Telkom Rencanakan Bangun Kabel Bawah Laut Asia Pasifik


Logo Telkom Indonesia

Logo Telkom Indonesia

Telkom, melalui anak perusahaannya, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin), bersiap membangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) baru yang akan menghubungkan kawasan Asia Pasifik. Singapura, Jepang, Korea, Filipina, Vietnam, dan negara-negara lainnya akan terhubung melalui inisiatif ini.

Pembangunan SKKL dilakukan melalui konsorsium ALPHA (Asia Link for Advanced Performance for High-Speed Access) yang terdiri dari KT Corporation (KT), Telin, dan pihak Jepang. Konsorsium ALPHA telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk perencanaan dan pengembangan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) internasional guna menciptakan lanskap bawah laut yang canggih di wilayah Asia-Pasifik pada masa mendatang. MoU ini ditandatangani oleh CEO Telin, Budi Satria Dharma Purba, dan Senior Vice President KT Corporation, Jehoon Myung.

CEO Telin, Budi Satria Dharma Purba, mengungkapkan "Inisiatif kabel bawah laut ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memajukan konektivitas digital di Indonesia. Fokus kami adalah memberikan latensi ultra rendah, rute unik dan akses langsung dari data center ke data center, yang kami yakini sebagai langkah signifikan menuju masa depan konektivitas digital di wilayah ini," dalam keterangannya dikutip dari detikInet, Kamis (1/2/2023).

Saat ini, terjadi pergeseran konsentrasi trafik utama dari Amerika Serikat & Eropa ke wilayah Asia-Pasifik. Fenomena ini mencerminkan proyeksi pertumbuhan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 10-25% dalam kapasitas data center di Malaysia, Indonesia, dan India dalam lima tahun ke depan. Singapura telah menjadi pusat terbesar dengan 38 SKKL, menjadikannya sebagai hub terkemuka di dunia, mengungguli Mesir, Marseille, dan Tokyo dalam hal konektivitas bawah laut.

Dengan pertumbuhan trafik terbesar yang beralih ke wilayah Asia-Pasifik, proyek ini dapat menjadi langkah signifikan menuju konektivitas digital yang canggih di wilayah tersebut. Sejauh ini, Singapura telah menjadi hub teramai di dunia, dan melalui konsorsium ALPHA, Indonesia akan menjadi pusat untuk tujuh SKKL baru yang disebut ICE (Indonesia Cable Express).

Kabel ALPHA sendiri menawarkan kecepatan tinggi dengan 18 Tbps per pasang serat, memungkinkan transmisi data lancar dan berkapasitas tinggi di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara. Konstruksi kabel ini diharapkan dapat mengatasi permintaan yang terus meningkat untuk lalu lintas cloud, big data, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) di kawasan tersebut.

"Konstruksi kabel ALPHA oleh KT berfungsi sebagai batu loncatan utama yang dengan cepat dapat mengatasi permintaan yang meningkat pesat untuk lalu lintas cloud, big data,dan AI di wilayah Asia yang tumbuh pesat untuk pelanggan enterprises. KT juga akan terus memperluas ekspansi dalam pasar SKKL Asia dengan memperkuat kemitraan dengan perusahaan-perusahaan global," tutur Jehoon Myung.

Proyek ini dijadwalkan untuk berjalan pada kuartal ketiga, dengan kontrak pada tahun 2024, dan diharapkan sistem kabel ALPHA dapat beroperasi pada kuartal pertama tahun 2027.

Telkom Berencana Bangun Data Center 50 MW

Telkom tidak hanya fokus pada konektivitas internasional, tetapi juga berencana untuk menjadi pemimpin pasar data center di Indonesia. Direktur Group Business Development Telkom, Honesti Basyir, mengumumkan rencana perusahaan untuk membangun data center baru dengan kapasitas 50 MW pada tahun 2024.

Honesti menyebut bahwa untuk mencapai posisi pemimpin pasar data center di Indonesia, perusahaan perlu memiliki kapasitas data center antara 200 MW hingga 300 MW. Telkom, melalui anak perusahaannya Telkom Data Ekosistem (TDE), berkomitmen menjadi market leader di bidang ini.

"Kemarin kita memang melakukan kerja sama dengan BDX Indosat, itu bagian dari kolaborasi yang kita butuhkan di data center. Tetapi ultimate-nya satu, Telkom Group melalui TDE (Telkom Data Ekosistem), kita menjadi market leader data center di Indonesia," ujar Honesti dalam media update Telkom di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Saat ini, Telkom sudah memiliki Hyperscale data center di Cikarang, dengan total kapasitas 75 MW yang terbagi di tiga kampus data center. Meskipun baru satu kampus yang beroperasi dengan kapasitas sekitar 25 MW, Telkom telah berhasil mengutilisasi sekitar 70% dari kapasitas yang dimiliki.

Untuk mencapai target, Telkom akan membangun data center berkapasitas 50 MW pada tahun 2024, dengan dua data center hyperscale di Cikarang dan Batam. "Terus di Batam kita juga akan mencoba memperbaiki performance bertransformasi sentra-sentra yang dulu ada di daerah menjadi Neucentrix. Jadi isunya data center-data center kecil yang sekitar 2 MW. Tetapi untuk hyperscale yang di atas 10 MW, kita akan lakukan di Cikarang dan Batam," kata Honesti.

Integrasi data center yang tersebar di anak perusahaan ke TDE juga menjadi bagian dari strategi perusahaan. Dengan demikian, TDE akan menjadi kendaraan utama Telkom dalam mengendalikan data center mulai tahun 2024. "Jadi mulai 2024 ini, TDE itu adalah salah satunya vehicle Telkom," pungkasnya.

Rencana ambisius ini menunjukkan komitmen Telkom untuk tidak hanya menjadi pemimpin dalam konektivitas internasional tetapi juga di tingkat domestik dengan membangun infrastruktur data center yang kuat dan canggih.


Bagikan artikel ini