Sampah Diubah Menjadi Produk Bernilai Seni Dengan AI


Ilustrasi Artificial Intelligence 3

Ilustrasi Artificial Intelligence

Sampah merupakan persoalan hampir di seluruh dunia termasuk negara Asia yang tidak kunjung berakhir. Salah satu cara menanggulangi sampah yaitu dengan daur ulang sampah, namun untuk mendaur ulang sampah menjadi produk baru umumnya membutuhkan waktu lebih dari sehari. Dari situ muncullah inovasi dari seorang pengusaha di negara Asia.

Arthur Huang,Founder dan CEO Miniwiz berinovasi dengan membuat mobil untuk daur ulang sampah dengan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) yang bernama Trashpresso sejak tahun 2016. Pembuatan mobil daur ulang ini memanfaatkan teknologi AI sehingga pengolahan sampah menjadi lebih cepat, mudah dan efisien. 

Selain itu, sistem modular yang mengurangi footprint sehingga meningkatkan efisiensi energi serta memudahkan transportasi sehingga mobil ini dapat digunakan dimana saja dan dapat mengurangi e-waste. Inovasi daur ulang tersebut tersebut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan rencana global dan disepakati oleh berbagai pemimpin di dunia sebab SDGs bertujuan untuk memberantas kemiskinan dan kesenjangan sosial, serta turut menjaga lingkungan.

"Kita banyak sekali memproduksi sampah, dan saya tertarik dengan solusi masalah itu. Tapi, kembali lagi apa yang mau kamu lakukan dengan itu bukan hanya tertarik saja," jelas Arthur dalam EmTech Asia 2020, Rabu (5/8/2020).

Mobil Trashpresso dilengkapi dengan mesin shredders, press, oven serta peralatan daur ulang lainnya. Arthur mengatakan bahwa masyarakat dapat dengan mudah membawa sampah ke mobil daur ulang tersebut untuk didaur ulang oleh robot.

"Perlu diketahui seni dari sampah ini malah bisa sangat cantik," ujar Arthur.

Dengan memanfaatkan AI, dapat mempercepat perkembangan kota menjadi kota yang bersih dan cerdas sebab masyarakat akan lebih tertarik membuang sampah di mobil tersebut yang akan menghasilkan produk baru yang bernilai seni.

Roland Chin Presiden dan Wakil Konselor di Hong Kong Baptist University mengatakan bahwa seiring dengan menciptakan AI, dibutuhkan juga jiwa kebermanfaatan dari manusia. Kolaborasi antara teknologi, teknik, desain, kreativitas,kecerdasan dan semangat sangat penting agar inovasi yang baru dapat didukung dan penyelesaian masalah dapat tercapai. Pembangunan inovasi ini bertujuan untuk daur ulang sampah yaitu Sustainable Development Goals (SDGs).

"Tujuan utama AI adalah membangun sistem AI yang dapat membantu dan menyelesaikan masalah manusia, jika dibandingkan dengan sebelumnya (sebelum sistem AI itu tercipta)," jelasnya.


Bagikan artikel ini