Jakarta Smart City Terapkan Smart City 4.0


Kepala Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha Paparkan Smart City 4.0

Kepala Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha Paparkan Smart City 4.0

Konsep smart city saat ini telah banyak diterapkan di berbagai kota di Indonesia. Smart city sendiri diterapkan untuk dapat mendukung transformasi digital yang maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di masyarakat.

Salah satu kota yang terus mendorong implementasi smart city yang inovatif adalah Jakarta. Melalui Jakarta Smart City, konsep smart city diimplementasikan dengan visi dan misi untuk kemajuan kota dan kebahagiaan warganya.

“Kalau bicara smart city, smart city itu bukan bicara project base, tapi adalah bagaimana kita membangun kota yang inovatif. Kota inovatif ini adalah bagaimana kota tersebut tumbuh untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di perkotaan, jadi benar-benar memahami kebutuhan warga dan menyelesaikan permasalahan dengan baik, didukung teknologi dan sebagainya,” kata Kepala Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha dalam paparannya di webinar ‘Strategi Percepatan Implementasi Kota Cerdas’ yang merupakan bagian dari acara Cloud Computing Indonesia Conference 2022, Kamis (7/4/2022).

Oleh karena itu, untuk mendukung penerapan smart city yang maksimal di Jakarta, Yudhistira mengungkapkan bahwa pihaknya kemudian menerapkan konsep ekosistem smart city 4.0 platform. Smart city 4.0 sendiri menggeser implementasi smart city dari yang berpusat pada pemerintah menjadi user-centric atau berpusat pada masyarakat.

Pada ekosistem smart city 4.0 ini, Yudhistira menjelaskan bahwa pemerintah memposisikan diri sebagai kolaborator, dengan masyarakat dan pihak lain seperti akademis, media, industri, hingga perangkat pemerintah lain sebagai co-creator. Para co-creator inilah yang disebut sebagai ekosistem untuk mencapai tujuan Jakarta sebagai smart city dengan pendekatan teknologi.

Teknologi seperti cloud computing, big data, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, internet of things (IoT), hingga blockchain sendiri berperan sebagai enabler untuk kemudian mengadakan inovasi dan kolaborasi.

“Teknologi sendiri sebenarnya adalah alat untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi, yang kemudian memunculkan berbagai model bisnis baru, yang disebabkan oleh adanya infrastruktur dan teknologi baru tersebut,” tutur Yudhistira.

Yudhistira kemudian menjelaskan bahwa smart city 4.0 memiliki empat dimensi dalam kerangka kerjanya, diantaranya adalah smart governance, smart people, smart mobility, smart environment, smart economy, serta smart living.

Salah satu implementasi dari smart city di Jakarta ini, adalah adanya JAKI. Yudhistira menjelaskan bahwa JAKI berperan sebagai sebuah ruang ketiga yang merupakan ruang interaksi bagi masyarakat untuk berkolaborasi secara inklusif.

“JAKI adalah collaborative ecosystem platform, yang berarti tidak hanya berisi fitur yang dikembangkan oleh pemerintah saja, tetapi juga oleh masyarakat, dengan inovasi yang dihadirkan melalui kebijakan open API, kolaborasi, dan integrasi layanan,” jelas Yudhistira.

Yudhistira melanjutkan, bahwa JAKI sendiri tidak hanya mengenai interaksi antara pemerintah dengan masyarakat, tetapi juga mengenai interaksi antara masyarakat dengan bisnis, sehingga masyarakat juga bisa membeli kebutuhan, melakukan pembayaran, dan lainnya. 

“JAKI juga menjadi platform untuk interaksi antara masyarakat satu dengan lainnya, bagaimana masyarakat bisa membagikan ide mereka melalui platform kolaboratif ini untuk kemudian ide tersebut didukung oleh masyarakat lainnya. Jadi esensi dari smart city adalah bagaimana kita meningkatkan interaksi, engagement, dan partisipasi masyarakat dalam membangun kota,” pungkas Yudhistira.


Bagikan artikel ini