Mahasiswa Unnes Kembangkan IoT untuk Pantau Tanaman Hidroponik


Drone Pertanian

Drone Pertanian

Sektor pertanian di Indonesia saat ini tengah mengalami tantangan yang besar, terutama dengan banyaknya generasi milennial yang memilih bekerja di sektor formal. Produksi di sektor pertanian kemudian semakin menyusut.

Menghadapi tantangan digitalisasi pertanian ini, sekelompok mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) kemudian berkreasi menghasilkan solusi teknologi untuk memperkuat daya saing sektor pertanian. Solusi teknologi ini pun berbasis internet of things (IoT).

Kelompok mahasiswa Unnes ini terdiri atas lima mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Unnes, yaitu Doni Puji Laksono, Defa Eza Fiqriyanto, Fahruddin, Erna Emmawati, dan Lintang Anugrah H.P. Kelimanya telah menciptakan software IoT untuk memudahkan pemantauan lahan tanaman hidroponik.

Software ini sudah kami uji cobakan di kebun sawi, pakcoy, dan selada miliki mitra binaan kami. Pada lokasi kebunnya, dipasangi sensor yang terkoneksi dengan internet pada smartphone. Ini berfungsi untuk memantau kadar air dan nutrisi pada tanaman yang ada,” kata Doni dalam keterangannya, melansir dari IDN Time, Rabu (24/11/2021).

Doni mengatakan bahwa ia bersama rekan-rekannya memiliki ide untuk merancang sistem IoT untuk lahan tanaman hidroponik dikarenakan selama ini, banyak petani hidroponik yang mengalami kesulitan untuk melakukan pemantauan nutrisi pada tanaman mereka. Terutama dalam melakukan penyiraman setiap hari.

Penggunaan sensor bisa membantu petani hidroponik untuk memantau tanaman mereka cukup dengan smartphone. Doni menjelaskan bahwa petani bisa mengontrol ketinggian air serta membuka dan menutup keran air secara otomatis hanya dari ujung jari.

“Tanaman pun dapat tetap tumbuh dengan normal seperti umumnya, sehingga ini menjadi salah satu sistem IoT yang memudahkan petani memantau tanaman hidroponik. Kami yang sedang kerja dengan mobilitas tinggi pun bisa bisa tetap memantau kondisi kebun dari jarak jauh,” tutur Doni.

Karya sistem IoT untuk memantau kebun dari jarak jauh ini pun berhasil meraih Juara Harapan 1 dalam Kategori Produksi dan Budidaya di ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XII 2021 yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Doni pun berharap dengan adanya sistem IoT ini, minat generasi muda untuk berkecimpung menjadi petani millennial dapat berkembang. Paling tidak, pemakaian IoT bisa mengubah stigma masyarakat bahwa petani organik dianggap mahal.

“Kami nantinya akan fokus pada paket eduwisata dan agrowisata sehingga semua pelajar bisa belajar wisata kebun sekaligus mempelajari teknologi dan memperkuat pendidikan karakter,” pungkas Doni.


Bagikan artikel ini