CEO OpenAI Sam Altman Rencanakan Bangun Pabrik Chip AI 


Logo OpenAI

Logo OpenAI

Sam Altman, CEO OpenAI Inc., telah mengumumkan rencananya untuk membangun sebuah pabrik chip kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Dengan tujuan menciptakan terobosan yang signifikan, Altman bercita-cita untuk mendirikan pabrik manufaktur chip AI yang mirip dengan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan ternama seperti Nvidia dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Langkah ini menandai ambisi besar Altman dalam mengembangkan infrastruktur teknologi untuk mendukung pertumbuhan kecerdasan buatan di masa depan. 

Menurut laporan terbaru dari Gizmochina pada Minggu, 18 Februari 2024, valuasi OpenAI telah mencapai US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1,25 kuadriliun, meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan valuasi sembilan bulan sebelumnya yang hanya mencapai US$ 29 miliar. Kenaikan valuasi ini sebagian besar disebabkan oleh kesepakatan baru antara OpenAI dan perusahaan modal ventura Thrive Capital terkait dengan penciptaan ChatGPT, yang telah menjadi fenomena dalam dunia kecerdasan buatan.

Altman terinspirasi oleh kesuksesan Nvidia dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dalam memproduksi chip AI yang dipesan oleh industri kecerdasan buatan di seluruh dunia. Nvidia dan TSMC telah lama menjadi pemimpin dalam pasar global chip, dan Altman berharap OpenAI dapat mencapai kesuksesan yang serupa dengan membangun pabrik chip AI sendiri.

Untuk mewujudkan rencananya, Altman telah meluncurkan inisiatif pendanaan dengan target pengumpulan dana hingga sekitar US$ 5-7 triliun. Dia juga telah berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dari Uni Emirat Arab, untuk mendukung pendanaan tersebut. Prosesor yang akan diproduksi di pabrik ini diharapkan tidak hanya mendukung pengembangan kecerdasan buatan, tetapi juga artificial general intelligence (AGI), yang merupakan sistem kecerdasan buatan yang dapat berpikir setara dengan manusia.

Meskipun Sam Altman telah mengambil langkah besar dalam rencananya untuk membangun manufaktur chip AI, tantangan besar menanti di depan. Meski valuasi perusahaannya melonjak dan pembicaraan pendanaan baru telah dimulai, proses mendapatkan persetujuan perizinan dari pemerintah Amerika Serikat untuk bisnis semacam ini diperkirakan akan menjadi salah satu rintangan utama. Kekhawatiran terkait isu antimonopoli dan implikasi keamanan nasional menjadi faktor utama yang perlu dihadapi Altman dalam mewujudkan visinya. Proses ini menegaskan bahwa meskipun langkahnya ambisius, perjalanan menuju membangun infrastruktur chip AI tidak akan mudah, namun diharapkan akan membawa dampak besar dalam dunia teknologi kecerdasan buatan.

OpenAI telah membuktikan diri sebagai pemimpin dalam inovasi teknologi AI dengan kesuksesan ChatGPT. Namun, prestasi ini tidak membuat mereka berhenti. Pada awal tahun 2024, OpenAI meluncurkan Sora, sebuah platform revolusioner untuk pembuatan konten video yang dapat diinstruksikan melalui perintah teks. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, OpenAI fokus pada penyempurnaan fitur keamanan Sora. Langkah ini menunjukkan komitmen OpenAI dalam memberikan solusi yang aman dan inovatif dalam dunia produksi konten video yang semakin berkembang.

Rencana Altman untuk membangun pabrik chip AI menandai langkah besar dalam dunia kecerdasan buatan. Dengan pengembangan infrastruktur yang kuat, diharapkan OpenAI dapat terus menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi AI dan membawa kontribusi yang signifikan dalam perkembangan kecerdasan buatan di masa mendatang.

OpenAI Berencana Meluncurkan Search Engine Pesaing Google

Selain keinginannya membangun sebuah pabrik chip AI, OpenAI, dilaporkan sedang merambah ke dunia mesin pencari untuk menantang dominasi Google. Menurut laporan dari The Information, OpenAI sedang dalam proses pengembangan sebuah mesin pencari web. Produk baru ini akan didukung sebagian oleh Bing, mesin pencari buatan Microsoft.

Mesin pencari OpenAI diharapkan dapat mengungguli kecepatan ChatGPT tanpa mengorbankan kemampuannya dalam merangkum informasi, seperti yang dilaporkan oleh Gizmodo. Namun, masih belum jelas apakah mesin pencari ini akan berdiri sebagai entitas independen atau akan diintegrasikan dengan layanan chatbot AI seperti ChatGPT. Saat ini, ChatGPT sudah menyertakan fitur "Browse with Bing" sebagai bagian dari layanan berbayar ChatGPT Plus.

Jika kabar ini terbukti benar, OpenAI akan memasuki arena persaingan langsung dengan Google, yang telah menguasai pasar mesin pencari selama beberapa dekade. Menurut data dari Statista untuk periode Januari 2024, Google mendominasi pangsa pasar mesin pencari dunia dengan 81,95%, sedangkan Bing berada di posisi kedua dengan 10,51%.

Meskipun Google telah mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam mesin pencarinya, banyak pengguna mulai mengkritik kualitas hasil penelusuran yang terpengaruh oleh konten AI dan SEO. Produk mesin pencari yang dikembangkan oleh OpenAI diharapkan mampu mengatasi masalah ini sambil mempertahankan kecepatan dan kualitas penelusuran yang unggul.

Dalam konteks ini, produk OpenAI tidak akan menjadi mesin pencari AI pertama. Saat ini, sudah ada mesin pencari Perplexity AI yang mampu menjawab pertanyaan pengguna dengan rangkuman teks dan menyediakan tautan untuk penelusuran lebih lanjut.

Dengan langkah ini, OpenAI mengambil langkah besar dalam merebut potongan dari pasar mesin pencari yang telah lama didominasi oleh Google. Bagaimanapun, keberhasilan perusahaan dalam menghadapi tantangan ini masih harus diuji dalam waktu yang akan datang.


Bagikan artikel ini