Sistem Dior Diretas: Data Konsumen Bocor di Asia


Ilustrasi DIOR

Ilustrasi DIOR

Merek fashion mewah asal Prancis, House of Dior, baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka menjadi korban serangan siber yang menyebabkan sebagian data pelanggan mereka terekspos. Dalam pernyataan resminya, Dior menyatakan bahwa insiden ini berdampak khususnya pada pelanggan divisi Fashion dan Aksesori, namun mereka memastikan bahwa informasi sensitif seperti kata sandi dan data pembayaran tidak terdampak dalam kebocoran tersebut.

Perusahaan menyampaikan bahwa langkah-langkah penanganan telah segera diambil, termasuk melibatkan pakar keamanan siber terkemuka untuk menyelidiki sejauh mana dampak serangan ini.

 

Rincian Serangan Siber dan Jenis Data yang Bocor

Dior menjelaskan bahwa insiden ini terjadi akibat akses tidak sah oleh pihak luar ke dalam sistem yang menyimpan informasi pelanggan mereka. Berdasarkan tangkapan layar pemberitahuan yang beredar di internet, kebocoran data terdeteksi pada 7 Mei 2025.

Data yang diduga telah terekspos antara lain:

  • Nama lengkap pelanggan
  • Jenis kelamin
  • Nomor telepon
  • Alamat email
  • Alamat tempat tinggal
  • Riwayat pembelian

Penting untuk dicatat bahwa data keuangan pelanggan, seperti informasi rekening bank atau kartu kredit, dipastikan tidak terdampak, karena disimpan di database yang terpisah dan aman.

“Tidak ada kata sandi atau informasi pembayaran, termasuk rekening bank atau data kartu kredit, yang berada dalam database yang terkena insiden ini,” tegas juru bicara Dior yang dikutip dari BleepingComputer.

 

Wilayah yang Terdampak: Korea Selatan dan China

Meskipun Dior belum secara terbuka mengungkapkan total jumlah pelanggan atau negara-negara yang terdampak, sejumlah bukti menunjukkan bahwa Korea Selatan dan China termasuk wilayah yang terkena dampak langsung.

Situs web Dior di Korea Selatan dikonfirmasi menjadi salah satu target dalam serangan ini. Selain itu, sejumlah pelanggan di Tiongkok juga telah menerima pemberitahuan resmi dari Dior yang menginformasikan bahwa data mereka kemungkinan ikut bocor.

Pemberitahuan ini disertai dengan peringatan kepada pelanggan agar berhati-hati terhadap kemungkinan penipuan atau phishing yang mungkin memanfaatkan situasi ini. Dior meminta agar pelanggan tidak memberikan informasi pribadi kepada pihak yang mengaku sebagai perwakilan merek jika ada komunikasi yang mencurigakan.

 

Respons Hukum dan Pengawasan Regulasi

Media lokal Korea Selatan melaporkan bahwa Dior saat ini berada dalam sorotan otoritas hukum karena dianggap tidak segera melaporkan insiden ini ke instansi pemerintah setempat sesuai peraturan perlindungan data yang berlaku.

Regulasi di berbagai negara, terutama di wilayah seperti Uni Eropa dan Korea Selatan, mewajibkan perusahaan untuk segera memberitahu otoritas terkait dalam jangka waktu tertentu setelah terjadi pelanggaran data. Keterlambatan pelaporan ini bisa saja menimbulkan sanksi administratif, termasuk denda.

Di tengah kritik yang muncul, Dior menegaskan bahwa mereka sedang berkoordinasi dengan otoritas berwenang dan mematuhi seluruh kewajiban hukum.

“Kami juga sedang berupaya memberi tahu otoritas yang berwenang dan para pelanggan, sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar pihak Dior dalam pernyataan resmi.

 

Dampak Terhadap Reputasi dan Kepercayaan Pelanggan

Sebagai merek mewah global dengan citra eksklusif dan pelayanan personal, kejadian ini bisa memberikan dampak negatif terhadap reputasi Dior. Data seperti riwayat pembelian dan alamat rumah pelanggan kerap menjadi informasi sensitif, terutama bagi kalangan konsumen high-end yang mengutamakan privasi.

Pakar keamanan siber menilai bahwa meski tidak terjadi kebocoran data finansial, informasi yang terekspos bisa saja dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan serangan lanjutan seperti spear phishing, identity theft, hingga manipulasi sosial (social engineering).

Hal ini menggarisbawahi pentingnya perusahaan-perusahaan global, termasuk dalam industri mode, untuk memperkuat sistem keamanan digital dan membangun kepercayaan berkelanjutan dengan pelanggan.

 

Langkah Preventif dan Saran bagi Konsumen Dior

Menanggapi insiden ini, Dior mengimbau seluruh pelanggannya untuk:

  • Waspada terhadap email atau pesan mencurigakan yang mengatasnamakan Dior, terutama yang meminta data pribadi.
  • Tidak mengklik tautan yang tidak diketahui sumbernya.
  • Melaporkan aktivitas mencurigakan ke pusat layanan pelanggan resmi Dior.
  • Mengubah kata sandi akun jika menggunakan kredensial yang sama di berbagai platform.

Bagi pelanggan di Korea Selatan dan China, sangat disarankan untuk memantau transaksi perbankan, dan jika perlu, melakukan freeze atau blokir sementara kartu pembayaran untuk mencegah potensi penyalahgunaan.

Ancaman Siber Semakin Kompleks: Perusahaan Harus Waspada
Serangan siber terhadap Dior hanyalah satu dari sekian banyak contoh meningkatnya ancaman keamanan digital di sektor ritel dan e-commerce. Dengan pertumbuhan layanan daring dan digitalisasi pengalaman pelanggan, perusahaan kini menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan siber.

Menurut laporan berbagai lembaga keamanan, data pelanggan adalah komoditas berharga di pasar gelap (dark web), terutama jika berasal dari merek-merek premium seperti Dior yang memiliki basis pelanggan dengan profil ekonomi tinggi.

Maka dari itu, perusahaan perlu:

  • Melakukan audit keamanan sistem secara berkala
  • Menggunakan enkripsi untuk data pelanggan
  • Memastikan respons insiden yang cepat dan transparan
  • Melatih karyawan agar paham terhadap praktik keamanan digital

Kasus serangan siber yang menimpa Dior menjadi pengingat penting bahwa bahkan merek besar dan mapan sekalipun tidak kebal terhadap risiko digital. Transparansi dan kecepatan dalam merespons insiden adalah dua hal penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan.

Dior, melalui juru bicaranya, menyatakan permohonan maaf atas insiden ini dan menegaskan bahwa mereka menjadikan keamanan data pelanggan sebagai prioritas utama.

“Kerahasiaan dan keamanan data pelanggan adalah prioritas utama bagi House of Dior. Kami sangat menyesal atas kekhawatiran atau ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan dari kejadian ini.”

Bagi konsumen, kewaspadaan menjadi kunci. Di era digital seperti sekarang, menjaga data pribadi sama pentingnya dengan menjaga barang berharga.

 

Cara Mengakses Informasi Lebih Lanjut dan Melapor:

Jika Anda pelanggan Dior dan ingin mengetahui apakah Anda terdampak, atau ingin melaporkan aktivitas mencurigakan, Anda dapat:

  • Mengakses situs resmi Dior: https://www.dior.com
  • Menghubungi layanan pelanggan Dior di negara masing-masing
  • Mencari pemberitahuan resmi di akun media sosial Dior
  • Menghindari klik pada email mencurigakan dan pastikan mengakses link hanya dari sumber resmi
Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait