Pertamina Lakukan Transformasi Digital untuk Antisipasi Pandemi


Infrastruktur Digital

Ilustrasi Infrastruktur Digital

Menghadapi pandemi COVID-19 yang saat ini masih belum membaik, PT Pertamina (Persero) lakukan transformasi digital dari hulu hingga hilir perusahaan. Pandemi COVID-19 menjadi sebuah dorongan untuk cara baru bekerja.

“Adanya pandemi membuat kita me-reform cara kerja, model bisnis, dan juga teknologi leadership, reformasi tersebut menjadi salah satu hal utama dan fundamental dalam melakukan transformasi di operasional sehari-hari,” kata Emma Sri Martini, Direktur Keuangan PT Pertamina dalam diskusi ‘Digitalisasi BUMN’ secara virtual, Rabu (16/12/2020).

Pada acara daring yang merupakan rangkaian kegiatan Indonesia Digital Conference (IDC) 2020 dan digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) ini, Emma menyampaikan bahwa sejumlah insiatif telah dijalankan dan diimplimentasikan oleh Pertamina dari hulu hingga hilir.

Pada sektor pelayanan publik, Pertamina telah memperkuat pemantauan penyaluran BBM dengan melakukan instalasi dan integrasi sistem untuk 5.518 SPBU saat memasuki triwulan III tahun 2020. Jumlah instalasi sistem untuk SPBU tersebut terhitung sudah serratus persen rampung.

Pertamina sendiri tengah memasuki tahap pemasukan data untuk sistem dashboard SPBU dan telah mencapai 95% tahap penyelesaian. Pemasukan data pada dashboard ini ditargetkan Pertamina untuk selesai akhir 2020.

Pertamina di sektor pengolahan pun telah berhasil melakukan implementasi aplikasi digital untuk mengatur penjadwalan pemeliharaan kilang. Aplikasi digital ini sudah diterapkan di Kilang Balongan dan Kilang Dumai. Pertamina ke depannya berencana untuk memperluas aplikasi ini ke kilang lainnya, seperti Kilang Cilacap, Plaju, dan Balikpapan.

Selain sektor hilir untuk produk, Pertamina juga melakukan transformasi digital pada sektor hulu yang memberikan keuntungan untuk perusahaan. Pertamina melakukan transformasi digital dengan membangun Upstream cloud dan big data analytic. Pembangunan ini sebagai bagian dari penggunaan aplikasi Petrotechnical yang tersentralisasi dan terintegrasi.

“Pertamina juga melakukan enam program utama digitalisasi, yaitu Loyalty Program, Digital Refinery, Knowledge Management and Best Practice Upstream, Digital Procurement, dan Digitalisasi Korporat,” tutur Emma.

Emma menambahkan, ada empat filosofi dalam transformasi digital yang dianut oleh Pertamina. Filosofi tersebut antara lain fokus pada tema utama transformasi digital, business-led, Pertamina integrated, dilakukan secara holistik, dan fleksibilitas dalam pengembangan solusi.

“Agar dapat mencapai tujuan strategi perusahaan, transformasi digital membutuhkan perubahan secara holistic mulai dari proses, people, dan teknologi., tidak sekedar memindahkan proses bisnis yang berjalan saat ini ke platform digital,” kata Emma.


Bagikan artikel ini