Upayakan Keamanan Siber Dunia Industri, BSSN Dorong Penerapan ICS


Badan Siber dan Sandi Negara

Ilustrasi Logo Badan Siber dan Sandi Negara

Memasuki era industri 4.0, berbagai infrastruktur penting berskala nasional memanfaatkan Information Technology dan Operation Technology guna melakukan pengaturan terhadap banyaknya proses pengolahan aset strategis yang memiliki nilai penting bagi publik.

Pemanfaatan Information Technology sreta Operation Technology pada sektor infrastruktur penting berskala nasional tersebut kemudian membuka peluang besar untuk serangan siber. Serangan siber juga dapat memberikan dampak yang masif bagi masyarakat. Oleh karena itu, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengajak masyarakat industri untuk mewaspadai serangan siber.

Hal ini karena serangan siber bisa memberikan dampak yang fatal, mulai dari berhentinya proses produksi hingga bencana besar. Insiden serangan siber tidak hanya merusak sistem infrastruktur, tetapi juga memberikan implikasi langsung pada produk, reputasi iklim investasi, bahkan keselamatan masyarakat juga bisa terancam.

Maka untuk mencegah serangan siber di sektor industri, pelaku industri perlu untuk menyediakan Industrial Control System (ICS). ICS sendiri merupakan komponen utama dalam Operation Technology yang terdiri dari sistem dengan penggunaan untuk memantau serta mengontrol proses industri.

Pada setiap ICS, terdapat fungsi yang berbeda. ICS dapat berfungsi untuk mengkoordinasikan sistem kerja di sektor industri serta infrastruktur penting seperti manufaktur, transportasi, energi, dan air minum. Koordinasi sistem kerja oleh ICS akan membantu produksi berjalan secara efektif dan efisien.

Akhmad Toha, Deputi Bidang Proteksi BSSN mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan penguatan koordinasi antara BSSN dengan pemangku keamanan siber sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional (IIKN) yang telah menggunakan ICS, sehingga memerlukan keamanan siber yang baik untuk kelangsungan bisnisnya.

“Koordinasi melalui forum diskusi yang kita lakukan diharapkan dapat membentuk pola korodinasi dan sinergi pelaku industri strategis sebagai pemangku kepentingan keamanan siber sektor IIKN dengan BSSN sebagai pembuat kebijakan keamanan siber Indonesia, mulai dari tahap identifikasi, proteksi dan deteksi hingga penanggulangan dan pemulihan,” papar Akhmad Toha.

Pemanfaatan teknologi di era industri 4.0 saat ini, seperti otomatisasi proses produksi, komputasi awan, hingga teknologi lainnya tentu memberi keuntungan bisnis bagi pelaku sektor industri. Revolusi industri 4.0 membawa perubahan besar bagi bisnis, namun juga membawah ancaman siber yang dapat merusak keseluruhan sistem yang efektif dan efisien ini.

“Insiden serangan siber tidak hanya merusak Industrial Control System, tetapi juga akan langsung berimplikasi pada produk, termasuk kenyamanan investor,” jelas Hinsa Siburian, Kepala BSSN.


Bagikan artikel ini