AtriaDC Kembangkan Data Center yang Ramah Lingkungan


Data Center

Ilustrasi Data Center

AtriaDC, perusahaan penyedia layanan data center, terus berupaya mengembangkan data center ramah lingkungan dan fokus dalam pengembangan aset data center dengan jaringan transmisi berkecepatan tinggi dan handal (reliable) di dalam kota (edge).

AtriaDC saat ini telah mengoperasikan purpose-built data center yang berlokasi di dekat major internet exchange dan end user, sehingga memungkinkan konektivitas dengan latensi rendah yang mampu menciptakan pengalaman terbaik bagi end-user.

Presiden Direktur AtriaDC Angelo Syailendra menjelaskan, perusahaan telah mengoperasikan data center yang memungkinkan pelanggan dapat terhubung dengan ekosistem global secara cepat dan fleksibel.

“Komitmen kami, membangun dan mengembangkan data center ramah lingkungan di dalam kota untuk menjadi partner strategis para pelanggan dalam mencapai target bisnisnya melalui transformasi digital,” kata Angelo dalam siaran pers, Senin (15/8/2022).

Pengembangan AtriaDC sebagai data center ramah lingkungan juga mendapat dukungan penuh dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sebagai pemegang saham utama. Dengan dukungan penuh dari Saratoga akan memungkinan AtriaDC untuk mengeksekusi rencana bisnisnya secara terukur, disiplin, dan optimal.

Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, dukungan ini menjadi bukti konsistensi Saratoga sebagai perusahaan investasi aktif dalam mengambil inisiatif didepan dalam mengembangkan dan mewujudkan kemajuan ekonomi digital di Indonesia.

“Partisipasi Saratoga juga menjadi bentuk komitmen perusahaan untuk selalu aktif dalam pengembangan sektor-sektor bisnis strategis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dalam jangka panjang dan berdampak besar bagi kemajuan ekonomi Indonesia,” ujar Michael.

Saat ini pertumbuhan ekonomi digital yang pesat belum diimbangi dengan kapasitas pusat data terpasang yang mumpuni. Dibandingkan lima negara utama di ASEAN (Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina), Indonesia memiliki porsi kapasitas pusat data terpasang sebesar 12,7 persen.

Padahal, pengguna seluler (43,8 persen) dan pengguna internet (41,2 persen) di Indonesia merupakan yang terbesar. Dengan populasi masyarakat Indonesia lebih dari 270 juta jiwa, kapasitas terpasang data center Indonesia saat ini baru 0,6 watt per kapita atau rata-rata agregat sekitar 167 megawatt, jauh lebih rendah dibandingkan Jepang yang dengan populasi 126 juta jiwa memiliki kapasitas terpasang data center sekitar 15 watt per kapita.

“Ini merupakan sebuah potensi yang sangat menjanjikan. Jumlah pengguna internet Indonesia yang sudah mencapai 73,7 persen dari jumlah populasi tentunya membutuhkan dukungan data center dengan jaringan yang handal. Kami berusaha mengoptimalkan peluang digitalisasi tersebut didukung infrastruktur dan SDM,” pungkas Angelo.

AtriaDC juga mengusung konsep purpose built, dimana bangunan dirancang khusus sebagai data center. Data center AtriaDC ini memiliki lahan untuk menjadi data center dengan konsep “purpose built di dalam kota", yang di desain dan dikembangkan dengan standar kelas dunia, dengan service level yang sangat agresif dengan tingkat uptime hingga 99,9 persen dan standar keamanan tertinggi.

Untuk mendukung strategi bisnisnya, AtriaDC telah mengakuisisi aset data center yang sudah beroperasi di dalam kota yang berada di wilayah Jakarta Barat dengan ketersediaan lahan (landbank) yang menyanggupi total kapasitas sekitar 30 megawatt (MW).

Ke depan AtriaDC akan terus membangun atau mengakuisisi aset data center ramah lingkungan di dalam kota dengan menganut prinsip ESG (environmental, social, and governance) melalui penciptaan green data center serta penggunaan teknologi energi terbarukan yang efisien.


Bagikan artikel ini