AI Punya Potensi Sumbang Rp 5,5 T untuk Ekonomi Indonesia di 2030


Ilustrasi Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) diprediksi akan menambah produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga USD 366 miliar atau sekitar Rp 5,5 triliun pada 2030 mendatang.

Sementar Riset EDBI dan Kearny menunjukkan, bahwa terdapat lebih dari 20 industri di Indonesia yang telah menggunakan teknologi AI. Industri yang paling banyak mengadopsi teknologi ini adalah finansial, khususnya selama pandemi COVID-19.

“Layanan finansial dari sisi budget untuk teknologi lumayan besar. Perbankan, bank digital, asuransi, multifinance, bisa dibilang salah satu pengadopsi pertama untuk AI,” kata Co-Founder & CEO Kata.ai, Irzan Raditya dalam media gathering yang dilaksanakan secara online, Rabu (27/7/2022).

Selain layanan finansial, industri telekomunikasi dan e-commerce juga menjadi industri yang menggunakan teknologi AI secara masif. Hal ini juga didorong pandemi COVID-19 yang terjadi sejak 2020 lalu.

Berdasarkan riset dari Accenture 2021 Global Customer Pulse Study, 43% konsumen di Asia Tenggara tidak keberatan untuk dilayani oleh asisten virtual AI dalam bentuk chatbot. Hal ini pun dikarenakan pelanggan yang ingin komunikasi efisien serta cepat.

Menurut Irzan, riset terakhir Kata.ai menunjukkan bahwa efisiensi pelayanan dapat dicapai dengan memanfaatkan teknologi AI. Selain itu, faktor bisnis yang dituntut untuk dapat melayani konsumen secara lebih cepat juga mendorong efisiensi penggunaan AI.

“Kecerdasan buatan dapat membantu banyak bisnis untuk dapat menghemat pengeluaran dan mendapatkan keuntungan lebih banyak,” ujar Irzan.

Irzan juga optimis bahwa ancaman resesi ekonomi akan mendorong bisnis untuk terus mendorong profitabilitas, dengan AI yang kemudian mendukung pelaku bisnis untuk menjalankan kegiatan secara lebih efisien.

Selain itu, Irzan pun menyampaikan bahwa Kata.ai berharap dapat membantu pelaku bisnis untuk mempertahankan keuntungan mereka, bahkan menghasilkan keuntungan saat resesi ekonomi terjadi akibat pandemi COVID-19.

“Ada konsumen Kata.ai di telekomunikasi, mereka membukukan puluhan miliar tahun lalu, dari jualan pulsa, paket data, sampai bayar tagihan,” pungkas Irzan.


Bagikan artikel ini