BPS DKI Jakarta Akan Gunakan Big Data untuk Melengkapi Statistik


Big Data

Ilustrasi Big Data

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta berencana untuk menggunakan big data guna melengkapi statistik resmi. Hal ini dilakukan karena big data dinilai dapat memperkaya informasi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan.

“Terlepas dari kekurangan dan kelebihan big data, kita bisa ambil manfaat besar sehingga nanti sedikit banyaknya akan diimplementasikan,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga dalam seminar mengenai big data di Jakarta, Kamis (23/9/2021).

Menurut Buyung, keadaan pandemi COVID-19 saat ini memberikan sisi lain pada pengumpulan data statistik, di mana pengumpulan data yang mulanya hanya mengandalkan data terstruktur dari survei serta data sekunder, kini dapat dilakukan dengan big data

Ia juga menyampaikan bahwa big data tersebut memiliki satuan volume yang besar serta cepat, sehingga dapat memperkaya data yang disajikan pada para pemangku kepentingan, termasuk pula pemerintah. Namun meskipun begitu, BPS tidak akan ‘membenturkan’ big data dengan data konvensional, tetapi akan dicari kesamaan dari keduanya sehingga bisa saling melengkapi untuk mendukung pemerintah.

Sementara BPS DKI sendiri mengungkap bahwa big data telah dikenal sejak tahun 2013-2014, namun mulai bergaung lebih deras sejak lima tahun terakhir seiring dengan peningkatan pengguna internet di Indonesia. Termasuk didalamnya adalah media sosial, digitalisasi media, hingga perangkat pintar seperti smartphone.

Transformasi keseharian yang membuat masyarakat sangat dekat dengan penggunaan teknologi digital dan internet membuat pertumbuhan pengguna internet semakin besar. Perangkat yang terhubung dengan internet pun kemudian menghasilkan data besar yang kini disebut sebagai big data.


Bagikan artikel ini