Jenis Serangan Siber yang Harus Indonesia Waspadai Menurut BSSN


Badan Siber dan Sandi Negara

Ilustrasi Logo Badan Siber dan Sandi Negara

Serangan siber semakin meningkat untuk mengeruk keuntungan, terutama dengan zaman digital yang semakin berkembang. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pun mengungkapkan bahwa sediktinya ada 495 juta serangan siber yang terjadi di Indonesia tahun 2020 lalu. Angka ini pun meningkat dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Serangan siber terus meningkat luar biasa. Banyak sekali bentuk serangan mulai dari phising, hacking, dan crypto malware,” kata Anton Setiawan, Juru Bicara BSSN pada acara InfoKomputer TechGathering, Selasa (22/6/2021).

Pada kesempatan yang sama Anton pun membagikan beberapa serangan siber yang sering diadukan oleh masyarakat, di antaranya XSS, SQL Injection, Malware, Phising, serta Web Defacement.

Pada tahun 2021 ini, terdapat beberapa serangan siber yang patut diwaspadai oleh Indonesia. Pertama adalah AllAple yang mengakibatkan terjadikan DOS (Denial of Service), kemudian ZeroAccess yang bisa memunculkan iklan click fraud dan memberikan ancaman palsu.

Selain itu, ScadaMoxa juga patut diwaspadai karena mengakibatkan DOS dan Main-in-the-Middle attack pada sistem. WillExec bisa membuat backdoor yang mengancam keamanan data target, lalu CVE-2017-11882 bisa mengakibatkan adanya kerentanan pada remote code execution. Terakhir, adalah Generic Trojan yang dapat mencuri informasi remote access.

Maka guna menghadapi ancaman serangan siber yang semakin beragam dan meningkat, BSSN melakukan salah satu implementasi dengan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terkait big data analytics dalam operasional Indonesia Honeynet Project. AI digunakan untuk mendeteksi malware dan semua anomali terkait serangan siber yang masuk Indonesia.

Penggunaan AI dalam bidang cybersecurity ini pun dilakukan oleh BSSN untuk membuat pelaksanaan tugas BSSN dalam menanggulangi serangan siber ke Indonesia bisa lebih efektif dan efisien.

Algoritma pada AI ini disusun guna mendeteksi serangan siber seperti apa yang mungkin hadir di ranah siber. Kemampuan deteksinya pun terus ditingkatkan melalui proses belajar dari serangan yang pernah terjadi sebelumnya, sehingga AI bisa belajar lebih cepat dan bisa memberitahukan kemungkinan pola bentuk serangan berikutnya.

Upaya BSSN untuk menanggulangi serangan siber di Indonesia kemudian juga harus menjadi perhatian bagi masyarakat, agar keamanan data tetap terjaga dan tidak dirugikan dengan serangan siber yang semakin meningkat.


Bagikan artikel ini