Hadapi Industri 4.0, FEB UAJY Adakan Seminar Akuntan


Ilustrasi Industri 4.0

Ilustrasi Industri 4.0

Di era revolusi industri 4.0, membuat berbagai profesi dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi informasi, salah satunya yaitu profesi akuntan. Dengan begitu cara kerja akuntan perlu adanya perubahan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan ekspansi global dengan menggunakan teknologi informasi seperti cloud computing dan penggunaan komunikasi secara daring.

Menanggapi hal tersebut, Program Studi Akuntasi Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FBE UAJY) akan bekerja sama dengan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang bercabang di Yogyakarta dalam mengadakan seminar nasional. Seminar tersebut berjudul "Creating Accountant’s Survival Strategies: Breaking Through the Industrial Revolution 4.0" yang akan di selenggarakan pada Rabu (24/4/2019).

"Seminar digelar di auditorium Kampus III Bonaventura Jalan Babarsari Nomor 43 Yogyakarta atau di depan kantor BATAN," kata Humas dan Publikasi Seminar, Y Sri Susilo dalam keterangan yang diterima Beritasatu.com di Jakarta, Selasa (23/4/2019).

Dalam seminar tersebut, pembicaranya yaitu Yohanes Handojo sebagai CEO PT Djarum Kudus, Yusron Fauzan sebagai Partner KAP-PWC dan Samiaji Saroso selaku dosen dari Prodi Akuntansi FBE UAJY, lalu untuk moderatornya yaitu Dian Indri P (IAI cabang Yogyakarta).

Ketua Panitia Seminar, A Totok Budi Santoso menyampaikan bahwa para akuntan di era digital ini, tidak boleh menghiraukan dampak dari kemajuan teknologi. Dengan begitu mereka harus dapat menguasai data non-keuangan, misalnya data analysis, information technology development dan leadership skills.

Pria yang kerap disapa Totok ini juga menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi oleh para akuntan profesional untuk saat ini yaitu menjaga akuntabilitas bermacam model bisnis dalam perkembangan teknologi informasi dan inovasi yang semakin kompleks serta perlunya pemetaan risiko yang semakin komprehensif. Bahkan, untuk sekarang aktivitas pengakuan dan penilaian dalam akuntansi semakin kritikal dengan berkembangnya teknologi dan inovasi.

"Misalkan, untuk saat ini akan ada pergeseran pengukuran aset konvensional akan bergeser ke arah pengukuran aset tak berwujud. Diharapkan, akuntan profesional mampu mengurai kompleksitas dengan memberi solusi profesional menjadi clarity," katanya.

Totok pun menyampaikan, perlu adanya diskusi secara mendalam tentang mengurangi berbagai permasalahan yang akan dihadapi oleh profesi akuntan pada era Revolusi Industri 4.0. Hal tersebut dapat dibantu dengan banyaknya wawasan yang dimiliki sehingga dapat memberikan solusi yang terbaik untuk para akuntan profesional ataupun perguruan tinggi dan semua mahasiswa dalam mempersiapkan perkembangan teknologi yang akan datang.

"Seminar ini digagas dan dilaksanakan dalam rangka menanggapi tantangan dan peluang tersebut," jelas Totok.


Bagikan artikel ini