Panduan Memilih Data Center yang Tepat untuk Keberlanjutan Bisnis


Panduan Memilih Data Center yang Tepat untuk Keberlanjutan Bisnis
Panduan Memilih Data Center yang Tepat untuk Keberlanjutan Bisnis

Dalam era digital yang semakin maju, data center memiliki peranan yang sangat penting dalam infrastruktur teknologi informasi suatu perusahaan. Dengan pertumbuhan dan perkembangan data center baru yang pesat di Indonesia saat ini, memilih data center yang sesuai sangat penting untuk menjaga keandalan, keamanan, dan kinerja sistem yang terkait dengan data perusahaan. Tidak semua data center dapat diandalkan atau cocok dengan kebutuhan bisnis perusahaan Anda. Oleh karena itu, pemilihan data center yang tepat merupakan langkah strategis yang berpotensi memberikan dampak besar terhadap kesuksesan dan keberlanjutan bisnis perusahaan Anda. Dalam artikel ini, kami akan membahas faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih data center yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan Anda. 

Standar tier yang diterapkan pada data center diperkenalkan oleh Uptime Institute, sebuah lembaga internasional yang memiliki otoritas dalam mengaudit dan memberikan sertifikasi pada data center. Menurut Uptime Institute, data center diklasifikasikan ke dalam empat tingkatan atau Tier, yaitu Tier 1, Tier 2, Tier 3, dan Tier 4. Setiap tingkatan tier memiliki kriteria yang berbeda untuk menentukan tingkat keandalan dan ketersediaan data center tersebut, di antara lain:

1. Tier 1 

Ini merupakan jenis data center yang paling dasar. Hanya memiliki satu jalur distribusi untuk daya dan pendingin serta tidak terdapat atau sedikit sekali redundansi dan backup komponen. Jadi, tier 1 memiliki perlindungan terbatas terhadap risiko kehilangan data yang diakibatkan kejadian seperti pemadaman listrik dan kegagalan sistem. Inilah sebabnya data center tier 1 memiliki tingkat uptime 99.671% dan lama downtime maksimal 28,8 jam setiap tahun. Lama downtime dan tidak adanya redundansi bisa mengakibatkan lebih banyak data yang hilang.  

Data center tier 1 ini cocok untuk bisnis kecil yang tidak terlalu bergantung pada data dan dapat menoleransi downtime seperti bisnis yang tidak harus selalu online dan tidak memerlukan sistem IT yang kompleks. Ini tentu akan memberikan keuntungan bagi usaha kecil karena dapat menghemat anggaran. 

2. Tier 2 

Data center tier 2 memiliki semua fitur yang dimiliki oleh data center tier 1. Data center tier 2 juga telah mencakup komponen redundant parsial untuk daya, pendinginan, dan cadangan listrik. Dengan redundansi ekstra ini, data center tier 2 memiliki tingkat uptime 99,741% dan 22 jam lama downtime setiap tahun sehingga mampu mengurangi kerentanan dan menawarkan perlindungan serta ketersediaan data yang lebih baik. 

Data center tier 2 dapat dimanfaatkan bisnis kecil hingga menengah yang perlu mengandalkan komponen redundansi tetapi masih mencari opsi yang hemat biaya. Misalnya, bisnis yang dijalankan secara online melalui website sederhana dengan lalu lintas rendah, masih mengandalkan email dan telepon dalam pengoperasian bisnis perusahaan. 

3. Tier 3 

Data center tier 3 dapat menjalani pemeliharaan secara bersamaan tanpa gangguan layanan apa pun. Memiliki redundansi N+1 (jumlah komponen yang diperlukan untuk operasional + cadangan) memungkinkan para staf pemeliharaan melakukan peningkatan, perbaikan, dan perubahan tanpa harus mematikan apa pun. Sebagian besar komponen dalam data center tier 3 sudah memiliki cadangan. Dengan demikian, sistem dapat tetap online meskipun terdapat lebih dari satu komponen yang mengalami kegagalan. Data center tier 3 memiliki tingkat uptime 99,982% dan durasi downtime maksimal 1,6 jam setiap tahun. 

Meskipun fitur-fitur yang ditawarkan oleh data center tier 3 masih memiliki beberapa kekurangan jika dibandingkan dengan tier 4, jenis infrastruktur ini sudah dianggap unggul dan mampu memenuhi kebutuhan sebagian besar bisnis skala menengah hingga besar, bisnis yang berbasis online dan memiliki traffic yang cukup pesat. Data center Tier 3 tidak direkomendasikan untuk bisnis kecil karena biayanya yang relatif lebih tinggi. 

4. Tier 4 

Tier 4 adalah infrastruktur yang paling mutakhir dibandingkan dengan tingkatan lainnya. Dengan tujuan menyediakan layanan berkelanjutan dalam situasi apa pun, data center tier 4 memiliki infrastruktur 2N + 1 (dua kali lipat jumlah yang diperlukan untuk operasi + cadangan) redundansi untuk semua komponennya, termasuk sistem untuk pendinginan, daya, aliran jaringan, penyimpanan data, dll. Tak heran jika data center tier 4 memiliki uptime hingga 99,995% dan lama downtime hanya 26,3 menit dalam satu tahun. 

Data center Tier 4 ini dapat sepenuhnya menoleransi kesalahan. Dengan kata lain, tier 4 memungkinkan operasional sehari-hari terus berjalan karena sistem tidak akan mati meskipun mengalami kegagalan atau pemadaman komponen. Infrastruktur ini dapat meminimalkan bahkan menghilangkan risiko kehilangan data. 

Selain pemilihan Tier pada data center. Anda juga perlu mempertimbangkan aspek-aspek lainnya. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih data center

1. Keandalan dan Ketersediaan:  

Keandalan dan ketersediaan data center sangat penting untuk menjaga kesinambungan operasional perusahaan. Pertimbangkan faktor-faktor berikut ini: 

  1. Periksa catatan uptime data center yang akan Anda pilih. Pilihlah yang memiliki tingkat uptime yang tinggi, biasanya diukur dalam persentase, misalnya 99,999%. 
  2. Pastikan data center menyediakan kontrak layanan (SLA) yang jelas tentang tingkat keandalan dan waktu pemulihan dalam situasi bencana. 

2. Keamanan Fisik dan Data:  

Keamanan fisik dan data merupakan aspek penting dalam pemilihan data center. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan: 

  1. Pastikan data center memiliki sistem keamanan fisik yang kokoh, seperti pengawasan 24/7, akses terbatas dengan sistem kartu kunci atau sidik jari, pemantauan CCTV, dan perlindungan terhadap ancaman fisik seperti kebakaran atau bencana alam.  
  2. Pertimbangkan potensi bencana alam di wilayah data center tersebut, seperti gempa bumi, banjir, atau badai. Pilih data center yang berada di lokasi yang relatif aman dari risiko tersebut. 

3. Infrastruktur Teknis: 

Pastikan data center memiliki infrastruktur teknis yang memadai untuk mendukung kebutuhan Anda. Pertimbangkan hal-hal berikut:  

  1. Periksa kapasitas daya yang tersedia di data center dan pastikan cukup untuk menghidupkan dan menjalankan semua perangkat Anda seperti switch, server, storage, dan lain sebagainya. 
  2. Data center harus memiliki sistem pendingin yang handal untuk mencegah overheating dan menjaga suhu yang stabil di dalam ruangan server
  3. Pilih data center yang berlokasi strategis untuk bisnis perusahaan Anda. Pastikan data center berlokasi di area yang memiliki akses ke infrastruktur telekomunikasi yang handal, termasuk redundansi jaringan dan konektivitas internet yang cepat. 

4. Fleksibilitas dan Skalabilitas:  

Pertimbangkan fleksibilitas dan skalabilitas data center untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan Anda di masa depan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah: 

  1. Pastikan data center memiliki ruang yang cukup untuk menampung semua perangkat Anda saat ini dan kemungkinan pertumbuhannya di masa depan.  
  2. Pastikan data center dapat dengan mudah menambah kapasitas daya dan sistem pendingin sesuai kebutuhan bisnis Anda. 

5. Dukungan Teknis: 

Periksa tingkat dukungan teknis yang disediakan oleh data center. Beberapa pertimbangan meliputi:  

  1. Pastikan data center memiliki tim teknis yang terlatih dan tersedia 24/7 untuk membantu dalam situasi darurat atau kegagalan sistem. 
  2. Periksa apakah data center memiliki sistem pemantauan atau monitoring system yang efektif untuk mendeteksi dan mengatasi masalah dengan cepat. 
  3. Pastikan data center memiliki jadwal perawatan yang terencana untuk meminimalkan dampak pada operasional semua perangkat, seperti pengecekan suhu dan sistem kelistrikan secara berkala. 

Memilih data center yang tepat adalah keputusan yang penting untuk menjaga integritas, keandalan, dan keamanan data perusahaan Anda. Dan satu hal penting lainnya, Anda bakal mudah menemukan sertifikasi internasional terkait keamanan dan operasional data center yang  terpercaya seperti, TVRA, ISO9001, ISO27001, PCIDSS, ISO14001, ISO 45001, SOC 1 Type II, dan SOC 2 Type II. 

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, Anda dapat menemukan data center yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan Anda. Ingatlah untuk membandingkan beberapa pilihan, melakukan kunjungan fisik jika memungkinkan, dan mempertimbangkan ulasan serta rekomendasi dari pengguna lain sebelum membuat keputusan akhir. 

Zettagrid Indonesia saat ini menggunakan layanan data center Tier III di Jakarta (IDC 3D) dan data center Tier IV di Cibitung (DCI) sebagai upaya untuk memaksimalkan layanan, mutu, dan keamanan kepada pelanggan. Bila Anda memiliki pertanyaan atau ingin berkonsultasi tentang solusi cloud, Anda dapat menghubungi kami melalui form ini atau ke [email protected].

(Artikel ini ditulis oleh: Lehaffry Alqifi – Sr. Cloud Engineer Zettagrid Indonesia)


Bagikan artikel ini