Waspadai Modus Penipuan COD! Ini Ciri dan Cara Menghindarnya
- Rita Puspita Sari
- •
- 05 Jun 2025 15.34 WIB

Ilustrasi COD
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia e-commerce berkembang sangat pesat di Indonesia. Kini, hampir semua orang bisa dengan mudah membeli barang secara daring hanya dengan beberapa sentuhan di layar ponsel. Salah satu metode pembayaran yang cukup populer dan masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah COD (Cash on Delivery) atau pembayaran di tempat.
Namun, di balik kemudahan dan kenyamanan tersebut, ternyata terselip risiko yang cukup serius: penipuan berkedok paket COD. Modus ini cukup marak terjadi, dan yang lebih menyedihkan, banyak korban yang tidak menyadari bahwa mereka telah tertipu hingga semuanya terlambat.
Modus Penipuan Paket COD: Bagaimana Cara Kerjanya?
Modus ini sebenarnya cukup sederhana namun efektif, terutama karena banyak orang yang cenderung lengah atau tidak teliti saat menerima paket. Penipu biasanya akan mengirimkan paket secara acak ke alamat korban menggunakan sistem COD. Mereka berharap bahwa penerima akan langsung membayar paket tersebut tanpa berpikir panjang, karena mengira bahwa itu adalah pesanan mereka yang terlupa.
Situasi ini seringkali dimanfaatkan saat korban menerima paket dalam kondisi yang mendesak, seperti sedang terburu-buru, tidak sempat mengecek isi paket, atau bahkan ketika orang lain di rumah yang menerima paket tersebut. Penipu bermain di area ketidaksadaran dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem COD.
Yang perlu digarisbawahi, penipuan ini tidak selalu terjadi karena kebocoran data besar dari platform e-commerce. Sebaliknya, data seperti nama dan alamat kini bisa dengan mudah tersebar melalui banyak saluran: pemesanan makanan, ojek online, pengisian formulir hadiah, hingga e-commerce itu sendiri. Dengan informasi dasar tersebut, oknum penipu dapat menyusun skenario pengiriman paket COD secara acak, sambil berharap ada yang “terjebak”.
Mengapa Sistem COD Rentan Disalahgunakan?
Sistem pembayaran COD awalnya ditujukan untuk memberi kenyamanan bagi pembeli yang tidak memiliki kartu kredit atau tidak percaya dengan pembayaran online. Dengan COD, pembeli bisa membayar ketika barang sampai, sehingga terasa lebih aman.
Namun, sistem ini justru membuka celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Karena pembayaran dilakukan di depan kurir dan bukan melalui sistem digital yang bisa ditelusuri, maka verifikasi pesanan menjadi lemah. Banyak orang yang kemudian membayar paket COD tanpa memeriksa apakah benar mereka memesan barang tersebut atau tidak.
Ciri-ciri Paket COD yang Patut Diwaspadai
Sebelum kita membahas cara menghindarinya, penting untuk mengetahui tanda-tanda umum dari penipuan paket COD:
- Paket datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya.
- Label pengirim tidak jelas, seperti hanya tertulis “toko online” atau “admin”.
- Tidak ada informasi isi barang di luar paket.
- Nilai pembayaran tidak sesuai dengan harga barang yang biasa Anda beli.
- Paket datang ke nama Anda, tapi Anda merasa tidak pernah memesan barang tersebut.
- Anda atau anggota keluarga lain merasa bingung tapi tetap membayar karena segan menolak.
Jika Anda pernah mengalami hal serupa, sangat mungkin Anda menjadi target dari modus ini.
Tips dan Trik Menghindari Penipuan Paket COD
Agar tidak menjadi korban berikutnya, berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penipuan paket COD:
-
Jangan Asal Terima Paket
Salah satu kesalahan umum adalah langsung menerima dan membayar paket COD yang datang ke rumah. Bahkan dalam kondisi terburu-buru sekalipun, selalu luangkan waktu untuk memverifikasi kebenaran paket tersebut.Jangan ragu untuk meminta kurir agar menunggu sebentar sementara Anda melakukan pengecekan. Sampaikan dengan sopan bahwa Anda ingin memastikan apakah paket tersebut benar-benar Anda pesan.
-
Periksa Detail Informasi Paket
Langkah berikutnya adalah memeriksa detail pada label paket. Lihat siapa pengirimnya, kepada siapa ditujukan, dan jika mungkin cek isi barang dari deskripsi yang tertera.Jika tidak ada label yang jelas atau hanya tertulis nama generik seperti “toko online”, Anda patut curiga. Biasanya penipu tidak mencantumkan nama pengirim asli, karena ingin tetap anonim.
-
Cek Riwayat Belanja Anda di Aplikasi
Langkah ini sangat penting namun sering diabaikan. Buka aplikasi e-commerce yang biasa Anda gunakan seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak, dll., lalu buka menu “Pesanan Saya” atau “Riwayat Belanja”.Periksa apakah ada transaksi yang sesuai dengan detail pengiriman. Jika tidak ada, berarti Anda tidak pernah memesan barang tersebut dan Anda berhak menolak membayar.
-
Tolak Paket Jika Tidak Sesuai, dan Laporkan
Jika setelah dicek Anda yakin tidak pernah memesan paket tersebut, tolak dengan tegas namun sopan kepada kurir. Anda tidak berkewajiban untuk membayar apapun yang tidak Anda pesan.Setelah itu, segera laporkan kejadian tersebut ke layanan pelanggan dari jasa ekspedisi atau platform e-commerce terkait. Misalnya, jika nama Shopee tertulis di paket, Anda bisa hubungi Customer Service Shopee melalui aplikasi.
Layanan seperti Shopee memiliki kanal pelaporan 24 jam, dan mereka akan mencatat kejadian tersebut untuk menghindari penipuan serupa di masa mendatang.
-
Edukasi Anggota Keluarga dan Penghuni Rumah
Modus ini seringkali berhasil bukan karena Anda yang tertipu, tapi karena orang lain di rumah yang menerima dan membayar paket tersebut tanpa tahu apa-apa.Oleh karena itu, berikan edukasi kepada seluruh anggota keluarga, termasuk asisten rumah tangga atau orang tua, agar mereka tidak langsung membayar jika menerima paket COD. Sampaikan bahwa setiap paket perlu dicek terlebih dahulu.
-
Gunakan Opsi Pembayaran Non-COD Jika Perlu
Jika Anda merasa terlalu khawatir dengan risiko COD, gunakan metode pembayaran yang lebih aman seperti transfer bank atau e-wallet yang langsung tercatat dalam sistem platform. Dengan metode digital, Anda memiliki bukti transaksi, dan platform e-commerce juga lebih mudah menelusuri segala aktivitas.
Dampak Jika Penipuan COD Dibiarkan
Mungkin bagi sebagian orang, kerugian akibat penipuan COD ini tidak seberapa, misalnya hanya Rp50.000 atau Rp100.000. Tapi bayangkan jika penipu mengirimkan ratusan paket per hari ke alamat acak, dan 10% saja dari penerima membayar?
Itu sudah menghasilkan jutaan rupiah per hari secara ilegal.
Selain merugikan secara finansial, penipuan COD juga bisa berdampak negatif terhadap kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce. Jika masyarakat semakin enggan belanja online karena takut tertipu, maka pertumbuhan ekonomi digital bisa terhambat.
Ingat, perlindungan terbaik adalah kewaspadaan diri sendiri. Jangan mudah percaya hanya karena label “toko online”. Jadilah konsumen yang cerdas, teliti, dan tidak mudah terkecoh. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama mencegah penipuan dan menciptakan ekosistem e-commerce yang aman dan sehat untuk semua.
Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya kepada orang terdekat. Semakin banyak yang tahu, semakin kecil kemungkinan penipu berhasil menjalankan aksinya!