Perusahaan Besar AS & Eropa Gunakan AI untuk Pantau Karyawan


Ilustrasi Artificial Intelligence 3

Ilustrasi Artificial Intelligence

Perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat dan Eropa, termasuk Chevron, Nestle, dan Starbucks, semakin mengandalkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk memonitor dan menganalisa komunikasi internal karyawan. Langkah ini menandakan pergeseran menuju penggunaan teknologi AI dalam manajemen sumber daya manusia.

Dilansir dari CNBC internasional, perusahaan-perusahaan seperti Walmart, Delta Air Lines, T-Mobile, AstraZeneca, Chevron, Starbucks, dan Nestle, telah bekerja sama dengan Aware, sebuah perusahaan rintisan berusia tujuh tahun berbasis di Columbus, Ohio. Aware menyediakan layanan AI untuk memantau obrolan dan menganalisis sentimen karyawan secara real-time.

Menurut Jeff Schumann, CEO Aware, penggunaan AI membantu perusahaan memahami risiko dalam komunikasi mereka, melampaui ketergantungan pada laporan tahunan atau survei tahunan. Data anonim yang dihasilkan oleh produk analitik Aware memungkinkan klien untuk melihat bagaimana karyawan dari kelompok usia atau wilayah geografis tertentu merespons kebijakan perusahaan atau kampanye pemasaran baru.

"Lusinan model AI Aware, yang dibuat untuk membaca teks dan memproses gambar, juga dapat mengidentifikasi penindasan, pelecehan, diskriminasi, ketidakpatuhan, pornografi, dan perilaku lainnya," kata Schumann, dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (11/2/2024).

Namun, perlu ditekankan bahwa alat analisis Aware tidak memiliki kemampuan untuk menandai nama individu karyawan. Hal ini diungkapkan oleh Schumann sebagai langkah untuk menjaga privasi, meskipun alat eDiscovery terpisah dapat melakukannya jika terjadi ancaman ekstrem atau perilaku berisiko yang telah ditentukan sebelumnya oleh klien. "Namun alat eDiscovery terpisah dapat melakukannya jika terjadi ancaman ekstrem atau perilaku berisiko lainnya yang telah ditentukan sebelumnya oleh klien," tambahnya.

Meskipun demikian, tanggapan dari perusahaan-perusahaan terkait, seperti Walmart, T-Mobile, Chevron, Starbucks, dan Nestle, terkait penggunaan Aware belum dapat diperoleh dari CNBC Internasional. Hanya Delta dan AstraZeneca yang memberikan beberapa informasi terkait penggunaan teknologi ini.

Menurut Delta, mereka menggunakan analitik dan eDiscovery dari Aware untuk memantau tren dan sentimen karyawan. Ini dijelaskan sebagai upaya untuk mengumpulkan umpan balik dari karyawan dan pemangku kepentingan lainnya, serta untuk menyimpan catatan hukum di platform media sosial perusahaan.

Namun, beberapa pihak mengkhawatirkan dampak penggunaan AI dalam pengawasan karyawan. Jutta Williams, pendiri organisasi nirlaba akuntabilitas AI, Humane Intelligence, menyatakan keprihatinan bahwa penggunaan AI dapat menimbulkan masalah dalam konteks 'orang dalam', yang biasanya bertugas untuk mengevaluasi hal-hal seperti spionase perusahaan, terutama dalam komunikasi email.

Pembicaraan luas tentang pengawasan karyawan menggunakan AI menyuarakan keprihatinan bahwa praktik ini dapat dianggap sebagai pelanggaran privasi dan memperlakukan karyawan seolah-olah mereka adalah inventaris. Williams menyoroti permasalahan moral dan etika dalam penggunaan teknologi ini.

"Ini memperlakukan orang seperti inventaris dengan cara yang belum pernah saya lihat," ujarnya.

Teknologi AI untuk pengawasan karyawan telah menjadi bagian khusus dari pasar AI yang berkembang dengan pesat dalam setahun terakhir. Hal ini terjadi seiring dengan peluncuran chatbot ChatGPT OpenAI pada akhir tahun 2022. Perangkat lunak AI ini memungkinkan perusahaan untuk memantau aktivitas dan produktivitas karyawan secara lebih efisien dan terperinci. 

Dengan teknologi semacam ini, perusahaan dapat mengidentifikasi pola perilaku yang dapat meningkatkan efisiensi kerja dan mendorong kinerja karyawan secara keseluruhan. Meskipun memberikan manfaat besar dalam pengelolaan sumber daya manusia, penggunaan teknologi AI untuk pengawasan karyawan juga menimbulkan berbagai pertanyaan terkait privasi dan etika yang harus dijawab oleh perusahaan dan regulator di masa depan.

Menurut pernyataan Jeff Schumann, pendapatan Aware telah mengalami lonjakan signifikan, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 150% per tahun selama lima tahun terakhir. Hal ini menunjukkan kesuksesan yang luar biasa dalam industri mereka. Dengan rata-rata pelanggan Aware memiliki sekitar 30,000 karyawan, perusahaan ini telah menjadi pemain kunci dalam pasar pengawasan karyawan menggunakan teknologi AI. Meskipun demikian, 

Aware tidak beroperasi sendirian dalam pasar ini, dengan beberapa pesaing utama seperti Qualtrics, Relativity, Proofpoint, Smarsh, dan Netskope yang juga menawarkan solusi serupa. Persaingan ini menandakan tingginya permintaan untuk teknologi ini dan intensitas persaingan diantara pemain industri.

Menurut standar industri, Aware mempertahankan struktur organisasi yang tetap ramping. Pada tahun 2021, perusahaan berhasil mengumpulkan dana sebesar US$ 60 juta dalam putaran investasi terakhirnya. Investasi tersebut diperoleh dari Goldman Sachs, memberikan perusahaan sumber dana segar untuk mengembangkan dan memperluas inovasi serta jangkauan layanan mereka. Dengan dukungan finansial yang kuat, Aware dapat terus mengeksplorasi peluang baru dan mempertahankan posisinya di tengah persaingan industri yang semakin ketat.

Meskipun demikian, pertumbuhan pesat dalam pasar pengawasan karyawan menggunakan teknologi AI menunjukkan tren yang signifikan. Terlepas dari kekhawatiran etika dan privasi, perusahaan-perusahaan besar sepertinya semakin mengandalkan kecerdasan buatan untuk mengelola dan memahami dinamika internal organisasi mereka.


Bagikan artikel ini