Mahasiswa Itera Kembangkan Alat Deteksi Kantuk Berbasis AI & IoT


Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengembangkan alat untuk mendeteksi kantuk pada pengemudi kendaraan berat. Alat ini berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan internet of things (IoT). Ketiga mahasiswa tersebut adalah David Setyawan, Dodi Josua Siregar, dan Lutfi Arazi.

“Alat yang dikembangkan sebagai tugas akhit mahasiswa ini secara umum berfungsi mendeteksi dan memberikan peringatan bagi pengemudi kendaraan berat yang mengantuk saat berkendara,” kata Lutfi Arazi di Bandarlampung, Kamis (3/6/2021).

Lutfi melanjutkan, berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan RI kasus kecelakaan kerja yang terjadi akibat kesalahan manusia mengalami kenaikan setiap tahunnya hingga mencapai 114.148 kasus. Salah satu penyebabnya, adalah mengantuk saat berkendara.

“Nah, alat yang kami bertiga buat ini akan berfungsi untuk memberikan peringatan suara melalui alarm kepada pengemudi dan menyampaikan notifikasi khusus ke bagian mandor tempat pengemudi bekerja. Ini juga merupakan upaya guna menekan angka kenaikan kasus kecelakaan kerja,” tutur Lutfi.

Ia kemudian memaparkan bahwa alat ini terdiri atas dua spesifikasi, dan keseluruhan sistemnya terdiri atas dua bagian yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Lutfi menyebutkan bahwa fitur dasar dari alat ini sendiri adalah memberikan suara sirene kepada pengemudi kendaraan ketika terdeteksi mengantuk.

Ketika pengemudi kendaraan berat terdeteksi mengantuk, selain memberikan sirene peringatan alat ini juga akan mengirimkan notifikasi ke mandor tempat pengemudi bekerja. Lalu sebagai pemrosesan, citra pengemudi oleh Raspberry pi 4 Model B akan dikirim ke database.

Alat ini pun, Lutfi menjelaskan, dilengkapi oleh beberapa fitur tambahan. Fitur tersebut berupa desain yang fleksibel sehingga tidak mengganggu penglihatan pengemudi, serta mudah untuk diimplementasikan pada kendaraan berat tanpa perlu mengubah sistem kendaraan tersebut.

Mandor pun dapat pula melihat data citra deteksi berupa tabel serta grafik pada website DETV, serta dapar pula melihat indikator baterai alat yang terpasang pada kendaraan berat tersebut untuk pemantauan.

“Karakteristik dari sistem ini, antara lain harus selalu terkoneksi dengan internet, dapat beroperasi pada intensitas cahay minimal 20 Lux, dan jarak deteksi maksimal 90 cm,” jelas Lutfi.

Alat pendeteksi kantuk rancangan tiga mahasiswa Itera ini pun tidak hanya ditujukan untuk tugas akhir. Alat ini juga lolos untuk pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021, dan bisa saja memiliki peluang berkembang lebih jauh.


Bagikan artikel ini