Gaet Wisatawan untuk Berlibur ke Danau Toba Melalui Big Data


Big Data

Ilustrasi Big Data

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno berdialog dengan pelaku usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Danau Toba. Dalam acara tersebut, Sandiaga membagkan tips kepada pelaku usaha pariwisata dan ekraf dalam menggaet wisatawan yang diselenggarakan di Niagara Hotel, Sumatra Utara dikutip dari Tribun News.

“Kita harus berfokus pada wisatwan domestik. Kita bisa menggunakan pendekatan big data. Kira-kira orang-orang tipe mana yang bakal tertarik untuk berlibur di Danau Toba,” ujar Sandiaga Uno.

Sandiaga menjelaskan soal perintah Presiden Joko Widodo agar dirinya menggenjot lima destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif dalam satu tahun kedepan supaya kembali pulih setelah pandemi COVID-19.

Joko Widodo ingin parekraf tanah air tidak hanya berpaku pada wisatawan mancanegara saja melainkan juga wisatawan lokal, karena itu, Sandi ingin ada inovasi untuk menggaet wisatawan dengan pendekatan teknologi.

Pendekatan Big Data ini akan memudahkan para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif mempromosikan produknya. “Apalagi Presiden Joko Widodo tidak ingin promosi di tempat yang tidak tepat dan pas. Sekarang dengan adanya teknologi kita bisa berpromosi lebih efisien,” tambah Sandiaga.

Sandi mengatakan era teknologi harus dimanfaatkan para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk promosi. Sebab, masyarakat sekarang yang hendak berlibur atau berkunjung ke suatu tempat dimudahkan dengan sebuah aplikasi.

“Misal ada warga Jabodetabek mau ke Bali. Mereka memilih untuk mencari destinasi melalui aplikasi. Nah disitulah peluang pelaku usaha parekraf menawarkan usaha wisata mereka,” kata Sandi.

Menparekraf berkomitmen untuk membantu mewujudkan ide tersebut. Sebab, masyarakat juga ingin berliburnamun terhalang oleh pandemi COVID-19. Sandiaga juga sempat berbincang dengan para pelaku UMKM khas Danau Toba yang diperlihatkan dalam acara tersebut.

Sandiaga juga mengajak kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas SDM parekraf, dan peningkatan kualitas dan kuantitas produk ekonomi kreatif.


Bagikan artikel ini