Ini 3 Faktor yang Menjadi Penyebab Kejahatan Siber Mudah Terjadi


Media Digital

Ilustrasi media digital

Kasus kejahatan siber di Indonesia sudah banyak terjadi, mulai dari penipuan identitas hingga teror tagihan utang yang bahkan tidak pernah dilakukan. Berbagai kejahatan siber ini pun banyak dilakukan melalui media sosial, seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, dan masih banyak lagi.

Maka untuk menghadapi hal tersebut, Direktur Cybersecurity BDO in Indonesia dan Co-Founder Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) M Novel Ariyadi menjelaskan faktor-faktor utama penyebab terjadinya kejahatan siber yang membedakan dengan kejahatan umumnya.

Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan media clinic yang bertema Peran Identitas Digital yang Aman dalam Meningkatkan Kepercayaan pada Fintech, dan dilaksanakan pada Kamis (4/11/2021). Sementara tiga faktor yang menyebabkan kejahatan siber diantaranya adalah :

1. Identitas pengguna

Fitur yang memudahkan manipulasi kelengkapan di media sosial seringkali dimanfaatkan pengguna dengan niat yang tidak baik. Selain itu, data-data pengguna lain juga mudah dicuri. Hal ini kemudian memudahkan pelaku kejahatan siber untuk memanipulasi korban.

2. Penggandaan aset informasi

Aset informasi yang ada di media sosial juga dapat dengan mudah digandakan oleh pengguna. Hal ini dikarenakan tidak adanya fitur untuk menghapus atau disebut pula ‘delete button’ di internet.

3. Lokasi

Faktor lainnya yang dapat memicu ancaman serangan kejahatan siber adalah ketika lokasi pengguna dapat dideteksi di media sosial. Sama halnya dengan kemudahan untuk dipalsukan  ataupun disembunyikan. Tidak hanya itu, pemerintah sendiri adalah penjamin dan sumber identitas antara orang ke orang lainnya pada ranah offline.

“Hal ini berbeda sekali dengan identitas fisik yang harus melewati banyak sekali proses jika ada yang mau memalsukan identitas, tapi di dunia digital orang bisa hanya dengan beberapa klik dapat merubah identitas,” tutur Novel.

Berbeda dengan ranah online, pemerintah harus melakukan kerja sama dengan identity provider untuk dapat menjamin verifikasi identitas dan tanda tangan elektronik. Setidaknya, dalam ranah perlindungan identitas digital dari kejahatan siber, harus ada kerja sama antara pemberi kebijakan, pengelola sistem elektronik, serta pengguna internet pula.

“Tiga aspek perlindungan data pribadi, mulai dari pemerintah, pengguna, hingga pengelola sistem elektronik yang ikut serta bertanggung jawab untuk melindungi identitas digital, yaitu penyelenggara sertifikasi elektronik (PSRE),” pungkas Novel.

 

Memahami Apa itu Kejahatan Siber ?

Cyber crime atau kejahatan siber adalah bentuk kejahatan yang muncul berkat pemanfaatan teknologi internet. Dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, muncul pula berbagai jenis kejahatan dengan karakteristik yang sepenuhnya baru.

Kejahatan ini terjadi karena adanya penyalahgunaan jaringan internet, yang membentuk apa yang dikenal sebagai ruang siber atau cyber space. Dalam ruang ini, berbagai kejahatan dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan teknik yang mungkin tidak mungkin dilakukan di dunia nyata.

Menurut Barda Nawawi dalam bukunya yang berjudul "Tindak Pidana Mayantara: Perkembangan Kajian Cyber Crime Di Indonesia" (2001), kejahatan cyber merupakan fenomena baru dalam dunia kejahatan, yang merupakan dampak langsung dari perkembangan teknologi informasi. Kejahatan siber ini telah diberi berbagai sebutan dalam literatur, seperti "kejahatan dunia maya" (cyberspace/virtual-space offence), dimensi baru dari "hi-tech crime", dimensi baru dari "transnational crime", dan dimensi baru dari "white collar crime".

Dengan adanya kejahatan siber ini, maka perlindungan data pribadi dan keamanan cyber menjadi semakin penting. Semua pihak, baik individu maupun institusi, perlu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka tentang ancaman yang timbul dari dunia maya. Selain itu, pemerintah juga perlu mengimplementasikan kebijakan dan regulasi yang ketat untuk melindungi masyarakat dari ancaman cyber crime yang semakin kompleks dan beragam.

 

Mengenal Karakteristik Kejahatan Siber

Kejahatan siber, atau yang sering disebut kejahatan di dunia maya, memiliki sejumlah karakteristik yang membuatnya semakin sulit untuk dideteksi dan ditangani. Ini menjadi tantangan serius bagi pihak berwenang dan masyarakat dalam melawan ancaman yang tak terlihat namun berbahaya ini. berikut adalah beberapa karakteristik kejahatan siber :

  1. Sifat Global dan Transnasional

Kejahatan siber sering kali melintasi batas negara, membuatnya sulit untuk ditangkap dan dihukum. Pelaku bisa beroperasi dari negara manapun dan targetnya bisa berada di belahan dunia yang berbeda. Hal ini membuat penegakan hukum menjadi sulit karena ketidakjelasan hukum yang berlaku di berbagai yurisdiksi.

  1. Tidak Menimbulkan Kekacauan yang Mudah Terlihat

Meskipun kerusakan yang ditimbulkan bisa sangat besar, kejahatan siber cenderung tidak langsung terlihat dan tidak menimbulkan kekacauan yang mencolok seperti kejahatan konvensional. Ini membuat masyarakat terkadang tidak menyadari tingkat ancaman yang sebenarnya.

  1. Pelaku Universal dari Segala Usia

Pelaku kejahatan siber tidak mengenal batasan usia. Bahkan, anak-anak dan remaja pun dapat menjadi pelaku kejahatan siber. Karena sifatnya yang bersifat universal, siapapun bisa menjadi target atau pelaku kejahatan siber.

  1. Penggunaan Teknologi Sulit Dimengerti

Teknologi informasi yang digunakan dalam kejahatan siber seringkali sulit dimengerti oleh orang awam yang tidak menguasai dunia siber. Ini membuat penanganan dan pencegahan kejahatan siber menjadi lebih rumit dan memerlukan keahlian khusus dalam bidang teknologi informasi.

  1. Kerugian Material dan Nonmaterial

Kejahatan siber tidak hanya menimbulkan kerugian material seperti kehilangan uang atau barang, tetapi juga kerugian nonmaterial seperti kehilangan waktu, kerahasiaan informasi, dan bahkan martabat dan harga diri. Hal ini membuat dampak dari kejahatan siber bisa sangat merusak secara pribadi maupun secara sosial.

 

Berbagai Bentuk Cyber Crime yang Membahayakan

Berdasarkan laporan para korban dan identifikasi dari pakar hukum, kejahatan siber dapat dikelompokkan ke dalam berbagai bentuk yang berbeda, masing-masing dengan risiko dan dampak yang berbeda pula. Berikut adalah beberapa bentuk cyber crime yang perlu kita waspadai:

  1. Unauthorized Access 

Kejahatan ini terjadi ketika seseorang masuk atau menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer tanpa izin atau pengetahuan dari pemiliknya. Contoh dari kejahatan ini termasuk probing dan port scanning.

  1. Illegal Contents 

Merupakan kejahatan yang melibatkan penyebaran informasi yang tidak benar, tidak etis, atau melanggar hukum, seperti penyebaran pornografi atau informasi fitnah.

  1. Penyebaran Virus Secara Sengaja

Penyebaran virus biasanya dilakukan melalui email dengan tujuan merusak atau mengambil alih sistem komputer target.

  1. Data Forgery

Kejahatan ini melibatkan pemalsuan data dalam dokumen-dokumen penting yang ada di internet, seperti dokumen-dokumen yang dimiliki oleh institusi atau lembaga dengan situs web database.

  1. Cyber Terrorism 

Tindakan cyber terrorism melibatkan serangan terhadap pemerintah atau warga negara dengan tujuan mengintimidasi atau merusak sistem.

  1. Political Hacking

Aktivitas politik yang melibatkan peretasan situs web untuk menyampaikan pesan politik atau mendiskreditkan lawan politik.

  1. Perjudian

Perjudian online yang tidak sah dan dapat memicu praktik pencucian uang.

  1. Cyber Espionage 

Kejahatan ini melibatkan peretasan untuk mendapatkan informasi rahasia dari pihak lain, terutama dalam konteks persaingan bisnis.

  1. Infringements of Privacy

Kejahatan yang melibatkan pencurian informasi pribadi seseorang, seperti nomor kartu kredit atau informasi medis yang sensitif.

  1. Offence against Intellectual Property

Kejahatan yang melibatkan pelanggaran hak kekayaan intelektual di internet, seperti peniruan situs web atau pencurian informasi rahasia dagang.

 

Faktor-faktor yang Membuat Kejahatan Siber Semakin Mudah Terjadi

Selain 3 faktor yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa faktor tambahan yang turut menyebabkan kejahatan siber semakin mudah terjadi. Mari kita telusuri faktor-faktor ini untuk memahami lebih dalam tentang kompleksitas kejahatan siber.

  1. Akses Internet yang Tidak Terbatas

Salah satu faktor utama yang memudahkan terjadinya kejahatan siber adalah akses internet yang tidak terbatas. Saat ini, hampir semua orang memiliki akses ke internet, dan hal ini memungkinkan penjahat untuk beroperasi dengan bebas tanpa ada batasan geografis. Kemudahan ini membuat orang dapat mengakses segala sesuatu tanpa batasan, memberikan kesempatan bagi penjahat untuk melancarkan aksinya tanpa terdeteksi.

  1. Kelalaian Pengguna Komputer

Banyak pengguna komputer yang sering kali kelalaian dalam memasukkan data-data penting ke dalam internet. Hal ini memberikan celah bagi penjahat untuk mencuri atau memanipulasi data tersebut. Kelalaian pengguna dalam menjaga keamanan data pribadi atau sensitif mereka menjadi salah satu faktor yang memudahkan terjadinya kejahatan siber.

  1. Kemudahan dan Risiko Keamanan Kecil

Kejahatan siber seringkali dapat dilakukan dengan risiko keamanan yang kecil dan tidak membutuhkan peralatan yang super canggih. Internet merupakan sistem yang mudah digunakan tanpa memerlukan alat khusus, sehingga penjahat dapat dengan mudah melancarkan serangannya tanpa terdeteksi. Hal ini membuat kejahatan siber semakin menyebar dan sulit untuk dihentikan.

  1. Lemahnya Sistem Keamanan Jaringan

Salah satu faktor krusial yang turut menyebabkan kejahatan siber semakin mudah terjadi adalah lemahnya sistem keamanan jaringan. Banyak perusahaan atau individu yang tidak memperhatikan keamanan jaringan mereka dengan serius, sehingga menjadi sasaran empuk bagi para penjahat siber. Lemahnya sistem keamanan jaringan menjadi celah besar bagi para penjahat untuk melancarkan serangan mereka tanpa hambatan.


Bagikan artikel ini