagram yang dibajak.
- LinkedIn
- Pada April 2021, data dari 750 juta akun LinkedIn dicuri.
- Mencakup data penting seperti nama pengguna, lokasi, nomor telepon, email, dan lainnya.
- Twitter
- Tahun 2020, 130 akun penting Twitter diretas, termasuk akun milik Elon Musk, Barack Obama, dan Bill Gates.
- Penipu menggunakan akun-akun ini untuk menyebarkan penipuan Bitcoin.
Industri yang Rentan terhadap Serangan
- Industri Kesehatan
Menjadi target utama karena memiliki data sensitif dan bernilai tinggi.
90% organisasi kesehatan mengalami kebocoran data dalam tiga tahun terakhir. - Lembaga Pemerintahan
Sering diserang, namun biasanya bukan melalui media sosial melainkan lewat sistem internal mereka. - Perusahaan Besar
Dalam satu tahun, sebuah perusahaan bisa mengalami hingga 30 kali percobaan peretasan akun media sosial. - Kreator Konten dan Influencer
Tahun 2022, sekitar 50.000 kreator Instagram diretas atau satu serangan setiap 10 menit.
Dari Mana Asal Para Peretas Ini
Asal-usul para peretas memang sulit dilacak, apalagi kalau korbannya adalah pengguna biasa. Tapi data menunjukkan bahwa sebagian besar serangan berasal dari:
- China
- Rusia
- Brasil
- Vietnam
- Belanda
Namun, beberapa pelaku juga berasal dari negara-negara yang tidak disangka-sangka, termasuk Indonesia. Bahkan, beberapa grup penipu menjual layanan “fake account recovery” di dark web.
Berapa Harga Akun Media Sosial yang Diretas?
Mungkin kamu akan kaget mengetahui bahwa harga jual akun media sosial yang diretas sangat murah di dark web:
- Akun Reddit: $6
- Akun LinkedIn: $45
- 1.000 follower palsu Instagram: hanya $6
- 100 email palsu layanan dukungan Facebook: $50
- Cookie login dari pengguna Amerika Serikat: $80 per 1.000
Peretas memanfaatkan akun-akun ini untuk menjual pengikut palsu, like palsu, dan menyebarkan scam. Ini bukan hanya merugikan secara pribadi, tapi juga secara sosial dan ekonomi.
Teknik yang Sering Digunakan Peretas
Salah satu teknik yang paling sering digunakan oleh peretas untuk membobol akun atau sistem adalah rekayasa sosial atau social engineering. Tapi, apa sebenarnya maksud dari teknik ini?
Rekayasa sosial adalah teknik manipulasi psikologis yang digunakan oleh peretas untuk mengecoh korbannya. Tujuannya adalah agar korban tanpa sadar memberikan informasi penting dan sensitif, seperti kata sandi, kode OTP, data pribadi, atau bahkan akses langsung ke sistem atau akun tertentu.
Berbeda dari serangan teknis yang menggunakan program atau virus, social engineering memanfaatkan kelemahan manusia, seperti rasa percaya, panik, atau keinginan untuk membantu.
Berikut beberapa bentuk umum dari teknik rekayasa sosial:
- Link palsu (phishing link): Tautan yang terlihat seperti situs resmi, misalnya halaman login bank atau media sosial, tapi sebenarnya palsu dan dibuat untuk mencuri data login Anda.
- Pesan dari “teman” atau “keluarga”: Peretas bisa menyamar sebagai orang yang Anda kenal dan meminta bantuan secara tiba-tiba, biasanya dalam bentuk transfer uang atau pengiriman kode OTP.
- Iklan giveaway atau undian palsu: Tawaran hadiah besar yang menggiurkan, namun mengarahkan Anda untuk mengisi data pribadi atau login ke situs tertentu.
- Email jebakan (phishing email): Email yang terlihat sangat resmi, lengkap dengan logo dan format perusahaan terkenal, tapi berisi tautan berbahaya atau lampiran virus.
Menurut laporan keamanan siber, sekitar 98% serangan siber di seluruh dunia melibatkan teknik rekayasa sosial. Artinya, serangan semacam ini sangat umum terjadi dan sangat efektif dalam menjebak korban.
Dampak Nyata dari Peretasan Akun Media Sosial
Peretasan akun media sosial bukan hanya soal kehilangan akses sementara. Dampaknya bisa jauh lebih besar, menyentuh aspek keuangan, emosional, bahkan sosial dari kehidupan seseorang. Berikut ini adalah beberapa dampak nyata yang sering dialami oleh korban peretasan:
-
Kerugian Finansial yang Signifikan
Peretas tidak hanya mencuri akun, tapi juga bisa menyalahgunakannya untuk menipu orang lain atas nama korban. Hal ini bisa berdampak langsung pada kerugian finansial, baik bagi pemilik akun maupun orang lain yang tertipu.Menurut data dari Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat, pada tahun 2021 saja:
-
Sekitar 95.000 orang melaporkan telah kehilangan uang akibat penipuan di media sosial.
-
Total kerugian mencapai USD 770 juta atau lebih dari Rp11 triliun jika dikonversi ke rupiah.
Jenis penipuan yang umum termasuk penawaran investasi palsu, penipuan asmara, dan undian palsu yang semuanya dilakukan lewat akun media sosial yang sudah diretas.
-
-
Kehilangan Reputasi dan Nama Baik
Ketika akun seseorang diretas, peretas bisa menggunakannya untuk mengirim pesan spam, menyebarkan tautan berbahaya, atau bahkan melakukan penipuan ke kontak-kontak korban. Hal ini dapat:-
Merusak kepercayaan dari teman, keluarga, atau rekan kerja.
-
Membuat korban dicurigai sebagai pelaku penipuan.
-
Menurunkan citra profesional seseorang, terutama jika akun tersebut digunakan untuk keperluan pekerjaan atau bisnis.
Reputasi yang sudah dibangun selama bertahun-tahun bisa hancur dalam hitungan jam akibat ulah peretas.
-
-
Stres Emosional dan Hilangnya Kepercayaan Diri
Selain dampak ekonomi dan sosial, peretasan juga memberikan tekanan psikologis bagi korbannya. Banyak orang merasa:-
Malu karena merasa telah melakukan kesalahan (misalnya, mengklik tautan palsu atau membocorkan data).
-
Takut dan cemas karena data pribadi atau foto sensitif mereka mungkin disebarkan.
-
Trauma digital, sehingga enggan kembali menggunakan platform media sosial.
Rasa aman dan kepercayaan terhadap teknologi pun bisa menurun drastis setelah menjadi korban.
-
-
Sulitnya Proses Pemulihan Akun
Memulihkan akun media sosial yang sudah diretas bukanlah proses yang mudah. Bahkan, beberapa korban tidak pernah berhasil mendapatkan kembali akses ke akunnya.Laporan dari The Washington Post mengungkapkan bahwa:
-
Layanan pelanggan dari Meta (Facebook dan Instagram) sering tidak efektif.
-
Dari sekitar 3 miliar pengguna, hanya sebagian kecil yang berhasil memulihkan akun mereka dengan bantuan resmi.
Banyak pengguna merasa frustasi karena harus melalui proses verifikasi panjang yang tidak selalu berhasil, bahkan setelah melaporkan peretasan dengan bukti yang lengkap.
-
-
Pilihan Terakhir: Menghapus Akun
Karena tidak ingin mengalami peretasan lagi atau tidak berhasil memulihkan akun, banyak pengguna akhirnya memilih untuk menutup atau menghapus akun media sosial mereka secara permanen.
Menurut survei terbaru:-
Sekitar 11% pengguna media sosial memilih menghapus akun karena takut akan peretasan atau sudah pernah menjadi korban.
Ini menjadi bukti nyata bahwa dampak peretasan tidak hanya bersifat sementara, tetapi bisa mengubah perilaku digital seseorang dalam jangka panjang.
-
Langkah-Langkah Jika Akun Anda Diretas
Jika Anda mencurigai bahwa akun Anda telah diretas, jangan panik. Ambil langkah-langkah berikut secepat mungkin untuk meminimalkan kerusakan:
- Segera Ganti Kata Sandi
Langkah pertama dan paling penting adalah mengganti password akun Anda. Gunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol agar kata sandi lebih kuat. Jangan gunakan tanggal lahir atau nama yang mudah ditebak. - Aktifkan Verifikasi Dua Langkah (2FA)
Verifikasi dua langkah akan meminta Anda untuk memasukkan kode yang dikirim ke ponsel atau email Anda setiap kali login. Ini menambahkan lapisan keamanan ekstra karena meskipun peretas tahu kata sandi Anda, mereka tetap membutuhkan kode verifikasi untuk masuk. - Periksa Perangkat dan Akses yang Terhubung
Cek daftar perangkat atau lokasi yang pernah mengakses akun Anda. Jika Anda menemukan perangkat asing, segera keluar (logout) dari perangkat tersebut. Fitur ini tersedia di pengaturan akun media sosial Anda. - Beritahu Teman dan Keluarga
Beri tahu kontak Anda bahwa akun Anda diretas agar mereka tidak tertipu. Sering kali peretas akan menghubungi teman-teman Anda untuk meminta bantuan palsu atau menyebarkan tautan berbahaya. - Laporkan ke Pihak Platform
Laporkan peretasan kepada penyedia layanan media sosial seperti Facebook, Instagram, atau Twitter. Biasanya mereka memiliki prosedur pemulihan akun dan tim dukungan yang akan membantu Anda mengambil kembali kendali akun Anda.
Cara Mencegah Akun Anda Diretas
Pencegahan selalu lebih baik daripada penanganan setelah kejadian. Berikut ini tips-tips penting untuk melindungi akun media sosial Anda:
- Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Berbeda
Buat kata sandi yang unik untuk setiap akun. Jangan gunakan satu kata sandi yang sama untuk banyak akun karena jika satu akun berhasil diretas, maka semua akun lain akan ikut terancam. - Aktifkan Verifikasi Dua Langkah (2FA)
Pastikan semua akun Anda, baik media sosial, email, maupun akun bank—mengaktifkan 2FA. Fitur ini sangat membantu menghindari penyusupan. - Waspadai Phishing
Phishing adalah metode penipuan yang sering digunakan untuk mendapatkan informasi login Anda. Jangan pernah klik tautan mencurigakan, terutama yang datang dari email, SMS, atau pesan langsung yang tidak dikenal. - Cek Izin Aplikasi Pihak Ketiga
Seringkali kita menghubungkan akun media sosial dengan aplikasi lain tanpa memeriksa izin yang diberikan. Cek secara berkala daftar aplikasi pihak ketiga yang terhubung ke akun Anda dan cabut izin untuk yang tidak digunakan. - Logout dari Perangkat Umum
Jangan lupa logout saat mengakses media sosial dari komputer umum atau perangkat yang bukan milik Anda. Ini akan mencegah orang lain mengakses akun Anda setelah Anda pergi. - Perbarui Aplikasi Secara Berkala
Pengembang aplikasi sering kali memperbarui sistem keamanan. Pastikan Anda menggunakan versi terbaru aplikasi media sosial untuk mendapatkan perlindungan maksimal.
Media sosial bisa menjadi alat yang luar biasa untuk menjalin hubungan, membangun bisnis, dan mengekspresikan diri. Namun, jika tidak digunakan dengan bijak dan tidak dijaga keamanannya, platform ini bisa menjadi ladang bagi peretas untuk melakukan berbagai aksi yang merugikan.
Dengan memahami apa itu peretasan akun media sosial, mengenali tanda-tandanya, serta menerapkan langkah-langkah perlindungan seperti penggunaan kata sandi yang kuat dan verifikasi dua langkah, Anda dapat mengurangi risiko peretasan secara signifikan.
Ingat: menjaga akun berarti juga menjaga identitas, reputasi, dan privasi Anda. Mulailah dari sekarang untuk lebih waspada terhadap keamanan digital Anda sendiri.