Faktor Keuangan Jadi Masalah Implementasi Big Data di Indonesia


Big Data New

Big Data

Pemanfaatan data untuk pengelolaan bisnis saat ini telah banyak dilakukan. Namun era pemanfaatan big data yang digadang-gadang dapat memudahkan banyak sektor pekerjaan masih tetap mengalami beberapa tantangan dalam implementasinya.

Selain itu, Indonesia juga dinilai masih menghadapi sejumlah tantangan dalam pemanfaatan big data, khususnya dari segi pengelolaan data yang ada. Hal ini pun disampaikan oleh CEO & Product Creator Paques Benni Adham. Paques sendiri merupakan salah satu penyedia solusi big data analytics di Indonesia.

Melalui bincang media bertajuk ‘Big Data : Take a Peek in Your Data, Know Your Business’, Benni menjelaskan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi dalam implementasi big data di Indonesia adalah masalah keuangan.

“Banyak pihak belum mampu mengolah data dan bisa menghasilkan pendapatan baru dengan pemanfaatan teknologi big data. Hal ini karena dana menjadi pertimbangan,” kata Benni dalam acara yang digelar secara daring, Kamis (10/3/2022).

Benni juga menerangkan bahwa selain masalah keuangan, tantangan lain yang harus dihadapi bisnis dalam pemanfaatan big data adalah mengenai kecepatan data itu sendiri. Ia menuturkan bahwa tanpa kecepatan, ketersediaan dana, serta teknologi pendukung maka implementasi big data akan terasa sia-sia.

Sementara Pakar Teknologi Informasi Onno W. Purbo di kesempatan yang sama memaparkan, bahwa data elektronik memang sangat penting agar bisa dikelola serta diaplikasikan sesuai kebutuhan. Namun masalah terbesar yang dihadapi Indonesia adalah masih adanya penerapan penyimpanan data print out secara mayoritas, yang dinilai berbahaya.

Onno menyampaikan bahwa dalam pemanfaatan big data sendiri, yang dibutuhkan adalah data berbentuk digital dan bukan data fisik. Penyimpanan data fisik memiliki risiko yang lebih besar untuk disalahgunakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

“Nantinya, data digital bisa memakai teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, machine learning, untuk dilakukan analisis oleh data science supaya kita dapat melakukan pengaplikasian, prediksi, dan sebagainya,” jelas Onno.

Melalui acara ini, selain secara komprehensif membahas mengenai pentingnya pemanfaatan data secara efisien, Paques juga memperkenalkan Paques Query Language (PQL), bahasa pemrograman dengan keunggulan pada kecepatan dan kemudahan pengelolaan data.

PQL diklaim sebagai solusi yang dirancang untuk menghadapi pengelolaan data yang tidak efisien, menyediakan kecepatan dan kemudahan bagi pelaku bisnis untuk dapat mempercepat waktu pemasaran.

Memanfaatkan solusi ini, pengolahan data yang umumnya merupakan proses kompleks dapat dikerjakan hanya dengan satu platform yang memiliki performa tinggi dari Paques dengan PQL, yang disertai dengan Distributed Asynchronous Parallel Pipeline Processing, yang merupakan inti dari paques.

Bahasa pemrograman Paques ini pun memungkinkan pengguna yang tidak memiliki kemampuan coding untuk mengoperasikan Paques secara mudah dengan fitur drag-and-drop. Hal ini secara praktis dan signifikan kemudian dapat menyederhanakan proses data analytics pelaku bisnis.


Bagikan artikel ini