Microsoft Rencanakan Tenaga Nuklir untuk Operasional AI


Microsoft

Logo Microsoft

Microsoft, raksasa teknologi dunia, memiliki rencana ambisius untuk mendorong kecerdasan buatan (AI) mereka dengan menggunakan tenaga nuklir sebagai sumber daya utama. Inisiatif ini menjadi sorotan utama, menggambarkan langkah maju Microsoft dalam memenuhi kebutuhan daya yang semakin besar untuk model AI yang lebih canggih.

Tim Microsoft telah bekerja keras selama berbulan-bulan, fokus pada pengembangan kecerdasan buatan yang tidak hanya terampil dalam mengikuti peraturan nuklir, tetapi juga memahami persyaratan lisensi yang rumit. Proses ini, yang biasanya memakan bertahun-tahun dan memerlukan investasi finansial besar, menunjukkan determinasi perusahaan untuk segera mendapatkan sumber daya yang diperlukan.

Menariknya, langkah Microsoft ini sejalan dengan visi pendirinya, Bill Gates, yang selalu mempromosikan sumber energi karbon netral. Keselarasan ini semakin terlihat dengan investasi pribadi Gates dalam inovasi energi nuklir. Microsoft, melalui langkah ini, memberikan sinyal kuat bahwa mereka melihat potensi besar dalam tenaga nuklir dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya.

Dikutip dari Wall Street Journal, Rabu (13/12/2023) Michelle Patron, Direktur Senior Kebijakan Keberlanjutan Microsoft, menyatakan, "Jika kami akan melakukannya tanpa karbon, kami akan memerlukan semua alat dalam kotak peralatan." Pernyataan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk mencapai tujuan lingkungan dengan memanfaatkan teknologi nuklir sebagai solusi yang efektif.

Tentu saja, langkah ini juga dapat menjadi pendorong bagi revolusi nuklir di Amerika Serikat. Meskipun negara ini telah menghentikan pembangunan pembangkit listrik nuklir baru selama beberapa dekade terakhir, adanya perubahan dalam pandangan tersebut terasa nyata. Dengan Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang menandatangani Deklarasi Untuk Tiga Kali Lipat Energi Nuklir pada konferensi iklim COP28, langkah Microsoft dapat menjadi katalisator untuk mengubah lanskap energi nuklir di negara tersebut.

Sementara Unit 3 Vogtle di Georgia menjadi reaktor nuklir terakhir yang beroperasi pada Juli 2016, langkah maju Microsoft membuka peluang baru untuk pembangunan infrastruktur nuklir di masa depan. Kombinasi antara kebutuhan akan daya AI yang semakin besar dan pergeseran pandangan terhadap energi nuklir menandai era baru dalam pemanfaatan sumber daya untuk teknologi canggih.

Dengan langkah ini, Microsoft bukan hanya mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin inovasi teknologi, tetapi juga sebagai pionir dalam mendorong perubahan menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan.


Bagikan artikel ini