Mahasiswa ITS Manfaatkan IoT dalam Rancang Bendungan Hemat Biaya


IOT

Ilustrasi IOT

Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menyabet juara 3 dalam  Lomba Rancang Bendungan Nasional 2022 yang diadakan oleh Universitas Mataram. Dalam kompetisi ini, para mahasiswa Departemen Infrastruktur Sipil ITS ini mengusung rancangan bendungan hemat biaya dengan melibatkan Internet of Things (IoT).

Dilansir dari ITS News, gagasan yang diusung para mahasiswa bimbingan Ir Ismail Saud ST MT ini juga menitikberatkan pada topografi dan tenaga kerja bendungan. Dengan begitu, biaya pembangunan dan operasional bendungan menjadi lebih efisien.

Muhammad Arif Billah, salah satu anggota tim, mengatakan bahwa mereka merancang penggunaan IoT pada sistem buka-tutup pintu air. Dia bersama tim menggunakan sensor ultrasonik untuk mengukur ketinggian air.

“Berdasarkan hasil pengukuran sensor, sistem kemudian menentukan lebar pintu air yang perlu dibuka,” jelasnya.

Mahasiswa yang akrab disapa Billah ini menambahkan, sistem tersebut akan membantu operator pintu air yang biasa menentukan lebar pintu air secara manual menggunakan tanda di dinding bendungan. Oleh karena itu, inovasi  ini diharap dapat mengurangi risiko kesalahan perhitungan dan mengefisiensi tenaga kerja.

Di sisi lain, tim juga merancang topografi yang efisien untuk bendungan setinggi 43 meter ini sehingga bisa lebih multifungsi. Nantinya bendungan dapat mengaliri irigasi, menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA), memenuhi kebutuhan air bersih, hingga menjadi tempat wisata wisata.

“Dengan perancangan topografi yang tepat, maka biaya pembangunan bendungan dapat berkurang dari satu triliun rupiah menjadi 400 miliar rupiah saja.” ungkap Mahasiswa Teknik Infrastruktur Sipil ITS tersebut.

Hasil rancangan bendungan ini sejalan dengan ide awal pembuatan gagasan tersebut. Menurut Billah, latar belakang digagasnya ide ini adalah keinginan tim untuk melakukan efisiensi biaya dalam operasional dan pembangunan bendungan.Menurutnya, sistem pintu air yang otonomus dan topologi pembangunan yang ada menjadikan pembiayaan jadi lebih murah.

Bersama dua rekannya, Maulana Ibnu Hafiduddin dan Wicaq Nurdianto, gagasan bendungan ini diberi nama Tirta Abyudaya. Sesuai namanya, Billah berharap Tirta Abyudaya diharap dapat menjadi bendungan yang memakmurkan masyarakat yang ada disekitarnya.


Bagikan artikel ini