Dirjen Aptika Ungkapkan Empat Manfaat Big Data dan AI


Transformasi Digital

Ilustrasi Transformasi Digital

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mendorong percepatan transformasi digital di Indonesia, yang salah satunya dilakukan melalui pengembangan e-government atau Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Survei e-government yang diselenggarakan pada 2020 oleh PBB menunjukkan bahwa e-government development index Indonesia mengalami peningkatan dari peringkat 107 di tahun 2018, menjadi peringkat 88 pada 2020.

“Peringkat tersebut menunjukkan adanya peningkatan kualitas e-government Indonesia dan juga tingkat keaktifan masyarakat dalam menggunakan layanan e-government,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo, Semuel A. Pangerapan dalam webinar DataGovAI e-Summit and e-Awards 2022, Kamis (24/11/2022).

Semuel kemudian menuturkan, bahwa peningkatan ini perlu diteruskan kesuksesannya, termasuk juga dengan pemanfaatan teknologi internet of things (IoT), yang dapat menghasilkan big data, serta mendorong pula penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Semuel pun menyampaikan bahwa big data dan AI memiliki empat manfaat bagi pemerintahan.

Pertama, penggunaan big data oleh pemerintah dapat meningkatkan kualitas respon darurat melalui identifikasi permasalahan. Contohnya saat terjadi bencana alam seperti kekeringan, wabah, ataupun kecelakaan yang bersifat masif.

Kedua, pemanfaatan big data bisa meningkatkan kemampuan pemerintah dalam menangkal pencucian uang. Hal ini dikarenakan pemerintah bisa dengan mudah mengakses data aliran dana dalam upaya mendeteksi kegiatan ilegal.

Manfaat ketiga dari pemanfaatan big data adalah adanya pengurangan terhadap kemungkinan ancaman serangan siber dari pihak dalam yang mengalami kebocoran data, ataupun oknum internal melalui analisis pola dan kebiasaan tidak wajar dari para oknum.

Manfaat terakhir dari big data analytics adalah kemampuannya untuk meningkatkan efektivitas tenaga kerja. Hal ini pun dapat dicapai melalui peningkatan kapasitas institusi dalam memantau kebutuhan tenaga kerja. Selain itu, big data juga dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, menjadikan kebijakan berbasis data.

“Lalu dalam pelaksanaannya dapat dibantu oleh AI guna membantu menganalisis big data yang ada,” tambah Semuel.

Semuel menyampaikan, bahwa AI dapat membantu di tahap identifikasi pola dan pengangkatan isu, untuk kemudian dapat membantu pula di tahap formulasi guna menganalisis skenario dan peramalan opsi kebijakan. AI kemudian dapat membuat data pemahaman untuk membantu membuat keputusan di tahap adopsi.

Pemanfaatan AI kemudian dapat meningkatkan efektivitas tahapan implementasi melalui layanan yang lebih cepat, serta dapat melakukan koreksi secara instan. Adopsi teknologi digital ini pun dapat memberi saran penyesuaian dan perbaikan guna mendukung efektivitas kebijakan pada masa yang akan datang.

Manfaat-manfaat tersebut kemudian mendorong pemerintah untuk ingin melakukan implementasi teknologi big data dan AI secara menyeluruh, mendukung percepatan upaya transformasi digital.


Bagikan artikel ini