BSSN Tangani Ancaman Siber di Indonesia Bersama Quad Helix


Ilustrasi Cyber Security

Ilustrasi Cyber Security

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melibatkan empat pemangku kepentingan yang disebut dengan “Quad Helix” dalam menangani ancaman siber yang terjadi di Indonesia.

“Untuk menangani ancaman siber seperti ini, untuk mengatasi atau menyelesaikan berbagai ancman semacam ini, maka kita harus melibatkan stakeholder yang kita sebut ‘Quad Helix’,” ujar Direktu Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional BSSN, Nur Achamadi Salmawan dalam forum virtual, Kamis (4/3).

Achamadi menjelaskan, Quad Helix yang dimaksud meliputi unsur pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, seta masyarakat atau komunitas. Keempat pemangku kepentingan tersebut dilibatkan untuk menyebarkan kesadaran keamanan siber di tengah masyarakat.

Achmadi juga membahas mengenai Strategi Keamanan Siber Nasional (SKSN) yang rancangan sudah disusun oleh BSSN. Dalam menyusun strategi tersebut terdapat sejumlah misi yakni melindungi kepentingan nasional yang meliputi masyarakat, infrastruktur informasi kritik nasional, penyelenggaraan pemerintah untuk mencapai stabilitas nasional, serta keamanan nasional.

Selain itu, SKSN juga mengusung misi untuk memiliki kesadaran tentang pentingnya keamanan siber sehingga internet dapat digunakan dengan lebih bijak.

“Media sosial menjadi senjata bagi organisasi dan individu untuk manipulasi informasi demi kepentingannya sendiri. Penting untuk menginformasikan kepada masyarakat bagaimana menggunakan internet yang benar dan aman,” tambahnya

Di sisi lain, CEO Kaspersky, Eugene Kaspersky juga menjelaskan bahwa saat ini terjadi pergeseran target pelaku kejahatan siber, dari ponsel cerdas danperangkat pribadi ke sistem kontrol industri dan Internet of Things (IoT).

“Pada tahun 2020 kami melihat deteksi file berbahaya yang unik ,meningkat 20 hingga 25 persen sehari. Dan hari ini, peneliti kami jua memantau dengancermat lebih dari 200 grup aktor ancaman dunia maya yang bertanggung jawab atas serangan yang sangat ditargetkan terhadap bank, pemerintah, atau infrastruktur penting negara,” ujar Kaspersky.


Bagikan artikel ini