UB Kembangkan IoT Berbasis GIS untuk Dukung Mitigasi Bencana


Ilustrasi Internet of Things

Ilustrasi Internet of Things (IoT)

Universitas Brawijaya (UB) telah mengembangkan teknologi internet of things (IoT) berbasis Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis untuk membantu upaya mitigasi bencana di Kecamatan Pronojiwo, salah satu wilayah yang merasakan dampak dari erupsi Gunung Semeru.

“Data yang dikumpulkan oleh IoT bisa menjadi informasi yang penting untuk dapat menghadapi area yang terdampak bencana,” kata Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Adipandang Yudono, Ph.D dalam keterangan resminya, melansir dari Antara, Jumat (30/9/2022).

Adipandang menyebut bahwa teknologi IoT sudah dimanfaatkan setelah erupsi Gunung Semeru yang berlangsung beberapa waktu lalu, untuk mengumpulkan sejumlah data seperti pengungsi, logistik, distribusi korban selamat, lokasi pos bantuan, obat-obatan, dan lain-lain.

Menurut Adipandang, pada masa penanganan pascabencana, teknologi IoT berbasis GIS ini telah digunakan untuk memetakan kondisi agrikultur, ternak, hingga kerusakan sekolah yang berada di area terdampak erupsi.

“Data ini bisa digunakan sebagai pendukung untuk menentukan area yang bisa direhabilitasi, serta menentukan batas-batas area terlindungi,” jelasnya.

Sementara Ahli Vulkanologi dan Geothermal dari Universitas Brawijaya, Prof. Sukir Maryanto mengatakan bahwa sistem IoT dapat bekerja melalui dua metode. Metode tersebut antara lain adalah melalui media manusia dan penggunaan sensor.

Sukir menjelaskan, IoT melalui media manusia bekerja melalui tiga langkah, yaitu memasukkan data yang bisa dikelola dengan database. Database ini kemudian akan disalurkan ke dashboard operasional.

Dashboard operasional sendiri memiliki infografik pembagian beban kerja, jumlah aktivitas, serta grafik mereka. Sementara secara elektronik, IoT bisa mengumpulkan data dengan sensor elektronik yang ditempatkan di lokasi.

“IoT berbasis geospasial di masa depan bisa digunakan untuk merencanakan kegiatan pembangunan kembali area yang terdampak erupsi Semeru, misalnya saja penanaman kembali hutan,” kata Sukir.

Menurut Kepala Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Semeru, Dr. Sujarwo, pemanfaatan dari IoT untuk mitigasi bencana ini sendiri juga mendukung aktivitas mahasiswa yang terlibat dalam program sosial di Semeru.

“IoT ini menjadikan kegiatan lebih mudah, terutama dalam mengidentifikasi kerusakan dan memberikan informasi yang lebih baik, seperti jumlah gedung yang rusak dan data area yang terdampak erupsi,” tutur Sujarwo.

IoT pun digunakan secara luas untuk dapat mendukung penanganan area terdampak erupsi Semeru. IoT berbasis GIS ini kemudian membantu penanganan pascabencana dengan memberikan informasi yang akurat sesuai kebutuhan.


Bagikan artikel ini