Komputer Kuantum Kini Bisa Diakses Melalui Layanan Cloud
- Rita Puspita Sari
- •
- 22 jam yang lalu

Ilustrasi Quantum Computing
Dunia teknologi kembali melangkah ke babak baru yang revolusioner: komputasi kuantum. Jika dahulu komputer kuantum hanya menjadi mimpi para ilmuwan fisika dan teoritikus, kini siapa pun yang memiliki akses internet dapat ikut serta mencicipi kecanggihan teknologi ini. Seperti yang terjadi pada komputer konvensional dan ponsel pintar di masa lalu, komputer kuantum pun perlahan merambah ke pasar publik.
Meskipun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan, banyak raksasa teknologi telah membuka aksesnya secara terbuka melalui platform cloud. Tujuannya? Agar siapa pun pelajar, peneliti, hingga pengembang perangkat lunak bisa terlibat langsung dalam membangun ekosistem kuantum masa depan.
IBM Jadi Pelopor dengan Membuka Akses Komputer Kuantum
Salah satu pionir utama dalam membuka pintu revolusi kuantum untuk publik adalah IBM. Sejak tahun 2016, IBM melalui program IBM Quantum Experience, menyediakan akses terbuka ke komputer kuantum 5-qubit melalui layanan cloud. Ini menjadi tonggak sejarah penting, karena untuk pertama kalinya, publik bisa menjalankan eksperimen kuantum dari mana saja di dunia.
Langkah IBM ini tidak hanya memamerkan kemajuan teknologi mereka, tapi juga menciptakan komunitas, pasar, dan basis pengembang yang kuat di seluruh dunia. Hal ini didukung dengan hadirnya Qiskit, framework pemrograman open source berbasis Python untuk komputasi kuantum.
Qiskit menjadi jembatan penting antara teknologi kuantum dan para pengembang. Dengan memanfaatkan Python – bahasa pemrograman yang sudah akrab bagi banyak ilmuwan data dan AI – siapa pun bisa mulai bereksperimen dengan sirkuit kuantum tanpa harus belajar bahasa baru yang rumit.
“Qiskit membuat komputasi kuantum lebih inklusif,” ujar salah satu pengembang dari komunitas Qiskit. “Kamu tidak harus jadi ahli fisika untuk bisa mulai.”
Evolusi IBM dalam Dunia Kuantum
IBM tidak berhenti pada satu titik. Mereka terus meluncurkan berbagai inovasi signifikan sejak 2016:
- 2017: IBM mengenalkan komputer kuantum 20-qubit dan prototipe prosesor 50-qubit.
- 2018: Lahirnya IBM Q System One, sistem kuantum universal pertama yang dirancang untuk kebutuhan ilmiah dan komersial.
- 2019: Fokus pada edukasi. IBM menyediakan lebih banyak materi pembelajaran di IBM Q Experience.
- 2020–2021: Bergabungnya institusi pendidikan dan perusahaan dalam jaringan IBM Q Network. IBM juga memperbaiki kualitas perangkat keras dan waktu koherensi qubit.
- 2022: Diperkenalkannya prosesor kuantum IBM Osprey dengan 433 qubit – terbesar saat itu.
- 2023: Direncanakan peluncuran prosesor Condor dengan 1.121 qubit.
Upaya IBM tidak hanya menunjukkan keunggulan teknologi, tetapi juga semangat kolaboratif dalam membangun ekosistem kuantum global.
Tidak Sendirian: Pemain Lain Ikut Buka Akses Kuantum
Meski IBM menjadi pelopor, mereka bukan satu-satunya pemain di medan ini. Beberapa perusahaan besar dan startup inovatif kini turut membuka akses ke teknologi kuantum melalui platform cloud mereka. Berikut beberapa di antaranya:
-
Amazon Braket
Layanan dari Amazon Web Services (AWS) ini memberikan lingkungan pengembangan bagi para peneliti dan pengembang untuk merancang serta menjalankan algoritma kuantum. Amazon Braket memungkinkan pengguna memilih untuk menggunakan simulator kuantum atau langsung menjalankannya di perangkat keras kuantum nyata dari mitra seperti IonQ dan Rigetti.Kelebihan utama Braket terletak pada integrasi dengan infrastruktur AWS yang sudah mapan. Ini membuatnya sangat cocok bagi pelaku industri dan startup teknologi yang ingin menggabungkan komputasi kuantum dengan sistem klasik.
-
Microsoft Azure Quantum
Microsoft tak ketinggalan dalam persaingan ini. Dengan platform Azure Quantum, mereka menawarkan beragam alat dan bahasa seperti Q#, simulator, dan akses ke hardware kuantum dari mitra seperti Honeywell dan IonQ.Yang menarik dari pendekatan Microsoft adalah konsep hybrid computing menggabungkan kekuatan komputasi klasik dan kuantum dalam satu platform terpadu. Hal ini sangat berguna dalam menangani masalah kompleks secara efisien.
-
D-Wave Leap
Perusahaan asal Kanada ini mengambil pendekatan berbeda dengan menggunakan quantum annealing – metode komputasi kuantum khusus untuk optimasi. Melalui Leap, D-Wave memberikan akses real-time ke komputer kuantum mereka. Teknologi ini ideal untuk masalah logistik, keuangan, dan perencanaan rute.Meski tidak berbasis gate-based quantum computing seperti IBM atau Google, D-Wave telah berhasil membuktikan keunggulannya dalam menyelesaikan masalah nyata secara efisien.
-
Rigetti Quantum Cloud Services
Rigetti adalah perusahaan yang mengembangkan hardware dan software kuantum. Mereka memiliki layanan Quantum Cloud Services (QCS) yang memungkinkan akses ke prosesor kuantum buatan mereka. Rigetti juga mendorong pendekatan komputasi hybrid, dan sangat fokus pada kemudahan pengembang. -
Alibaba Cloud Quantum Development Kit
Dari Asia, Alibaba juga ikut bersaing dalam pengembangan teknologi kuantum. Mereka menyediakan ACQDK, kit pengembangan kuantum yang masih fokus pada simulasi dan pengembangan software. Meski perangkat keras mereka belum tersedia untuk publik, Alibaba secara aktif mengembangkan infrastruktur kuantum. -
QuTech Quantum Inspire
Merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Teknologi Delft dan TNO dari Belanda. Proyek Quantum Inspire bertujuan mendukung pendidikan dan riset melalui akses terbuka ke prosesor dua-qubit dan simulator kuantum. Ini menjadi platform ideal bagi akademisi dan pelajar. -
Strangeworks Quantum Computing Platform
Strangeworks hadir bukan sebagai penyedia cloud langsung, tetapi sebagai penghubung antar ekosistem kuantum. Platform ini menyatukan berbagai hardware dan software kuantum dalam satu antarmuka terpadu yang memudahkan pengguna untuk mencoba banyak solusi kuantum dari satu tempat.
Komputer Kuantum Bukan Lagi Ilusi
Kini kita berada di masa transisi besar. Jika dulu komputasi kuantum hanya sebatas konsep rumit di buku teks, sekarang teknologi ini tersedia secara real-time di tangan siapa pun yang tertarik.
Siapapun bisa mengakses komputer kuantum IBM, menjalankan algoritma melalui Amazon Braket, atau mencoba simulator dari Microsoft. Semua itu bisa dilakukan dari rumah, dengan hanya bermodalkan laptop dan koneksi internet.
Kabar baiknya, tidak diperlukan gelar PhD untuk memulai. Banyak sumber pembelajaran tersedia gratis, dari dokumentasi resmi hingga video tutorial di YouTube. Platform seperti Qiskit bahkan menyediakan materi edukatif lengkap, termasuk untuk pemula.