Dosen UMY Ciptakan Aerator Ramah Lingkungan Berbasis IoT


IOT

Ilustrasi IOT

M. Abdus Somad, dosen Program Studi Teknologi Mesin, Vokasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bersama empat mahasiswanya berhasil menciptakan aerator (alat pompa air oksigen) kolam ikan yang hemat energi, ramah lingkungan, dan mudah dioperasionalkan.

Pembuatan aerator berbasis internet of things (IoT) ini dilakukan karena selama ini, petani tambak udang dan ikan masih menggunakan aerator bertenaga diesel yang masih dioperasikan secara manual sehingga berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi waktu.

Abdus menjelaskan bahwa secara garis besar fungsi aerator berbasis IoT tetap sama, yaitu sebagai pompa air oksigen untuk pemenuhan kebutuhan oksigen air bagi udang dan ikan. Hal yang membedakan aerator biasa dengan aerator berbasis IoT adalah penggunaannya.

Jika aerator biasa masih menggunakan tenaga diesel dan dioperasikan secara manual, aerator berbasis IoT karya dosen UMY ini menggunakan tenaga surya dan penggunaannya memanfaatkan teknologi IoT yang hemat energi.

"Selain hemat energi, pengoperasiannya pun sangat mudah, yaitu hanya dengan internet dan aplikasi Telegram (bot). Jadi sangat fleksibel," tutur Abdus, melansir dari iNewsYogya.id, Senin (25/10/2021)

Aerator IoT ini memiliki beberapa rangkaian, yaitu kotak hitam berisi aki untuk menampung daya dan melindungi sistem IoT, kemudian diapit oleh dua kincir berwarna kuning yang terbuat dari bahan komposit serat alam, dua panel surya di bagian atas, serta dua pelampung berbahan jerigen untuk menahan beban alat yang berkisar 100 kilogram.

Abdus mengatakan bahwa aerator IoT dapat dioperasikan menggunakan bot Telegram dari jarak kurang lebih 3 kilometer pada saat uji coba, sementara aki berdaya 13,4 volt yang berada di dalam kotak hitam mampu bertahan selama enam jam tanpa pengisian, kemudian IoT yang terletak di dalam kotak hitam dipastikan tetap aman walaupun terkena cipratan air.

"Sangat aman walaupun terkena air. Aerator dapat digunakan dari pagi hingga sore karena daya akan terus diisi. Pada malam hari, bisa menggunakan daya yang tersimpan di dalam aki," kata Abdus.

Abdus berharap aerator berbasis IoT ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga dapat mengenalkan teknologi tepat guna sekaligus Program Studi Teknologi Mesin Vokasi UMY. Aerator ini juga sebagai bentuk kreativitas mahasiswa bersama dengan dosen.

“Ini merupakan bentuk kreativitas kami, dan kedepannya kami juga akan terus membimbing mahasiswa untuk berkreasi. Terlebih, mahasiswa vokasi tidak hanya mempelajari teori akademis saja, tetapi juga menciptakan sebuah produk,” tutup Abdus. 


Bagikan artikel ini