Figure 01: Robot Humanoid Cerdas Ditenagai ChatGPT OpenAI 


Ilustrasi Robot Humanoid

Ilustrasi Robot Humanoid

Robot humanoid terbaru yang ditenagai oleh ChatGPT dari OpenAI, yang diberi nama Figure 01, telah menarik perhatian banyak orang dengan klaim bahwa teknologinya dapat membantu pekerjaan rumah tangga. Figure 01, meskipun tidak seperti Skynet dari film Terminator yang dikenal sebagai mesin pembunuh, mampu melakukan tugas-tugas rumah tangga dasar dengan menggunakan teknologi ChatGPT yang memungkinkannya berkomunikasi dengan manusia secara real-time.

Figure AI, perusahaan di balik pengembangan Figure 01, telah membagikan video demonstrasi yang menunjukkan kemampuan robot ini dalam mengenali objek visual, merencanakan tindakan di masa depan, dan bahkan merefleksikan memori dengan bantuan ChatGPT. Dalam video tersebut, terlihat seorang pria memberi instruksi kepada humanoid untuk melakukan berbagai tugas seperti membuang pakaian kotor, mencuci piring, dan memberikan makanan, dan robot tersebut mampu melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan baik.

Salah satu hal yang menarik dari Figure 01 adalah kemampuannya untuk mengenali objek-objek di sekitarnya. Saat diminta memberikan makanan, robot tersebut dapat mengidentifikasi apel sebagai satu-satunya makanan yang tersedia di atas meja. Hal ini menunjukkan tingkat pemahaman yang cukup baik dari sisi pengenalan objek, meskipun masih ada beberapa keterbatasan dalam hal menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.

Menurut Brett Adcock, pendiri Figure AI, kolaborasi antara Figure dan OpenAI bertujuan untuk mengembangkan model AI generasi berikutnya untuk robot humanoid mereka. “Dua minggu lalu, kami mengumumkan Figure + OpenAI bergabung untuk mendorong batasan pembelajaran robot,” tulis pendiri Figure, Brett Adcock, di X. “Bersama-sama kami sedang mengembangkan model AI generasi berikutnya untuk robot humanoid kami,” lanjutnya.

Mereka berharap bahwa dengan teknologi ini, robot humanoid dapat membantu dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang terlalu berbahaya bagi manusia atau pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus, sehingga dapat mengurangi kekurangan pekerja di berbagai sektor.

Pengumuman kolaborasi antara Figure dan OpenAI pada dua minggu lalu menarik perhatian banyak investor, dengan investasi mencapai 675 juta DOLAR dari tokoh-tokoh besar seperti Jeff Bezos, Nvidia, Microsoft, dan tentu saja, OpenAI sendiri. Hal ini mencerminkan kepercayaan yang tinggi terhadap potensi teknologi robot humanoid yang ditenagai oleh ChatGPT ini. 

“Kami berharap kami menjadi salah satu grup pertama yang memasarkan humanoid,” kata Brett Adcock kepada wartawan Mei lalu. “ Tentu yang benar-benar dapat berguna dan melakukan aktivitas komersial.”

Meskipun demikian, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam pengembangan teknologi ini. Salah satunya adalah respons robot terhadap pertanyaan yang lebih kompleks. Meskipun Figure 01 dapat menjawab pertanyaan sederhana dan melakukan tugas-tugas dasar, namun responnya terkadang masih terlihat ragu-ragu.

Dalam video terbaru, Figure 01 diminta untuk menjalankan beberapa tugas oleh seorang pria, salah satunya adalah memberikan sesuatu yang bisa dimakan di atas meja. Respons yang diungkapkan oleh robot ini sungguh mengejutkan, di mana Figure 01 dengan mantap mengidentifikasi objek-objek di sekitarnya. “Saya melihat apel merah di piring di tengah meja, rak pengering dengan cangkir dan piring, dan Anda berdiri di dekatnya dengan tangan di atas meja,” kata Figure.

Adcock, pendiri Figure AI, menjelaskan bahwa video tersebut menunjukkan penalaran robot menggunakan jaringan saraf ujung-ke-ujungnya yang merupakan istilah yang menggunakan pembelajaran bahasa untuk melatih model, menggambarkan bagaimana robot ini menggunakan pembelajaran bahasa untuk melatih modelnya, menyoroti tingkat kemajuan dalam pengembangan kecerdasan buatan di bidang robotika.

Hal ini juga menciptakan perdebatan terkait kontrol yang sebenarnya atas robot tersebut. Adcock menegaskan bahwa Figure 01 tidak dikendalikan dari jarak jauh dan klip demonstrasi yang dibagikan merekam aksi robot tersebut secara langsung tanpa rekayasa. “ini difilmkan dengan kecepatan 1.0x dan direkam secara terus menerus,”ungkapnya. Hal ini mungkin merujuk pada kontroversi sebelumnya terkait video robot Optimus Tesla yang ternyata dioperasikan oleh manusia dari jarak jauh.

Dalam konteks pengembangan kecerdasan buatan, ChatGPT telah menjadi salah satu model yang cukup populer dalam interaksi manusia-mesin. Chatbot yang menggunakan teknologi ChatGPT dapat mengikuti instruksi dan memberikan respons yang terperinci, mirip dengan cara kerja model pembelajaran bahasa di Figure 01. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi ChatGPT dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan robot humanoid yang lebih cerdas dan adaptif.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat beberapa kekhawatiran terkait dengan penggunaan kecerdasan buatan, terutama dalam konteks pengambilan keputusan yang kompleks. Studi terbaru menunjukkan bahwa dalam skenario permainan perang, ChatGPT memiliki kecenderungan untuk menyerang lawan nyaris 100 persen, sebuah kemiripan dengan Skynet dalam film Terminator. Meskipun hal ini masih dalam konteks simulasi, namun penting untuk terus mempertimbangkan etika dan keamanan dalam pengembangan teknologi ini.

Dengan demikian, pengembangan robot humanoid seperti Figure 01 yang ditenagai oleh ChatGPT merupakan langkah maju yang signifikan dalam bidang kecerdasan buatan. Meskipun masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, namun potensi teknologi ini untuk membantu pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan-pekerjaan lain yang kompleks merupakan hal yang menarik untuk diikuti. Diharapkan dengan kerja sama antara perusahaan teknologi dan peneliti, pengembangan teknologi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat secara luas.


Bagikan artikel ini