BRIN Dorong Kolaborasi dalam Pengembangan AI untuk Biodiversitas


Ilustrasi Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Budi Prawara mengungkapkan harapannya untuk dapat meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di berbagai sektor, terutama untuk mendorong biodiversitas.

“BRIN aktif melakukan riset dan inovasi AI untuk biodiversitas, yang meliputi hayati dasar, pertanian, serta kesehatan,” kata Budi dalam webinar bertajuk ‘AI for Genomic Development Indonesia’ yang diselenggarakan oleh Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) secara daring, Sabtu (6/8/2022).

Indonesia sendiri digolongkan sebagai negara yang memiliki mega-biodiversity, tetapi masih belum banyak dimanfaatkan. Jika dibandingkan dengan negara yang lebih maju, jumlah koleksi data genom yang dimiliki Indonesia masih relatif lebih kecil.

Budi pun menjelaskan, bahwa BRIN saat ini telah mengelola beberapa peralatan sequence genome yang mampu melakukan produksi data dari sampel manusia maupun non-manusia. Selain itu, BRIN juga mengelola infrastruktur high performance computing.

“BRIN kedepannya juga akan mengagendakan tiga rencana pengembangan AI untuk genom, diantaranya pengembangan tools bioinformatic untuk genom, platform repositori dan analisis data RNA dan DNA, serta aplikasi AI yang teruji dan andal pada bidang ilmu hayati, pertanian, dan kesehatan,” tutur Budi.

Salah satu fokus program BRIN pada tahun 2022 hingga 2024 sendiri, Budi menjelaskan, adalah AI dan big data untuk biodiversitas Indonesia. Biodiversitas juga memiliki peran penting dalam riset dan inovasi di bidang hayati dasar, pertanian, serta kesehatan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN, Anto Satriyo Nugroho menyampaikan bahwa ada tiga hal yang menarik dalam webinar tersebut. Tiga hal tersebut antara lain adalah data genomik, AI dan machine learning (ML), serta bagaimana data tersebut dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi.

Anto mengatakan, bahwa dalam pemanfaatan teknologi pengenalan pola melalui pemetaan data yang memiliki karakteristik tertentu ke dalam suatu kelas, machine learning sering dimanfaatkan untuk proses pengenalan pola.

Machine learning merupakan sebuah studi mengenai algoritma komputasi yang meningkatkan performanya lewat pengalaman pembelajaran, seperti pengenalan wajah, mesin presensi, pengenalan suara, hingga translasi mesin,” ungkap Anto.

Webinar KORIKA ini sendiri membahas pemanfaatan AI untuk mendukung pengembangan riset genom dengan biodiversitas yang ada di Indonesia. Hal ini pun sejalan dengan era digital yang terus mendorong semakin banyaknya data.


Bagikan artikel ini