Allianz Manfaatkan AI untuk Cegah Penipuan Asuransi Kesehatan


Logo Allianz

Logo Allianz

Belakangan ini, teknologi kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) memang tengah populer dibicarakan dan digunakan. AI pun digunakan di berbagai bidang, bahkan termasuk didalamnya sektor kesehatan dalam bentuk asuransi.

Allianz Indonesia memanfaatkan AI untuk melakukan deteksi dini terhadap kecurangan atau penipuan dalam proses klaim. AI yang digunakan Allianz mampu melakukan analisa terhadap 7.500 pengajuan klaim setiap bulannya, serta dapat melakukan analisa dua kali lebih cepat dibandingkan analisa secara manual.

“Saat ini kami dapat mendeteksi kasus klaim terkait aktivitas fraud (penipuan) dengan akurasi AI lebih dari 80 persen. Hasilnya, kami dapat mempercepat seluruh proses klaim nasabah yang dinyatakan wajar dan memberikan pengalaman yang lebih baik ke nasabah,” ungkap Alexander Kurth, Chief Data Officer Allianz Life Indonesia, Minggu (6/12/2020).

Proses pendeteksian oleh AI ini bekerja dalam satu paket dengan proses klaim asuransi oleh nasabah. Hal ini untuk mempercepat proses klaim, terutama dengan kendala berupa pengajuan lamban yang sering dihadapi dalam klaim asuransi kesehatan.

Jika klaim dilakukan secara manual, maka klaim baru bisa dibayarkan setelah tujuh hari kerja. Menggunakan AI, 95 persen klaim bisa dilakukan dalam kurun waktu 48 jam saja. Allianz yang menggunakan AI pun hingga Oktober 2020 telah membayar sebanyak 150.000 kasus klaim dengan total klaim lebih dari 490 miliar rupiah.

Allianz juga merasakan manfaat lain setelah memanfaatkan AI sejak 2019 lalu. Kepuasan nasabah mengalami peningkatan rating 4.4 dari 5.0 berdasarkan customer satisfaction score terhadap layanan asuransi yang ditawarkan Allianz Indonesia.

Nantinya, pemanfaatan AI tidak akan terbatas hanya pada klaim asuransi kesehatan tetapi juga akan diterapkan untuk sektor bisnis lainnya.

“Dengan melakukan semua hal tersebut, perusahaan bisa menekan pengeluaran untuk pembayaran klaim fiktif dan meningkatkan cost efficiency, sehingga iklim bisnis perusahaan bisa tetap terjada dan kondusif,” tutur Alex.


Bagikan artikel ini