IFG Life Manfaatkan AWS Cloud untuk Sistem Infrastruktur TI


Amazon Web Services Logo

Ilustrasi Logo Amazon Web Services

PT Asuransi Jiwa IFG Life terus memperkuat sistem infrastruktur teknologi informasi (TI) dan peningkatan layanan digital dalam mendorong pertumbuhan bisnisnya ke depan. Namun, penguatan itu dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek efisiensi biaya. 

Untuk membangun sistem infrastruktur TI diperlukan investasi yang sangat besar. Itu sebabnya, IFG Life memilih untuk menggunakan layanan cloud sebagai langkah untuk mengefisienkan biaya sehingga tak perlu mengeluarkan investasi besar. 

Untuk mengadopsi layanan cloud, IFG bekerjasama dengan Amazon Web Services (AWS). Direktur Operasional dan Teknologi Informasi IFG Life, Iskak Hendrawan, mengatakan IFG Life meninggalkan sistem on-premise dan beralih ke cloud sebagai upaya menghadapi persaingan yang semakin ketat dan ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi.
 
“Kebutuhan konsumen akan pengalaman yang lebih baik dan proses yang lebih efisien semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan ekspektasi yang semakin tinggi. Oleh karena itu, IFG Life perlu melakukan inovasi dan modernisasi TI untuk tetap relevan dan bersaing di pasar,” ungkap Iskak saat ditemui di Indonesia Industry Solution Day 2023 dikutip dari Kontan.co.id, Senin (13/3).

Iskak menjelaskan, IFG sudah bekerjasama dengan AWS sejak pertengahan 2022. Lewat kerjasama itu, perseroan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, mengakses berbagai layanan dan alat teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi operasional, seperti server, penyimpanan, dan database.

Dengan layanan cloud ini maka belanja modal atau capex IFG tak perlu besar. Untuk biaya sistem infrastruktur IT akan masuk sebagai biaya operasional (opesx). "Dengan berubah jadi opex maka cost saving yang kami lakukan tahun lalu hampir 50% dari budget TI jika harus bangun sendiri." jelas Iskak.

Adapun capex selanjutnya akan difokuskan IFG melakukan digitalisasi layanan. Sejak Oktober 2022, perusahaan ini sudah melakukan digitalisasi untuk nasabah ritel dengan meluncurkan aplikasi Life by IFG bersamaan dengan dirilisnya produk pertama mereka yakni asuransi kecelakaan Life Saver. IFG Life juga sudah melakukan digitalisasi pada nasabah korporasi leat aplikasi Life Space. 

Seiring dengan digitalisasi yang dilakukan, IFG Life juga akan gencar merilis produk baru tahun. Rencananya akan peluncuran produk tahun ini yang akan dimulai pada April mendatang dengan produk asuransi jiwa. Hingga saat ini jumlah polis untuk produk pertamanya sudah mencapai 6.000. 

Sebagai perusahaan yang terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, migrasi ke cloud menjadi hal yang sangat penting bagi IFG Life. Untuk itu, IFG Life selalu memperhatikan beberapa faktor kunci yang sangat penting sebelum melakukan migrasi ke cloud yakni keamanan, ketersediaan yang tinggi agar menjadi sistem bisa online 24 jam, Skalabilitas atau kemampuan untuk mengatur kapasitas sistem dengan cepat dan mudah, serta biaya.

"Biaya juga menjadi faktor penting dalam migrasi ke cloud. AWS menawarkan model biaya yang sangat fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan kami, sehingga kami dapat mengontrol biaya secara efekti," tambah Iskak.
 
Iskak mengungkapkan sejumlah solusi dan layanan AWS yang digunakan IFG Life antara lain Amazon Elastic Compute Cloud (EC2), Amazon Simple Storage Service, Amazon Elastic Kubernetes Service (EKS), dan Amazon Relational Database Service (RDS). 

Di ajang Indonesia Industry Solution Day 2023, AWS fokus menampilkan beragam solusi dan layana IT Cloud yang dapat membantu bisnis  untuk berinovasi dan lebih efisien di empat sektor yakni jasa keuangan, layanan kesehatan, media dan hiburan, serta manufaktur dan ritel, 

Di sektor industru media dan hiburan, perusahaan ini memberikan solusi untuk membantu pelanggan bertransformasi dari sisi produksi konten, rantai dan arsip pasokan media, siaran, D2C & Streaming, serta ilmu data dan analitik.

Shweta Jain, AWS APAC Head of Business Development, Media and Entertainment mengatakan, AWS telah 15 tahun mendukung transformasi untuk pelanggan terkemuka dari industri media dan hiburan. 
 
"Untuk membantu para pelaku industri menyajikan konten video interaktif dan menarik dengan latensi yang lebih rendah, AWS telah menghadirkan Points of Presence (PoPs) Amazon Interactive Video Service di Jakarta. Ini adalah layanan terkelola penuh yang memudahkan penyiapan streaming video langsung dan interaktif pada aplikasi hanya dalam beberapa menit,” kata Shweta.
 
PoP Amazon IVS memungkinkan pengguna akhir menikmati keuntungan dari latensi yang bisa ditekan hingga kurang dari tiga detik dengan menghasilkan konten video yang mulus, lebih menarik, dan mencegah timbulnya spoiler untuk pemirsa dengan kecepatan jaringan yang berbeda.


Bagikan artikel ini