IBM: Industri Manufaktur Mengalami Serangan Siber Tertinggi


Data Hacker

Ilustrasi Data Hacker

Manufaktur menjadi industri yang paling banyak mengalami serangan siber pada tahun 2022, dan juga merupakan industri yang paling banyak diserang selama dua tahun berturut-turut.

Fakta itu terungkap dari hasil laporan tahunan terbaru IBM Security bertajuk ‘X-Force Threat Intelligence Index’.

Melansir dari Info Komputer, menurut laporan IBM, industri manufaktur menduduki peringkat ke-1 dengan sebanyak 24,8% perusahaan atau organisasi di industri tersebut yang mengalami serangan siber di 2022.

Diketahui, industri manufaktur menjadi target yang menarik untuk pemerasan, mengingat toleransi mereka yang sangat rendah terhadap down time (waktu jeda).

Ransomware merupakan metode pemerasan yang paling terkenal, tetapi penjahat siber juga selalu mencari cara baru untuk memeras para korbannya di kalangan industri.

Di peringkat ke-2, industri yang paling banyak mengalami serangan siber adalah industri finansial dan asuransi dengan angka sebanyak 18,9%.

Kemudian di peringkat ke-3 dan ke-4, diduduki oleh industri profesional, bisnis, dan layanan konsumen dan industri energi dengan masing-masing sebanyak 14,6% dan 10,7% serangan siber.

Energi menempati posisi ke-4 sebagai industri yang paling banyak diserang tahuin lalu karena kekuatan global terus mempengaruhi perdagangan energi global yang bergejolak.

Bahkan, perusahaan energi di Amerika Utara menyumbang 46% dari semua serangan siber di industri energi yang telah diamati pada tahun lalu, yang menunjukkan peningkatan 25% dari level di tahun 2021.

Selanjutnya di posisi ke-5, ada industri ritel dan grosir dengan jumlah serangan siber sebanyak 8,7%.

Sebagai informasi, laporan X-Force Threat Intelligence Index menampilkan data yang dikumpulkan IBM secara global pada tahun 2022.

Laporan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi mendalam tentang lanskap ancaman siber secara global dan menginformasikan komunitas keamanan siber terkait ancaman siber yang paling relevan bagi perusahaan mereka.


Bagikan artikel ini